Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil tapi Mematikan, Berikut 5 Serangga Paling Berbahaya di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/nechaevkon
Nyamuk adalah serangga paling berbahaya di dunia.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Serangga adalah salah satu anggota kelas filum Arthropoda yang memiliki tubuh bersegmen, kaki bersendi, dan rangka luar.

Dalam pengertian populer, serangga biasanya mengacu pada hewan hama atau pembawa penyakit bagi manusia.

Baca juga: 6 Spesies Kadal Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya adalah Komodo


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangga-serangga berbahaya biasanya menjadi agen pembawa penyakit atau bahkan dapat membunuh melalui sengatan dan gigitan beracun.

Meski demikian, banyak juga serangga yang bermanfaat untuk manusia, seperti membantu menyerbuk tanaman, menghasilkan zat berguna, mengendalikan serangga hama lain, hingga berfungsi sebagai makanan bagi hewan lain.

Lantas, mana saja jenis serangga paling berbahaya di dunia?

Baca juga: 5 Jenis Ubur-ubur Paling Berbahaya di Dunia

Berikut ini adalah beberapa serangga yang dianggap paling berbahaya di dunia:

1. Nyamuk

Nyamuk (genus Anopheles) menjadi serangga paling mematikan di dunia karena memiliki dampak yang sangat besar, meski memiliki ukuran yang kecil.

Nyamuk bahkan bertanggung jawab atas banyak kematian manusia setiap tahunnya daripada hewan lain, sebut saja penyakit malaria.

Namun, sebenarnya bukan nyamuk itu sendiri yang mematikan, melainkan parasit, bakteri, dan virus yang mereka bawa dan tularkan melalui gigitannya.

Baca juga: Kasus Malaria di Medan Meningkat, Ini Beda Gejala Malaria dengan DBD

2. Lalat Tsetse

Lalat Tsetse (genus Glossina) termasuk serangga paling berbahaya karena ia membawa penyakit mematikan yang disebut sleeping sickness (penyakit tidur).

Seperti malaria, penyakit ini ditularkan melalui gigitan dan disebabkan oleh parasit bersel tunggal.

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala parah, kejang, dan gangguan siklus tidur. Jika tidak diobati, penyakit ini sering kali berakibat fatal.

Baca juga: 7 Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Ada yang Pernah Jadi Tempat Uji Coba Nuklir

3. Kutu

Kutu (genus Siphonaptera) mungkin merupakan contoh vektor penyakit yang paling terkenal dalam sejarah, dan beberapa di antaranya bisa cukup mematikan.

Ia menularkan wabah pes dari hewan pengerat yang menginfeksi manusia. Bahkan, kutu bertanggung jawab atas kematian lebih dari 25 juta orang di Eropa pada abad ke-14.

Kutu merupakan pembawa penyakit yang sangat efektif. Sehingga selama Perang Dunia II, tentara Jepang menggunakan kutu yang terinfeksi wabah dan disebar di kota-kota China.

Baca juga: China Temukan Virus Baru dari Kutu yang Menyerang Otak, Ini Gejalanya

4. Kissing bugs

Kissing bugs (subfamili Triatominae) termasuk serangga mematikan yang bertanggung jawab atas penyebaran penyakit Chagas.

Penyakit Chagas adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi.

Salah satu gejalanya biasanya adalah penyakit jantung, dan orang tersebut juga dapat mengalami masalah dengan saluran pencernaan dan sistem saraf mereka.

Penyakit Chagas menginfeksi sekitar 6–7 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 10.000 kematian per tahun.

Baca juga: Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

5. Ulat Lonomia obliqua

Ulat Lonomia obliqua atau dikenal juga sebagai assassin caterpillar (ulat pembunuh) mampu menyuntikkan racun melalui bulu duri pada tubuhnya.

Tubuhnya ditutupi duri yang mudah lepas dan dapat menembus kulit kemudian mengeluarkan racun yang mengganggu kemampuan darah untuk membeku.

Jika seseorang terkena cukup banyak duri dan racun dari ulat ini, dapat berakibat fatal karena organ-organ vital, termasuk otak, bisa mengalami pendarahan.

Gejalanya meliputi sensasi terbakar, muntah, gagal ginjal, pendarahan internal, dan dalam kasus yang jarang terjadi, mengakibatkan kematian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi