Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Peluang Kardinal Suharyo Jadi Paus, Sekjen KAJ: Kami Ingin Kembali ke Jakarta

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@humaskaj
Kardinal Ignatius Suharyo saat tiba di Vatikan sebelum konklaf pemilihan Paus digelar pada Rabu (7/5/2025).
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo tidak memiliki ambisi atau bertekad menjadi Paus.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Adi Prasojo yang saat ini mendampingi Kardinal Suharyo dari luar lokasi konklaf di Kapel Sistina, Vatikan.

Ia menambahkan, Kardinal Suharyo juga sudah memiliki sebuah pemikiran ketika tiba di Vatikan sebelum konklaf digelar.

Kardinal Suharyo hanya ingin segera kembali ke Jakarta setelah pemilihan Paus selesai digelar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gaya Sederhana Kardinal Suharyo, Bawa Tas Gratisan untuk Hadiri Konklaf

Alasannya, ia ingin kembali bertugas sebagai Uskup Agung Jakarta, bukan menjadi Paus.

"Artinya, beliau tidak punya ambisi sama sekali. Ya, pokokmya menyerahkan (kepada) tuntunan Roh Kudus," ujar Adi kepada Kompas.com, Kamis (8/5/2025).

Adi menambahkan, berbagai jurnalis dari media internasional, baik televisi maupun online, juga menanyakan, apakah Kardinal Suharyo bertekad menjadi Paus.

Mereka juga menanyakan siapa calon yang dominan dalam konklaf tahun ini, termasuk pengalaman Kardinal Suharyo dalam konklaf.

Baca juga: Konklaf Hari Pertama Tanpa Hasil, Mungkinkah Paus Terpilih Berasal dari Negara Non-Katolik?

Meski Bapa Kardinal memberi kesempatan kepada awak media untuk doorstop atau wawancara cegat, ia hanya menyampaikan apa yang perlu dikatakan.

Adi juga menuturkan, Kardinal Suharyo tetap menjaga kerahasiaan sidang walau pada saat itu konklaf belum dimulai.

"Bapa Kardinal itu malah menunjukkan menampilkan keramahtamahan yang khas Indonesia kepada siapapun, termasuk menjawah pertanyaan dari media apapun," kata Adi.

"Sementara para kardinal lain banyak yang tutup mulut atau tidak menjawah, jadi beliau selalu diincar media karena dianggap simpatik dan friendly," tambahnya.

Baca juga: Mengapa Konklaf Gunakan Asap Putih untuk Umumkan Paus Baru?

Mekanisme pemilihan Paus

Dilansir dari The Guardian, Selasa (6/5/2025), pemilihan Paus dalam konklaf digelar secara tertutup dan sangat rahasia.

Tahun ini, konklaf dihadiri oleh 133 kardinal berusia di bawah 80 tahun, termasuk dari negara-negara non-Katolik.

Setiap kardinal akan diberikan meja yang di atasnya terdapat pena dan setumpuk kertas suara dengan kata-kata eligo in summum pontificem yang dicetak di bagian atasnya.

Kalimat tersebut memiliki arti, "Saya memilih sebagai Paus tertinggi".

Setelah mengisi surat suara, kardinal akan melipat kertas menjadi dua dan menaruhnya di dalam guci perunggu.

Baca juga: Konklaf Dimulai Hari Ini, Berikut 5 Kardinal Terkuat Calon Paus Baru

Surat suara kemudian dihitung sebelum dimasukkan ke dalam jarum yang menusuk kata eligo ke dalam sebuah bundel.

Surat suara lalu dibakar di tungku. Jika tidak ada hasil, bahan kimia ditambahkan untuk membuat asap menjadi hitam.

Bila ada kandidat yang menang, bahan kimia tersebut mengubah asap menjadi putih yang menandakan Paus baru sudah terpilih.

Asap akan membumbung keluar melalui cerobong asap Kapel Sistina.

Ketika asap putih keluar, lonceng akan dibunyikan sebagai isyarat kepada umat yang menunggu di Lapangan Santo Petrus bahwa Paus baru sudah terpilih.

Pengumuman akan disampaikan dengan kalimat habemus papam yang artinya kita memiliki seorang Paus.

Baca juga: Konklaf Hari Pertama Belum Capai Kesepakatan, Pemilihan Paus Baru Disebut Sulit Diprediksi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi