Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Tuberkulosis, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi tuberkulosis (TBC).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang menyebabkan banyak kematian di dunia.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Jumat (2/8/2024), sebanyak 10,6 juta orang di dunia sakit karena TB dan sebanyak 1,3 juta orang meninggal karena TB.

Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang dua pertiga kasus TB di seluruh dunia dengan 1.060.000 kasus baru serta 134.000 kematian setiap tahun.

Mengapa penyakit ini menyerang banyak manusia? Seperti apa gejala dan faktor risikonya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut. 

Baca juga: Kemenkes RI Dukung Teknologi AI Dalam Negeri untuk Skrining TBC

Tuberkulosis dan penularannya

Dikutip dari CDC, tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit TB biasa menyerang organ paru-paru. Namun,TB juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti otak, ginjal, dan tulang belakang.

Penyakit ini menyebar melalui udara. Penyebaran dapat terjadi ketika seorang penderita batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi. 

Kuman yang tersebar pun dapat bertahan di udara selama beberapa jam, tergantung lingkungannya. Ruangan dengan sirkulasi udara buruk cenderung lebih mudah menyebar dan bertahan lebih lama.

Orang dengan penyakit TB kemungkinan besar menyebarkan kuman TB ke orang lain tanpa sadar.

Selain itu, orang yang menderita HIV/AIDS, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah memiliki risiko lebih tinggi tertular.

2 jenis penyakit TB

Dikutip dari CDC, terdapat dua jenis penyakit TB yang diderita oleh manusia.

Berikut penjelasan lebih lanjut.

Baca juga: Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

1. TB tidak aktif

TB tidak aktif atau infeksi TB laten terjadi ketika kuman TB hidup dalam tubuh manusia tanpa ada gejala apapun.

Orang yang menderita TB tidak aktif telah terinfeksi oleh kuman, namun tidak merasakan sakit atau gejala TB seperti yang ada pada gejala TB aktif.

TB jenis ini memang tidak dapat menular kepada orang lain. Namun, tanpa adanya pengobatan, orang dengan TB tidak aktif dapat berkembang menjadi TB aktif kapan saja. 

Penting untuk memiliki imun yang kuat agar sistem imun tersebut dapat menghentikan kuman untuk tumbuh.

Selain itu, pemeriksaan dini juga dapat membantu seseorang mendeteksi adanya penyakit TB.

Baca juga: Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

2. TB aktif

Jika kuman TB yang ada dalam tubuh menjadi aktif dan berkembang biak, orang tersebut telah mengidap penyakit TB aktif. 

Orang yang mengidap TB aktif akan merasakan gejala tertentu. Selain itu, mereka juga dapat menyebarkan kuman tersebut ke orang lain.

Penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak diobati. 

Baca juga: Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Buatan Bill Gates, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Gejala pada penyakit TB aktif

Dikutip dari CDC, berikut gejala yang dialami oleh penderita penyakit TB aktif.

  1. Batuk yang berlangsung lama (tiga minggu atau lebih)
  2. Batuk berdarah atau berdahak.
  3. Nyeri dada
  4. Mudah mengalami kelelahan
  5. Kehilangan selera makan
  6. Demam.

Baca juga: Saat Rencana Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia Mendapat Penolakan Warganet...

Faktor lain penyebab TB 

Dikutip dari CDC, terdapat faktor lain yang memungkinkan seseorang berisiko terkena penyakit TB. Berikut penjelasannya.

1. Seseorang yang lahir dan sering bepergian ke daerah rawan penyakit TB.

Beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika merupakan daerah yang rawan dengan penyakit TB.

2. Seseorang yang bekerja atau pernah tinggal di tempat dengan potensi penyebaran TB umum terjadi

Tempat umum yang dimaksud adalah rumah sakit, panti jompo, penjara, dan sebagainya. 

3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

Dikutip dari Mayo Clinic, seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah berpotensi terkena TB. Sistem kekebalan tubuh lemah disebabkan kompilasi penyakit lainnya atau sedang menjalani pengobatan.

Contoh penyakit lain meliputi HIV/AIDS, diabetes, ginjal, menjalani kemoterapi kanker, obat-obatan tertentu. 

Kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol pun berisiko penularan TB.

4. Bertemu atau melakukan kontak langsung dengan penderita TB 

Baca juga: Uji Coba Vaksin TBC Milik Bill Gates di Indonesia, Peneliti: Sudah Dijamin Aman

Jika Anda merasa pernah mengalami gejala penyakit atau faktor risiko seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Mayo Clinic, CDC
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi