KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura.
Sebagai gantinya, pemerintah akan mendatangkan BBM dari Amerika Serikat (AS) dan Timur Tengah.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pengalihan impor BBM dari Singapura bakal dilakukan secara bertahap dari 50-60 persen hingga benar-benar berhenti.
Namun, langkah tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, tetapi enam bulan lagi atau sekitar November 2025.
“Kami mulai berpikir bahwa kami akan mengimpor minyak dari negara lain, bukan dari negara itu (Singapura),” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (9/5/2025).
Lalu, apa alasan Indonesia akan menyetop impor BBM dari Singapura?
Baca juga: Harga BBM Pertamina Mei 2025 di Seluruh Indonesia, Cek Daftarnya
Apa alasan Indonesia akan menyetop impor BBM dari Singapura?
Bahlil menjelaskan, sejak ia menjabat sebagai Menteri ESDM, dirinya melakukan evaluasi terhadap produk-produk yang diimpor ke Indonesia, salah satunya BBM.
Berdasarkan hasil pengecekan, harga BBM yang didatangkan dari Singapura ternyata sama dengan Timur Tengah.
“Ya, kalau begitu kita mulai berpikir, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu (Singapura),” kata Bahlil, dikutip dari Kontan, Jumat (9/5/2025).
Bahlil menambahkan, Singapura seharusnya memberikan harga BBM yang lebih murah karena lokasinya berdekatan dengan Indonesia.
Ia juga menjelaskan, keputusan menyetop impor BBM dari Negeri Singa menyangkut persoalan geopolitik dan geoekonomi.
“Kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain,” ungkap Bahlil.
Baca juga: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2025
Apa langkah pemerintah untuk mengalihkan impor BBM?
Bahlil menuturkan, Pertamina sedang membangun dermaga-dermaga supaya kapal-kapal dapat menampung BBM yang diimpor dalam jumlah besar.
Sebabnya, BBM yang didatangkan dari Singapura selama ini diangkut oleh kapal-kapal berukuran kecil.
Terkait impor BBM dari AS, Bahlil menyampaikan, langkah ini ditempuh karena Indonesia sudah memiliki perjanjian dengan Negeri Paman Sam.
“Salah satu di antara yang kita tawarkan itu adalah, kita harus membeli beberapa produk dari mereka. Diantaranya adalah BBM, crude, dan LPG,” jelas Bahlil.
Baca juga: Kata Pertamina soal Pajak Beli BBM di Jakarta Sebesar 10 Persen
Bagaimana respons Pertamina?
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya siap menjalankan arahan dari pemerintah.
Meski begitu, Pertamina masih menunggu arahan resmi yang diberikan pemerintah.
Di sisi lain, perusahaan pelat merah tersebut bakal mengkaji aspek-aspek yang akan memengaruhi pengalihan impor BBM dari Singapura ke Timur Tengah dan AS.
“Sambil menunggu arahan resmi, kami juga akan mengkaji dan mensimulasikan seluruh aspek secara komprehensif, termasuk logistic cost-nya,” pungkas Fadjar dikutip dari Kompas.com, Minggu (11/5/2025).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.