KOMPAS.com - Imunisasi dan vaksinasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit tertentu.
Tujuannya adalah, ketika seseorang terpapar suatu penyakit, ia tidak akan sakit dan tertular atau hanya akan mengalami sakit ringan.
Baca juga: Mengapa Imunisasi Penting Dilakukan? Ini Manfaatnya
Imunisasi dan vaksinasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Sehingga beberapa orang sering kali menganggap keduanya sama.
Namun, faktanya vaksinasi dan imunisasi adalah dua hal yang berbeda meskipun merupakan satu kesatuan.
Lantas, apa perbedaan imunisasi dan vaksinasi?
Baca juga: Cara Cegah Penularan HMPV, Dokter: Pakai Masker dan Vaksinasi Saluran Napas
Perbedaan imunisasi dan vaksinasi
Perbedaan imunisasi dan vaksinasi terletak pada konsep dan mekanismenya.
Imunisasi menjadi suatu proses agar seseorang menjadi terlindungi dari suatu penyakit melalui vaksinasi dengan membangun imunitas atau perlindungan dari penyakit menular.
Vaksin adalah sesuatu yang digunakan untuk merangsang respon imun tubuh terhadap penyakit, yang kemudian menghasilkan perlindungan dari penyakit tersebut.
Baca juga: Respons Kemenkes soal Bayi di Sukabumi Meninggal Setelah Imunisasi 4 Jenis Vaksin
Vaksin menjadi salah satu instrumen dalam imunisasi, dan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh tersebut dikenal dengan istilah vaksinasi.
Sederhananya, imunisasi menjadi upaya pengebalan, sedangkan vaksinasi merupakan instrumen yang digunakan untuk upaya tersebut.
Imunisasi menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular dan membantu mengurangi penyebaran penyakit ke orang lain.
Ketika cukup banyak orang yang telah diimunisasi terhadap suatu penyakit, penyakit tersebut akan lebih sulit menyebar dan tidak menyebabkan wabah.
Baca juga: Rencana Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates di Indonesia, Apa Saja yang Perlu Diketahui?
Bagaimana cara kerja vaksin dan imunisasi?
Dikutip dari laman Britannica, imunisasi adalah proses di mana resistensi terhadap penyakit diperoleh atau diinduksi pada manusia, hewan, hingga.
Imunisasi dapat terjadi secara alami, baik terpapar secara tidak sengaja terhadap suatu patogen (agen penular), atau dapat dilakukan secara buatan melalui vaksin.
Dalam kedua kasus tersebut, imunisasi memberikan resistensi, atau kekebalan, terhadap patogen tertentu melalui protein antibodi yang ditargetkan untuk menghilangkan patogen tersebut dari tubuh.
Baca juga: Imunisasi Rotavirus Gratis Cegah Diare Akut pada Balita, Ini Caranya
Antibodi ini tidak bereaksi terhadap seluruh patogen tetapi hanya bereaksi terhadap bagian tertentu saja, yang disebut antigen.
Proses imunisasi untuk membuat seseorang kebal terhadap suatu penyakit, biasanya melalui pemberian vaksin.
Vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melindungi orang tersebut terhadap infeksi atau penyakit berikutnya.
Baca juga: Cegah Jadi Pandemi, Perlukah Vaksinasi Massal Mpox Seperti COVID-19?
Menurut laman BPOM AS (FDA), ketika virus atau bakteri penyebab penyakit menyerang tubuh, sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan untuk menyerangnya.
Vaksin bekerja dengan meniru patogen tersebut sehingga jika Anda terpapar oleh virus atau bakteri yang sebenarnya, sistem kekebalan tubuh dapat merespons dengan cepat.
Vaksin mengandung kuman atau virus yang sudah mati dan dilemahkan, sebagian berisi instruksi genetik untuk sel kekebalan untuk mengidentifikasi kuman.
Tujuan vaksinasi adalah untuk memastikan tersedianya sejumlah besar antibodi dan limfosit yang mampu bereaksi terhadap patogen atau toksin tertentu sebelum paparan terhadap patogen atau toksin tersebut terjadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.