Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu MBG di Bogor Mengandung E Coli dan Salmonella, Apa Dampaknya jika Dikonsumsi?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi bakteri Escherichia coli
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Menu makan bergizi gratis (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella.

Hal tersebut berdasarkan hasil uji sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor, Jawa Barat.

Sebelumnya, sebanyak 214 siswa di Kota Bogor mengalami keracunan setelah mengonsumsi MBG pada Rabu (7/5/2025).

Lantas, apa dampak mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri E. coli dan Salmonella?

Baca juga: Bakteri Penyebab Tipes Perlihatkan Tanda Makin Kebal Antibiotik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak bakteri E. coli dan Salmonella

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, Syifa Mustika mengatakan, bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella bisa menjadi indikator dari cemaran fekal dan buruknya sanitasi.

“Temuan ini merupakan hal yang serius karena kedua bakteri tersebut merupakan indikator dari cemaran fekal dan sanitasi yang buruk, serta berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, terutama infeksi saluran cerna,” kata Syifa saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

Menurutnya, bakter E. coli sebagian besar bersifat komensal, yakni tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan manusia.

Baca juga: Kasus Keracunan MBG Terus Terjadi, Ahli Gizi Ingatkan Prinsip Keamanan Pangan

Namun, beberapa strain patogen seperti E. coli O157:H7 dapat menyebabkan penyakit tertentu.

“Sementara itu, Salmonella hampir seluruhnya bersifat patogen, terutama menyerang pada saluran pencernaan manusia,” jelas dia.

Syifa menjelaskan, bakteri E. coli  menyebabkan beberapa penyakit, seperti diare ringan hingga berat, infeksi saluran kemih, sepsis (terutama pad akondisi berat), dan Hemolytic uremic syndrome (HUS) pada anak.

Untuk bakteri Salmonella, dapat menimbulkan sejumlah penyakit, misalnya gastroenteritis (diare, mual, muntah, dan demam), demam tifoid/paratifoid, serta bakteri dalam darah, khususnya pada individu dengan kondisi imun lemah.

Baca juga: Studi Baru Temukan Adanya Bakteri Baik di Dalam Kopi yang Menyehatkan Usus

Sumber cemaran bakteri E. coli dan Salmonella

Ia menjelaskan, dua bakteri itu umumnya dapat ditemukan pada saluran pencernaan manusia dan hewan atau pada tinja dan lingkungan yang tercemar.

Menurutnya, produk hewani seperti daging, telur, dan susu yang masih mentah juga dapat menjadi tempat tinggal dari bakteri tersebut.

Beberapa bakteri juga dapat masuk melalui kontaminasi silang dari tangan, serta peralatan atau permukaan benda yang tidak higienis.

“Pengolahan makanan yang tidak bersih juga dapat menjadi faktor munculnya bakteri tersebut,” ujarnya.

“Penyimpanan makanan pada suhu yang tidak sesuai juga dapat mengakibatkan munculnya bakteri E.coli dan salmonella,” sambungnya.

Baca juga: Bakteri Pemakan Daging Menyebabkan Ratusan Warga Australia Terjangkit Borok

Perlu adanya evaluasi dan pemeriksaan

Atas kasus ini, Syifa menyarankan perlunya evaluasi secara menyeluruh rantai pengolahan makanan, mulai dari bahan baku, proses pencucian, pengolahan, penyimpanan, hingga penyajian.

“Pastikan apakah semua sudah memenuhi standar keamanan pangan (food safety) atau belum,” tegasnya.

Ia menuturkan, seluruh petugas pengolah makanan juga perlu mendapatkan pelatihan ulang terkait kebersihan sanitasi makanan, termasuk penggunaan alat bersih dan pemisahan makanan mentah dengan matang.

Uji mikrobiologis secara berkala terhadap sampel makanan, air, dan peralatan juga perlu dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan.

Baca juga: Ramai soal Bakteri Resisten terhadap 21 Macam Antibiotik, Kok Bisa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi