KOMPAS.com - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 merupakan insiden yang penuh misteri yang terjadi pada 8 Maret 2014 silam.
Lebih dari satu dekade saat sebuah pesawat jet komersial itu dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing menghilang tanpa jejak dan hingga kini belum ditemukan.
Pesawat Boeing 777 yang membawa 227 penumpang dan 12 awak di dalamnya itu hilang di Samudra Hindia.
Insiden pesawat hilang ini memicu operasi pencarian besar-besaran yang mencakup wilayah luas, mulai dari Samudra Hindia di barat Australia hingga Asia Tengah.
Misteri di balik hilangnya pesawat ini menjadikannya salah satu insiden pesawat hilang paling terkenal dalam sejarah.
Salah satu yang paling disorot dalam insiden pesawat ini adalah kata-kata terakhir dari pilot MH370.
Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot Challenger STS-51L yang Meledak di Atas Atlantik Saat Siaran Live
Kata-kata terakhir pilot MH370
Dilansir dari Aljazeera (31/3/2014), proses pengungkapan kata-kata terakhir yang diucapkan pilot MH370 sempat menuai kontroversi.
Otoritas penerbangan sipil Malaysia sempat merevisi rilis rekaman komunikasi terakhir antara menara kontrol lalu lintas udara dan kokpit pesawat MH370 yang hilang.
Sebelumnya, pasca insiden tersebut, pihak berwenang Malaysia melaporkan kata-kata terakhir yang diucapkan pilot adalah "Baiklah, selamat malam," yang terkesan lebih santai.
Namun, beberapa waktu kemudian, pernyataan kata-kata terakhir pilot MH370 diubah menjadi "Selamat malam, Malaysia tiga tujuh nol."
Revisi terhadap pernyataan resmi mengenai kata-kata terakhir dari pesawat dilakukan karena otoritas Malaysia terus mendapat tekanan dan kritik tajam terkait penanganan kasus hilangnya pesawat.
Terutama dari keluarga penumpang asal China yang menuduh pemerintah Malaysia lalai dalam upaya pencarian serta tidak transparan dalam menyampaikan informasi.
Baca juga: Ramai soal Hilangnya Pesawat MH370 Terlihat di Satelit Spionase AS, Ini Kata Pengamat
Diketahui, dari total 227 penumpang pesawat MH370, sekitar dua pertiga di antaranya adalah warga China.
“Kami mengonfirmasi bahwa komunikasi terakhir dalam transkrip antara kokpit dan pengaturan lalu lintas udara terjadi pada pukul 01.19 waktu Malaysia, dengan kalimat, 'Selamat malam, Malaysia tiga tujuh nol,'” demikian pernyataan resmi dari Departemen Penerbangan Sipil.
Sebelumnya, pada tanggal 12 Maret 2014, empat hari setelah pesawat dinyatakan hilang, Duta Besar Malaysia untuk China menyampaikan kepada keluarga penumpang asal China di Beijing bahwa pernyataan terakhir yang terdengar dari kokpit adalah “Baiklah, selamat malam.”
“Selamat malam Malaysia tiga tujuh nol” akan menjadi ucapan penutup yang lebih formal dan baku dari kokpit Boeing 777, yang baru saja meninggalkan wilayah udara Malaysia dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Beberapa menit kemudian komunikasinya terputus, dan pesawat itu berbalik melintasi Malaysia dan menuju Samudra Hindia.
Koresponden transportasi BBC, Richard Westcott menyatakan, bahwa versi terbaru dari kata-kata terakhir tersebut terdengar lebih formal dan lebih sesuai dengan cara seorang pilot berbicara kepada pengatur lalu lintas udara, dibandingkan dengan kata-kata yang sebelumnya dilaporkan.
"Tidak jelas mengapa perubahan ini terjadi atau mengapa pihak berwenang membutuhkan waktu lama untuk menentukan hal ini," katanya, seperti dikutip dari BBC (1/4/2014).
Baca juga: Peneliti Deteksi Sinyal Baru yang Diduga dari Pesawat MH370, Akankah Segera Ditemukan?
Pencarian pesawat MH370 yang hilang
Selepas dinyatakan hilang, pesawat dan kapal dikerahkan mencari jejak penerbangan MH370 di lautan barat Perth, Australia.
Pada hari Selasa (11/3/2014), 10 pesawat dan sembilan kapal berpartisipasi dalam pencarian di area seluas 120.000 kilometer persegi.
Namun, cuaca rata-rata buruk dengan jarak pandang rendah menghambat proses pencarian.
Bukti dari sinyal "ping" satelit yang diterima setelah pesawat kehilangan kontak dengan kontrol lalu lintas udara dan radar digunakan untuk mengarahkan area pencarian.
Meskipun tim pencari telah menemukan benda yang mengapung, tidak ada yang dapat dipastikan berasal dari Boeing 777.
Tim pencari menggunakan alat yang disebut towed pinger locator (TPL) untuk menangkap sinyal ultrasonik dari perekam data penerbangan atau "kotak hitam".
Sinyal dari transkripsi penerbangan bertahan sekitar 30 hari.
Pihak Malaysia menyatakan bahwa pesawat tersebut, yang hilang kurang dari satu jam setelah lepas landas, kemungkinan besar telah secara sengaja dibelokkan dari rute aslinya.
Namun, para penyelidik belum menemukan motif yang jelas maupun pertanda mencurigakan dari 227 penumpang maupun 12 anggota kru.
Baca juga: 10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.