Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Siklus Musim di Planet Lain, Adakah yang Mirip Bumi?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/AlexLMX
Asal-usul nama planet di Tata Surya.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Sepanjang tahun, penduduk Bumi mengalami pergantian musim yang bisa dirasakan penduduknya.

Pada momen pergantian musim ini, tampilan Bumi pun berbeda-beda. Contohnya sebagian besar Indonesia yang tampak hijau saat musim hujan dan gersang pada musim kemarau. 

Indonesia sendiri hanya punya dua musim karena letaknya tepat di ekuator. Siklus musimnya pun dipengaruhi oleh angin yang berembus melintasi dua benua dan samudra yang mengapit negeri ini. 

Baca juga: Asal-usul Nama dari Seluruh Planet di Tata Surya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara semakin menjauhi ekuator, suatu wilayah semakin sering "berganti wajah" sesuai dengan musimnya.

Seperti diwarnai bunga warna-warni saat musim semi hingga diselimuti salju pada musim dingin.

Baik di ekuator atau pun negara sub tropis, siklus musim membentuk pola berulang setiap tahunnya.

Pergantian musim ini dipengaruhi oleh kedudukan Bumi terhadap Matahari dan juga kemiringan pada sumbunya. 

Seperti diketahui, Bumi bukan satu-satunya planet yang mengelilingi matahari dan berbentuk bulat sempurna di tata surya kita. Namun, apakah planet lain juga mengalami pola pergantian musim serupa?

Bagaimana siklus musim bisa terjadi?

Seperti Bumi, benda langit di tata surya seperti planet lain, planet katai, dan bulan-bulan juga mengalami siklus musiman. 

Dilansir dari Live Science, Senin (5/5/2025), para ahli berpendapat bahwa pola musim di planet lain dipengaruhi oleh kondisi unik mereka sendiri. 

Agar bisa membayangkan bagaimana planet lain mengalami siklus musim, maka perlu bercermin pada Bumi dan bagaimana planet ini mengalaminya. 

Untuk diketahui, Bumi memiliki sumbu rotasi miring sebesar 23,5 derajat yang menyebabkan perubahan musim seperti sekarang ini. 

"Bumi memiliki empat musim karena kemiringan sumbu rotasinya," kata astrofisikawan di Georgia Tech, Gongjie Li. 

Baca juga: Ada Fenomena Planet Sejajar pada 17 April 2025, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Lebih lanjut, profesor ilmu keplanetan Shane Byrne menjelaskan bagaimana musim ini sangat dipengaruhi oleh posisi Bumi terhadap matahari serta kemiringan sumbu rotasinya.

Sebagai penjelasakn, ketika Bumi berada di satu sisi matahari, posisi belahan bumi utara berharapan dengan matahari dan belahan bumi selatan berada di titik terjauhnya.

Enam bulan kemudian, belahan bumi selatan berpindah ke sudut yang lebih dekat dengan matahari. Sementara belahan bumi utara justru berada di sudut yang lebih jauh. 

Meskipun setiap permukaan Bumi mendapat "jatah" sinar matahari, ada pula bagian yang mengalami "kegelapan abadi" yakni di daerah kutub. 

Artinya, ada hari yang mengalami kegelapan selama 24 jam di wilayah kutub bumi. 

Bagaimana siklus musim di planet lain?

Sebagai pembanding paling mudah, Planet Mars memiliki sumbu kemiringan 25 derajat yang selisih sedikit dengan Bumi. 

Maka menurut Bryne, variasi musim di Planet Mars serupa dengan Bumi. 

"Sama seperti di Bumi, Anda memiliki kegelapan abadi dan siang abadi di daerah kutub, tergantung apakah Anda berada di musim dingin atau musim panas; lalu Anda bisa bergantian antara dua kondisi itu setiap setengah tahun," papar Bryne. 

Kendati punya pola yang mirip, musim dingin di Mars didominasi es karbon dioksida. Es kering ini membentuk retakan-retakan serupa jaring di permukaan planet.

Di sisi lain, beberapa planet di tata surya juga memiliki kemiringan sumbu yang berbeda. 

Byrne mengambil contoh Merkurius tidak memiliki kemiringan sama sekali, sehingga membuatnya "hampir tidak mengalami perubahan musim".

Baca juga: NASA Temukan Bukti Ada Dugaan Kehidupan di Planet Mars, Apa Wujudnya?

Ada pula planet lain seperti Uranus dengan kemiringan 90 derajat yang membuat musim di sana sangat ekstrem. 

Ketika musim panas, sinar matahari akan terus menerus menerangi satu sisi planet. Sedangkan pada musim dingin, hanya akan ada kegelapan abadi. 

Berikut gambaran musim di planet lain yang mengacu pada kemiringan sumbu rotasinya:

Mars

  • Kemiringan sumbu: 25 derajat (mirip Bumi).
  • Musim serupa dengan Bumi.
  • Es musim dingin: karbon dioksida (es kering), bukan air.
  • Permukaan bisa retak seperti jaring karena es karbon dioksida.

Merkurius

  • Tanpa kemiringan sumbu.
  • Nyaris tidak ada musim.

Uranus

  • Kemiringan: 90 derajat.
  • Musim sangat ekstrem:
    • Kutub bisa terkena sinar matahari terus-menerus di musim panas.
    • Sisi lain planet dalam kegelapan abadi di musim dingin.

Apakah sumbu kemiringan planet selalu stabil?

Lain halnya dengan Bumi yang punya sumbu kemiringan rotasi stabil, beberapa planet mengalami perubahan yang signifikan.

Planet tetangga kita, Mars, mempunyai kemiringan yang tidak selalu 25 derajat. Bryne mencatat bahwa dinamika iklim di Mars mengidikasikan perubahan kemiringan planet tersebut. 

Berdasarkan model dari jurnal Earth and Planetary Science Letters (2018), dijelaskan bahwa kemiringan Mars bervariasi antara 10 derajat hingga lebih dari 40 derajat selama miliaran tahun.

Perubahan kemiringan sumbu Mars itu menyebabkan fluktuasi ekstrem dalam siklus tahunan Planet Merah. 

"Jadi ini hampir seperti kebetulan bahwa saat ini kemiringannya mirip dengan Bumi," ujar Bryne.

Baca juga: Penelitian Terbaru Ungkap Alasan Mengapa Planet Mars Berwarna Merah

Apabila dibandingkan dengan Mars, Bumi ternyata cukup beruntung karena cenderung stabil. 

"Di Bumi, kita sangat beruntung, sumbu rotasi ini cukup stabil," tambah Li.

Karena kemiringan sumbunya jarang berubah, planet ini mengalami perubahan musim yang juga stabil selama ribuan tahun.

Kendati iklim secara umum berubah karena orbit Bumi yang elips membuatnya terkadang sangat jauh dan sangat dekat dengan matahari. 

Kestabilan musim di Bumi ini kemungkinan telah membantu munculnya kehidupan seperti sekarang.

Mengacu pada kemungkinan itu, para ilmuwan sepertinya sekarang sedang mempelajari kondisi planet dan perubahan musim di eksoplanet. 

Mereka mencari tahu apakah ada kehidupan di dunia yang jauh dan apakah ada keunikan seperti di Bumi. 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi