KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bogor melaporkan adanya temuan bakteri Salmonella dan E.coli pada menu makan siang gratis (MBG) belum lama ini.
Bakteri tersebut ditemukan pada telor ceplok yang dibumbui dengan barbeque.
"Ada juga tumis taoge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella," ujar Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, Senin (12/5/2025).
Ia menambahkan, dua bakteri ini ditemukan usai uji sampel terhadap sisa-sisa makanan yang dikonsumsi oleh sejumlah siswa setelah mengalami keracunan.
Berkaca dari kasus tersebut, apa saja tanda-tanda atau gejala seseorang terinfeksi bakteri Salmonella dan E. coli?
Baca juga: Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun
Gejala terinfeksi bakteri Salmonella dan E. coli
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam mengatakan, gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh Salmonela dan E. coli biasanya terkait dengan infeksi usus.
"Infeksi usus biasanya pasien datang dengan diare, kemudian kram usus, demam, dan kadang disertai mual, muntah," kata Ari saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/5/2025).
Ari mengatakan, setelah seseorang mengonsumsi makanan yang telah terinfeksi bakteri Salmonella atau E. coli, tubuh akan merespons dalam waktu tertentu.
Menurutnya, masa inkubasi bakteri E. coli rata-rata bisa 3-4 hari. Bahkan, gejala bisa muncul setelah satu hari hingga 10 hari infeksi.
Sementara, pada Salmonella, masa inkubasinya cenderung lebih cepat atau singkat.
"Pada Salmonella itu lebih cepat lagi, dalam beberapa jam setelah kita mengonsumsi makanan yang tercemar oleh Salmonella, kita sudah timbul diare, muntah-muntah, tifus, atau demam," jelas dia.
Dia menjelaskan, reaksi tifus dan demam terjadi karena adanya infeksi yang menyerang ketika sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah.
Baca juga: Kasus Keracunan MBG Terus Terjadi, Ahli Gizi Ingatkan Prinsip Keamanan Pangan
Sementara itu, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Syifa Mustika menyampaikan, ada perbedaan gejala antara orang yang terinfeksi Salmonella dengan E. coli.
Menurutnya, gejala seseorang yang terinfeksi Salmonella adalah diare (kadang berdarah), demam, nyeri perut dan kram, mual dan muntah, sakit kepala, dan malaise (rasa lelah umum).
Sementara, untuk gejala yang terjadi akibat infeksi E. coli bisa berupa diare ringan hingga berat dan sering berdarah, kram perut hebat, serta tidak selalu disertai demam.
"Pada kasus berat, dapat terjadi Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), terutama pada anak," ujarnya saat dihubungi secara terpisah, Selasa (13/5/2025).
"Pada kasus berat, gejalanya bisa anemia hemolitik, trombositopenia, dan gagal ginjal akut," lanjut dia.
Apabila sudah terlihat gejala Syifa menyarankan beberapa tindakan pertolongan pertamanya, yakni:
- Rehidrasi oral (ORS) sangat penting untuk mencegah dehidrasi
- Pantau tanda berat, seperti darah dalam tinja, demam tinggi, atau tanda gagal ginjal (urine berkurang, bengkak)
- Hindari antibiotik tanpa pemeriksaan, karena pada infeksi E. coli O157:H7, antibiotik justru dapat memperparah risiko HUS.
"Segera ke fasilitas kesehatan jika gejala berat, terjadi pada anak-anak, lansia, atau pasien imunokompromais," ucap Syifa.
Baca juga: Apa Itu Bakteri Salmonella, Bahaya dan Penyakit yang Ditimbulkan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.