KOMPAS.com - Hooded Pitohui (Pitohui dichrous) adalah salah satu dari beberapa burung beracun yang telah didokumentasikan di Papua Nugini.
Hooded Pitohui memiliki ciri khas dengan bulu hitam-oranye mencolok, dengan cakar dan paruh yang tajam. Nama hooded (bertudung) didapat dari pola bulu hitam pada kepalanya yang menyerupai kerudung.
Burung Hooded Pitohui diketahui membawa batrachotoxin, racun yang disebut lebih mematikan daripada sianida.
Baca juga: Spesies Burung Baru Ditemukan di Indonesia, Hidup di Kepulauan Babar
Batrachotoxin juga merupakan salah satu zat paling mematikan di dunia hewan. Zat racun tersebut sama dengan yang ditemukan pada katak panah beracun tertentu yang ada di belahan dunia lain.
Batrachotoxin dapat mengikat saluran ion natrium di sel saraf, otot, dan jantung, yang mengakibatkan mati rasa, kejang, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Namun, burung beracun mengandung racun yang jauh lebih sedikit daripada katak racun emas, yang mengandung cukup batrachotoxin untuk membunuh 10 pria dewasa.
Baca juga: Studi Temukan Bulu Ekor Burung Cendrawasih Indonesia Bercahaya Saat Kawin, untuk Apa?
Sejarah penemuan burung beracun Hooded Pitohui
Dilansir dari laman National Geographic, di musim panas 1989, seorang ahli burung Jack Dumbacher sedang dalam pelatihan di ekspedisi perdananya ke hutan hujan yang rimbun di Papua Nugini.
Pada suatu sore, ia melihat seekor burung aneh dengan bulu hitam-oranye terjerat dalam jaring kabutnya. Saat Dumbacher mencoba melepaskannya, hooded pitohui mencakarnya.
Dumbacher kemudian menempelkan luka itu ke bibirnya untuk menghentikan pendarahan. Namun mulutnya mulai terasa geli dan terbakar, lalu mati rasa, yang berlangsung hingga malam.
Baca juga: Dinyatakan Punah, Burung Prasejarah Ditemukan 50 Tahun Kemudian Berkat Jejak Kaki
Jack Dumbacher kemudian berkonsultasi dengan pemandu lokal dan diberitahu bahwa burung itu sangat dihindari oleh penduduk desa setempat.
Penasaran dengan hal itu, Dumbacher menghabiskan tahun berikutnya mengumpulkan sampel hooded pitohui dan mencari ahli kimia untuk meneliti racun burung tersebut.
Pada 1992, John Dumbacher dan rekan-rekannya mengumumkan temuan mereka tentang burung hooded pitohui yang diketahui membawa racun batrachotoxin.
Racun tersebut diyakini melindungi burung dari predator dan parasit. Namun, puluhan tahun setelah penemuan tersebut, masih banyak misteri tentang burung beracun di New Guinea.
Baca juga: Begini Cara Burung Bisa Sebabkan Pesawat Jatuh
Untuk itu, tim ilmuwan lain melanjutkan penelitian Dumbacher. Mereka adalah ahli ekologi Museum Sejarah Alam Swedia, Knud Jønsson dan ahli biologi evolusi Universitas Kopenhagen, Kasun Bodawatta.
Mereka Kemudian mengidentifikasi dua spesies burung beracun baru pada tahun 2023, dan berencana untuk mengunjungi Papua Nugini setiap tahun sampai 2028.
Mereka berharap dapat menjawab pertanyaan utama dari mana racun burung hooded pitohui tersebut berasal dan bagaimana tubuhnya bisa bertahan dengan racun tersebut.
Apa hewan paling beracun di dunia?
Dikutip dari laman Kompas.com (17/4/2021), berikut adalah beberapa hewan paling beracun di dunia.
1. Katak panah emas (Phyllobates terribilis)Katak panah emas adalah amfibi bertubuh kecil yang hanya dapat ditemukan di hutan hujan Kolombia barat.
Racun dari katak panah emas dapat membunuh ular Liophis epinephelus yang kebal racun dan membunuh 10 hingga 20 manusia sekaligus.
2. Ubur-ubur kotak Australia (Chironex fleckeri)Ubur-ubur kotak Australia adalah spesies ubur-ubur paling mematikan di dunia. Ia memiliki tentakel yang dilengkapi jutaan nematocyst yang siap menyuntikkan racun.
Sengatannya memberikan rasa sakit yang luar biasa, menyebabkan syok, kelumpuhan, bahkan serangan jantung. Tanpa penanganan dalam tiga menit, dapat menyebabkan kematian
Baca juga: 7 Laba-laba Paling Beracun di Dunia
3. Ular taipan pedalaman (Oxyuranus microlepidotus)Ular Taipan pedalaman termasuk spesies ular paling mematikan di dunia dan terkenal sangat agresif.
Satu tetes bisa ular ini dapat membunuh 100 orang dewasa. Bisanya dapat merusak otot, organ, dan saraf manusia melalui pembuluh darah.
4. Ikan buntal (Tetraodontidae)Ikan buntal memiliki racun tetrodotoksin yang disebut 1.200 kali lebih mematikan dari pada sianida.
Ikan Buntal dapat memproduksi racun tanpa penawar yang cukup untuk membunuh 30 orang dewasa.
Baca juga: 3 Jenis Ikan Paling Beracun, Tak Boleh Disantap Sembarangan
5. Kadal berkulit kasar (Taricha granulosa)Kadar berkulit kasar adalah spesies kadal yang memiliki kulit dengan tekstur kasar dan warna yang mencolok.
Hampir sama seperti ikan buntal, kadal berkulit kasar memiliki racun tetrodotoxin yang dapat membunuh 20 orang dewasa sekaligus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.