Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sedang Tulis Ulang Sejarah Indonesia, Apa Saja Muatannya?

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Soekarno membacakan naskah Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta pada 17 Agustus 1945.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan sedang menulis ulang sejarah Republik Indonesia (RI).

Penulisan ulang sejarah Indonesia akan menghasilkan narasi versi terbaru yang bakal dipublikasikan pada Minggu (17/8/2025).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, agenda tersebut melibatkan sejarawan yang dihimpun dari seluruh Indonesia, termasuk dari perguruan tinggi.

Ia menambahkan, pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk melakukan kajian dan penulisan, namun ia tidak ingat jumlah pastinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Jadi masing-masing (era) ada timnya, dibuat per buku, tentu tim itu disusun berdasarkan ahlinya,” ujar Fadli dikutip dari Antara, Senin (28/4/2025).

“Kita tidak menulis dari nol, sudah ada SNI tahun 1984, lalu ada Indonesia dalam arus sejarah tahun 2012, kita melanjutkan dan mendasarkan dari itu, dengan kajian-kajian,” tambahnya.

Lalu, apa saja muatan sejarah Indonesia yang ditulis ulang?

Baca juga: Pembantaian Dukun Santet 1998, Sejarah Kelam yang Kisahnya Kini Diangkat Menjadi Film

Apa saja muatan sejarah Indonesia yang ditulis ulang?

Ketua Tim Penulisan Sejarah RI Susanto Zuhdi mengatakan, penulisan ulang sejarah Indonesia \mencakup pengalaman jatuh-bangun bangsa, termasuk masa penjajahan.

“Ya, kan pengalaman bangsa ini kan jatuh bangun, ya kan, enggak ada yang bagus, yang buruk, ya sejarah itu kan cermin sebetulnya gitu,” ujar Susanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

“Ya kita harus jujur dengan sejarah kita kalau kita mau maju. Kita mau maju harus mempelajari sejarah kan apa pun sejarah yang pernah kita miliki gitu ya. Ini kan bangsa yang cerdas, bangsa yang pandai mengambil pelajaran dari sejarah, bukan begitu,” tambahnya.

Susanto menambahkan, penulisan ulang sejarah juga mencakup masa penjajahan di Indonesia, salah satunya ketika Belanda melakukan kolonialisme.

Di sisi lain, muatan yang ditulis ulang meliputi proses Indonesia merdeka hingga mempunyai pemerintahan sendiri, masa prasejarah, masa kini, budaya, kesenian, peninggalan sejarah, hingga fosil manusia zaman dahulu.

“Jadi, kita gambarkan itu, perjalanan migrasi mereka itu, dan yang ada di sini sudah menetap di sini, jadi interaksi silang budaya kira-kira begitu ya, dari manusia yang membentuk kita sekarang ini,” jelas Susanto.

“Jadi, kita mencari asal-usul dan memberikan penggambaran ya identitas kita sebagai bangsa, sejak awal tadi itu sampai masa kontemporer,” tambahnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sukhoi Superjet 100 Tabrak Gunung Salak, Tak Ada yang Selamat

Berapa sejarawan yang terlibat dalam penulisan ulang sejarah Indonesia?

Susanto menjelaskan, agenda menulis ulang sejarah Indonesia sebenarnya sudah dibahas sejak Januari 2025.

Ia menyampaikan, proses tersebut sudah berjalan sekitar lima bulan.

“Ada 113 atau 117 ya, hampir 120 lah (sejarawan yang terlibat penulisan ulang sejarah Indonesia),” jelas Susanto dikutip dari Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

Dalam prosesnya, Susanto selaku ahli di bidang sejarah maritim dan nasional akan didampingi oleh dua sejarawan lain sebagai editor umum.

Dua sejarawan tersebut adalah Guru Besar dari Universitas Diponegoro (Undip) Singgih Tri Sulistiyono dan Guru Besar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jajat Burhanuddin.

“Waktu bulan Januari itu kita merumuskan kerangka acuan, ya kami bertiga, kami ini editor umum, jadi tidak hanya saya sendiri, jadi sebetulnya ada editor umum, Prof Singgih Tri Sulistiyono, dari Undip itu, kemudian Prof Jajat Burhanuddin itu dari UIN Ciputat,” terang Susanto.

Baca juga: Sejarah Penggunaan Asap Hitam-Putih Saat Konklaf, Sudah Dimulai sejak 1274

Berapa jilid sejarah Indonesia yang ditulis ulang?

Susanto mengatakan, penulisan ulang sejarah Indonesia akan dimuat dalam sepuluh jilid buku sejarah versi terbaru.

Namun, ia meminta publik untuk menunggu hasil penulisan ulang sejarah Indonesia karena masih berproses.

“Jadi itu kami merumuskan kerangka acuannya, garis besarnya, kemudian diberikan ke 20 editor jilid, karena ada sepuluh jilid yang akan ditulis, nah itu mereka lalu merumuskan lagi, terus ya on going process, sampai sekarang ya sudah 60-70 persen,” imbuh Susanto.

"Ya nanti tunggu saja apa yang enggak akan kita tulis gitu," tambahnya.

Baca juga: Sejarah Kapel Sistina yang Menjadi Lokasi Konklaf Pemilihan Paus Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi