KOMPAS.com - Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja, termasuk anak muda.
Umumnya, penyakit jantung berhubungan dengan kolesterol, kadar gula darah, hingga penyumbatan pembuluh darah.
Mengingat penyakit ini tak kenal usia, menjaga pola makan dan asupan gula bisa dimulai sejak dini.
Menurut sebuah studi dari jurnal Diabetes Care (2025), gula darah berlebihan pada remaja dapat memicu penyakit jantung lebih cepat pada usia 20-an.
Para peneliti menemukan bahwa kadar gula darah tinggi antara usia 17 hingga 24 tahun memiliki risiko tiga kali lipat lebih besar mengalami kondisi left ventricular hypertrophy (pembesaran dinding jantung sebelah kiri).
Left ventricular hypertrophy disebabkan oleh dinding bagian dalam jantung yang menebal akibat organ tersebut dipaksa bekerja terlalu keras.
Baca juga: 5 Kelompok yang Lebih Berisiko Alami Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung
Sebagai akibatnya, jantung mengalami penurunan fungsi organ dan kemampuannya memompa darah berkurang.
Selain itu, remaja dengan resistensi insulin juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
"Bahkan remaja dan orang muda yang terlihat sehat dan memiliki berat badan normal bisa jadi dalam jalur menuju penyakit jantung, jika mereka punya kadar gula darah tinggi dan resistensi insulin," kata peneliti utama, dr. Andrew Agbaje dari Universitas of Eastern Finland.
Selain itu, para peneliti juga berpendapat, gula dapat merusak jantung perempuan lima kali lebih cepat dibanding laki-laki.
"Yang mengejutkan, kami menemukan bahwa gula darah tinggi bisa merusak jantung perempuan lima kali lebih cepat dibanding laki-laki. Jadi, perhatian khusus perlu diberikan kepada remaja perempuan untuk pencegahan," sambung Agbaje.
Lantas, bagaimana gula darah berpengaruh pada kondisi jantung?
Baca juga: Tekanan Darah Tinggi 180/120 MmHg, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Dokter…
Pengaruh gula darah terhadap kinerja jantung
Dilansir dari Health Day, Rabu (7/5/2025), studi ini melacak hampir 1.600 anak yang terlibat dalam proyek penelitian "Children of the 90s" dari Bristol University.
Proyek ini mengukur kesehatan jantung anak-anak saat berusia 17 hingga 24 tahun. Kemudian, peneliti mengambil sampel darah untuk memeriksa kadar gula dan resistensi insulin.
Dalam studi ini, peneliti membagi batasan kadar gula darah menjadi dua.
Standar pertama berdasarkan American Diabetes Association (ADA) sebesar 5,6 mmol/L atau 100 mg/dL ke atas.
Sementara, standar lain menetapkan kadar gula darah tinggi apabila berada di angka 6,1 mmol/L atau 110 mg/dL ke atas.
Baca juga: Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Malam Hari yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Setelah sampel darah diperiksa, mereka menemukan risiko penyakit jantung mengalami peningkatan pada remaja dengan kadar gula darah tinggi menurut standar ADA.
Para peneliti menyimpulkan, persentase remaja dengan gula darah tinggi menurut standar ADA sebesar 6 persen saat berusia 17 tahun. Angka tersebut naik menjadi 27 persen setelah mereka menginjak usia 24 tahun.
Dengan standar yang lebih umum, mereka menemukan persentase kadar gula tinggi pada 1 persen remaja di usia 17 tahun dan naik menjadi hampir 6 persen saat 24 tahun.
Setelah dilakukan penelitian, hasilnya menunjukkan beberapa temuan berikut:
- Gula darah tinggi menurut standar ADA meningkatkan risiko ukuran jantung membesar hingga 47 persen
- Kadar gula darah tinggi pada skala lebih longgar meningkatkan risiko pembesaran jantung hingga tiga kali lipat
- Tingginya kadar gula darah menyebabkan otot jantung jadi lebih kaku, mengganggu fungsi jantung, dan meningkatkan tekanan aliran darah ke jantung
- Kondisi resistensi insulin meningkatkan risiko kerusakan jantung dini sebesar 10 persen.
Baca juga: Tanda-tanda Gula Darah Tinggi di Pagi Hari yang Jarang Disadari, Jangan Disepelekan
Apabila penelitian terdahulu melihat dampak kadar gular darah sejak tinggi terhadap kondisi jantung di usia paruh baya, studi ini berfokus pada usia muda.
Diketahui, semakin muda seseorang didiagnosis diabetes tipe 2, akan semakin cepat mengalami komplikasi jika tidak mengendalikan gula darah.
"Dalam studi ini, kami menemukan bahwa dua pertiga dari efek resistensi insulin terhadap pembesaran jantung berlebihan disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh," ujar Agbaje.
Berdasarkan penelitiannya yang hanya mengambil rentang 7 tahun, Agbaje dan tim berpendapat, menjaga gaya hidup sehat sejak tinggi penting untuk anak muda.
Ia menekankan kondisi ketika para remaja sudah mulai hidup mandiri atau jauh dari keluarga.
"Peningkatan lima kali lipat jumlah remaja dengan pradiabetes dalam 7 tahun menunjukkan pentingnya menjaga gaya hidup sehat dan pola makan, terutama setelah mereka mulai hidup mandiri dari keluarga," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.