Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop NASA Menangkap Gambar Aurora di Planet Jupiter, Seperti Apa Penampakannya?

Baca di App
Lihat Foto
Tim NASA, ESA, CSA, Jupiter ERS; Ricardo Hueso & Judy Schmidt
Citra gabungan Jupiter yang diambil oleh NIRCam JWST, memperlihatkan cincin planet dan dua bulannya, Amalthea dan Adrastea. Cahaya biru di sekitar kutub Jupiter adalah aurora.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Para ilmuwan berhasil mendapatkan penampakan aurora di planet Jupiter menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA.

Mereka juga mengombinasikannya dengan bantuan pengamatan ultraviolet Teleskop Luar Angkasa Hubble secara simultan.

Baca juga: Studi: Aurora Bawa Arus Listrik yang Picu Gangguan Magnetik di Bumi

Dilansir dari laman Space.com, pakar aurora planet Jonathan Nichols dan rekan-rekannya mengarahkan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) ke Jupiter pada 25 Desember 2023 dan menangkap aurora yang menghiasi kutub utara planet itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layaknya aurora di Bumi, aurora Jupiter terbentuk ketika partikel berenergi tinggi yang tertiup dari matahari mencapai atmosfer planet dan disalurkan ke kutubnya oleh medan magnet.

Namun, yang unik dari Jupiter adalah partikel yang dikeluarkan dari gunung berapi di bulan Jupiter, Io, dapat mengalami proses yang sama.

Baca juga: Apa Itu Aurora Borealis? Berikut Pengertian dan Penyebab Terjadinya Fenomena Tersebut

Aurora di Jupiter juga memiliki perbedaan utama dengan aurora di Bumi, yakni aurora Jupiter bersinar ratusan kali lebih terang daripada di Bumi.

Dengan menggunakan instrumen NIRCam (Kamera Inframerah Dekat) teleskop James Webb dan sensor ultraviolet pada Teleskop Hubble, Nichols dan timnya dapat menangkap detail baru dalam aurora Jupiter yang berderak.

Baca juga: NASA Teliti 4 Eksoplanet Terbentuk Serupa Jupiter dan Saturnus

Penampakan aurora planet Jupiter

Berikut penampakan aurora di planet Jupiter yang didapatkan oleh penelitian Nicholas dan rekan-rekannya:

gambar 1:
Pengamatan aurora Jupiter ini diambil dengan NIRCam (Near-Infrared Camera) JWST pada 25 Desember 2023 dan menangkap detail baru terkait aurora tersebut.

Gambar di sebelah kanan, yang awalnya diterbitkan pada tahun 2023, memperlihatkan planet Jupiter untuk menunjukkan lokasi aurora yang diamati.

gambar 2:
Pengamatan aurora Jupiter ini, yang diambil dengan NIRCam (Kamera Inframerah Dekat) JWST pada 25 Desember 2023, menangkap detail baru aurora di planet terbesar di tata surya.

gambar 3:
Citra gabungan Jupiter yang diambil oleh NIRCam JWST, memperlihatkan cincin planet dan dua bulannya, Amalthea dan Adrastea. Cahaya biru di sekitar kutub Jupiter adalah aurora.

Baca juga: Bagaimana Fenomena Aurora Terbentuk dan Menghasilkan Tirai Cahaya Berwarna-warni?

Teleskop Luar Angkasa James Webb sebelumnya juga pernah menangkap aurora Jupiter pada tahun 2022, mengamati cahayanya di ketinggian di kutub raksasa gas tersebut.

Gambar tersebut juga memperlihatkan cincin samar di sekitar Jupiter dan dua bulannya yang lebih kecil, Amalthea dan Adrastea.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nichols dan rekan-rekannya diterbitkan pada 12 Mei di jurnal Nature Communications.

Mereka berencana untuk terus mempelajari fenomena ini menggunakan Hubble dan JWST untuk mencoba dan lebih memahami bagaimana dugaan kombinasi partikel tersebut dapat mencapai atmosfer Jupiter.

Baca juga: Tim Perancis Berencana Menetaskan Telur Ikan di Luar Angkasa untuk Makanan Astronot

Apa itu aurora?

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit, bergerak dengan lembut, dan dapat berubah bentuk seperti tirai yang tertiup.

Aurora umumnya hanya dapat terlihat pada malam hari dan biasanya hanya muncul di daerah kutub yang lebih rendah.

Dilansir dari laman National Geographic, aktivitas yang menciptakan aurora dimulai dari matahari, yang memiliki ion atau partikel bermuatan listrik. Ion yang terus mengalir dari permukaan matahari disebut solar wind (angin matahari).

Baca juga: Apakah Fenomena Aurora Bisa Terjadi di Planet Lain? Berikut Penjelasannya

Saat angin matahari mendekati Bumi, ia bertemu dengan medan magnet yang melindungi planet bumi. Sebagian besar angin matahari diblokir oleh magnetosfer.

Meskipun berhasil diblokir, beberapa ion hanya terperangkap sesaat di area penahan berbentuk cincin di sekitar planet, yakni di wilayah ionosfer yang berpusat di sekitar kutub geomagnetik bumi.

Di ionosfer, ion angin matahari bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen yang berasal dari atmosfer bumi.

Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!

Energi yang dilepaskan selama tabrakan ini menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub, cahaya tersebut yang kemudian dikenal sebagai aurora.

Aurora terlihat hampir setiap malam di dekat Lingkaran Arktik dan Antartika, yang berada sekitar 66,5 derajat di utara dan selatan Khatulistiwa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi