Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Terlalu Sering Menonton Video Pendek di Medsos Bisa Menyebabkan "Brain Rot"?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK
Ilustrasi screen time anak menonton video di media sosial yang berpotensi menyebabkan brain rot
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial X memperlihatkan seorang ibu muda yang memberikan informasi soal bahaya screen time terhadap anak.

Screen time adalah istilah yang merujuk pada jumlah waktu yang dihabiskan untuk menatap layar perangkat elektronik, seperti smartphone, tablet, komputer, atau televisi.

Dalam unggahan @tentanganak*** pada Rabu (14/5/2025), sang ibu mengaku baru menyadari bahwa tontonan video yang jauh dari realita justru dapat merusak otak anak atau menyebabkan brain rot, terutama untuk anak berusia di bawah 6 tahun.

Video yang dimaksud oleh ibu muda tersebut yakni video AI "tung tung tung sahur" dan "balerina cappuccina".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waspada stimulasi otak anak yg berlebihan akibat algoritma TikTok ‘TikTok Brains’ atau ‘Popcorn Brains’. Ternyata dopamine rush bisa terjadi ketika kita menonton video pendek terus menerus. Hormon ini adalah hormon ‘reward system’ yg bisa menyebabkan kita ketagihan," tulis narasi unggahan tersebut.

Lantas, apa itu brain rot? Dan benarkah terlalu banyak menonton video pendek di medsos memicu brain rot?

Baca juga: 12 Kebiasaan Ini Dapat Mencegah Brain Rot, Apa Saja?

Menonton video pendek berlebihan bisa memicu brain rot

Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal menjelaskan, brain rot secara harfiah diartikan sebagai pembusukan otak. 

Dalam konteks era digital saat ini, brain rot adalah istilah online yang menjadi tren di kalangan Gen Z dan Alpha. 

"Brain rot diartikan sebagai konsumsi seseorang terhadap konten-konten yang berkualitas rendah di internet secara berlebihan. Konsumsi material online yang berlebihan diprediksi memengaruhi kesehatan kognitif dan mental," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (15/5/2025).

Ia menjelaskan, dalam konteks saat ini, di mana video pendek semakin marak beredar di dunia maya, kondisi ini berpotensi menjerat anak ke dalam pola konsumsi berulang yang membuat mereka terlena.

Hingga akhirnya, screen time membuat anak mengabaikan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar atau kegiatan yang lebih produktif lainnya.

Menurut Danti, menonton video pendek berlebihan memang berpotensi menyebabkan anak mengalami brain rot.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi video pendek secara berlebihan dapat melemahkan kemampuan fokus dan berdampak negatif pada konsentrasi seseorang," jelas Danti.

Baca juga: Arti Brain Rot, Gangguan Mental akibat Medsos yang Jadi Oxford Word of The Year 2024

Berapa screen time anak yang disarankan?

Danti mengaku prihatin dengan kondisi saat ini, saat banyak orangtua yang membiarkan sang anak menonton video pendek di ponsel hanya agar anak bisa menjadi tenang.

Dia menyarankan penggunaan media sosial atau waktu screen time untuk anak sebaiknya tidak lebih dari 1-1,5 jam sehari.

"Pakar menyarankan penggunaan media sosial sebaiknya tidak lebih dari 1-1,5 jam sehari," papar Danti.

Danti juga memberikan tips kepada orangtua yang ingin membatasi screen time anak agar terhindar dari brain rot.

Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi screen time anak:

Baca juga: Cara Jaga Screen Time Anak Berdasarkan PP Tunas 2025

1. Mulai meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari video pendek

Hasil-hasil penelitian tentang dampak-dampak buruk kebiasaan menonton video pendek semakin menguatkan bahwa kebiasaan tersebut perlu dikurangi.

Hal tersebut akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya usaha untuk melakukan kontrol diri dan mengurangi konsumsi video pendek.

2. Mengganti kegiatan menonton video pendek

Ganti kegiatan menonton video pendek dengan kegiatan positif seperti membaca buku, berolahraga, atau mempelajari keterampilan baru.

Selain mengurangi screen time, hal tersebut juga dapat membangun kebiasaan-kebiasaan positif lainnya dibandingkan dengan menonton video pendek.

Baca juga: Benarkah No Screen Time Bikin Anak Tidak Mudah Tantrum? Ini Kata Ahli

3. Batasi waktu penggunaan media sosial

Pembatasan waktu penggunaan media sosial yang menyediakan konten-konten video pendek dapat membantu mengurangi efek dari menonton video pendek secara berlebihan.

Hal tersebut dapat dibantu menggunakan aplikasi yang dapat membatasi akses terhadap aplikasi media sosial. 

Selain akan mengurangi screen time dari aktivitas menonton video pendek, hal tersebut juga akan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi