KOMPAS.com - Perusahaan ritel besar pemilik jaringan minimarket Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), secara resmi mengakuisisi kepemilikan atas PT Lancar Wiguna Sejahtera, pemegang lisensi waralaba Lawson di Indonesia.
Dalam transaksi ini, AMRT membeli sebanyak 1.484.855.160 saham dari PT Lancar Wiguna Sejahtera senilai Rp 200,45 miliar dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/5/2025), MIDI memiliki hubungan kepemilikan dengan Djoko Susanto, konglomerat di balik jaringan minimarket Alfamart.
Alfamart, atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), merupakan perusahaan induk dari MIDI. Operasional Lawson di Indonesia dijalankan oleh PT Lancar Wiguna Sejahtera, anak perusahaan dari MIDI.
Dengan langkah akuisisi yang dilakukan oleh AMRT, maka pemilik Lawson Indonesia kini langsung berada di bawah kendali AMRT.
Sebelumnya Lawson hanya berstatus sebagai cucu usaha, namun setelah akuisisi, statusnya langsung naik menjadi anak perusahaan.
Lantas, siapakah konglomerat di balik jaringan Alfamart bernama Djoko Susanto?
Baca juga: Cara Bayar BPJS Kesehatan di Alfamart dan Indomaret dengan Mudah
Profil Djoko Susanto
Dilansir dari Kompas.com, Senin (12/5/2025, Djoko Susanto merupakan pemilik Alfamart.
Alfamart berdiri pada tahun 1989, diawali dengan pendirian PT Alfa Mitramart Utama oleh Djoko Susanto, seorang pebisnis ritel asal Jakarta.
Pada awal operasinya, perusahaan ini fokus pada aktivitas distribusi dan usaha grosir.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1999 ketika Alfamart meluncurkan gerai minimarket pertamanya di Karawaci, Tangerang, Banten, dengan mengusung konsep ritel modern yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok dan harian.
Sejak saat itu, Alfamart mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dari satu gerai pada akhir tahun 1990-an, kini jaringan minimarket tersebut meluas dan telah berekspansi ke Filipina.
Baca juga: Cara Berjualan di Depan Teras Alfamart, Ini Syarat dan Harga Sewanya
Djoko Susanto sendiri berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Kedua orangtuanya berprofesi sebagai pedagang kelontong yang menjajakan berbagai kebutuhan harian di pasar tradisional Jakarta.
Sejak usia Belia, Djoko sudah terlibat dalam kegiatan berdagang bersama orang tuanya, yang secara tidak langsung membentuk skill bisnisnya.
Menariknya, dia pernah berhenti pendidikannya demi membantu usaha keluarga. Namun, justru dari pengalaman langsung di lapangan itulah Djoko memperoleh banyak pelajaran berharga mengenai dunia usaha.
Ketika menginjak usia remaja, Djoko memulai bisnis mandiri dengan membuka kios rokok kecil di Pasar Arjuna, Jakarta.
Berkat ketekunan dan kemampuannya dalam memahami kebutuhan pasar, usaha tersebut berkembang pesat.
Kesuksesannya dalam mempublikasikan rokok membuat banyak pihak memperhatikannya, termasuk distributor besar Putera Sampoerna, bos besar perusahaan rokok PT HM Sampoerna.
Baca juga: Pencuri Alfamart Ditangkap, Curi Parfum dan Sabun untuk Beli Susu Anak
Bagaimana Alfamart bisa tumbuh besar?
Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (12/5/2025), langkah besar dalam perjalanan bisnis Djoko Susanto terjadi ketika dia menjalin kerja sama strategis dengan Putera Sampoerna.
Dukungan pendanaan dari Sampoerna memungkinkan Djoko mengembangkan usaha toko grosirnya.
Kolaborasi ini melahirkan jaringan ritel yang kemudian dikenal sebagai Alfa Toko Gudang Rabat (ATGR), yang menjadi cikal bakal dari Alfamart.
Pada tahun 1999, Djoko bersama Grup Sampoerna mendirikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, perusahaan yang menjadi pengelola jaringan minimarket Alfamart.
Fokus utama mereka adalah menyediakan kebutuhan pokok bagi masyarakat kelas menengah ke bawah melalui toko-toko yang mudah diakses.
Ketika Sampoerna Group menjual bisnis rokoknya ke Philip Morris pada awal tahun 2000-an, Djoko mengambil langkah strategis dengan membeli kembali saham yang dimiliki oleh Sampoerna, sehingga ia menjadi pemegang saham mayoritas di Alfamart.
Berkat strategi ekspansi yang agresif, sistem waralaba yang efisien, Alfamart berkembang sangat pesat.
Bahkan menjadi salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Baca juga: Indomaret dan Alfamart Pastikan Tetap Gunakan PPN 11 Persen
Harta kekayaan Djoko Susanto
Sebagai pengusaha ritel paling sukses di Indonesia, Djoko Susanto memiliki jaringan minimarket Alfamart yang saat ini memiliki lebih dari 17.000 gerai di seluruh Indonesia dan lebih dari 1400 toko di Filipina.
Dengan total sumber daya tersebut, Djoko Susanto menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/5/2025), saat ini kekayaan Djoko Susanto mencapai 3,5 miliar dollar AS, setara dengan Rp 57,96 triliun (asumsi kurs Rp16.561 per dollar AS).
Sedangkan menurut pemberitaan Kompas.com (6/2/1015), pada awal Februari lalu, Djoko Susanto duduk di peringkat ke-10 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan 4 miliar dollar AS atau setara Rp 64 triliun per Rabu (29/1/2025), dan 4,2 miliar dollar AS atau setara Rp Rp 68 triliun per Rabu (5/2/2025).
(Sumber: Kompas.com/ Penulis: Muhammad Idris, Nur Jamal Shaid, Yefta Christopherus Asia Sanjaya)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.