KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka mengumumkan akan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan raya.
Menteri Perhubungan Sri Lanka, Bimal Rathnayaka pada Rabu (14/5/2025) membeberkan, teknologi AI bakal dipakai untuk memantau pengemudi yang lelah dan mencegah mereka tertidur.
Sebagaimana dilansir The Week, Pemerintah Sri Lanka mengeluarkan rencana tersebut tidak lama setelah terjadi kecelakaan bus tragis yang menewaskan 23 orang pada Minggu (11/5/2025).
Negara di Asia Selatan ini bagaimanapun telah mencatatkan rata-rata 3.000 kematian per tahun di jalan raya. Sri Lanka juga dikenal memiliki beberapa jalan paling berbahaya di dunia.
Baca juga: Kata Media Asing soal Kecelakaan Bus ALS, Soroti Standar Keselamatan dan Infrastruktur yang Buruk
Langkah pemerintah Sri Lanka meningkatkan keamanan lalu lintas
Rathnayake membeberkan, sistem pemantauan pengemudi berbasis AI rencannya akan dipasang lebih dulu di semua bus mulai tahun depan. Setelah itu, akan diterapkan juga pada truk jarak jauh.
"Manusiawi jika pengemudi mengantuk karena kelelahan. Yang perlu dicegah, mereka mengantuk tapi tetap mengemudi," katanya.
Dia menambahkan, izin rute untuk layanan transportasi penumpang di masa depan akan bergantung pada kemampuan operator untuk menggunakan teknologi semacam itu guna memantau kondisi fisik pengemudi.
Selain itu, Pemerintah Sri Lanka juga akan mewajibkan penggunaan sabuk pengaman di transportasi umum mulai Juni.
"Untuk mendidik pengendara untuk mengembangkan budaya berkendara yang lebih baik dan meningkatkan standar keselamatan," ujarnya.
Pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan juga merekomendasikan beberapa langkah pencegahan kecelakaan.
Salah satunya dengan melakukan program inspeksi teknis pra-perjalanan untuk semua bus penumpang jarak jauh.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus ALS Hari Ini di Padang Panjang, 12 Orang Tewas
Kecelakaan bus di tepi tebing pada hari Minggu
Dikutup dari CNA, tekad Pemerintah Sri Lanka meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan memanfaatkan AI dilakukan setelah terjadinya kecelakaan bus yang membawa 77 peziarah Buddha.
Dilaporkan, bus negara yang membawa penumpang sedikit lebih banyak dari kapasitasnya tersebut jatuh ke jurang di wilayah pegunungan Kotmale.
Rathnayake mengatakan, penyebab kecelakaan tersebut masih diselidiki. Yang jelas, kecelakaan telah membuat 23 orang tewas dan 54 penumpang lainnya terluka sehingga perlu dirawat di rumah sakit.
Kecelakaan di jalan tepi tebing tersebut merupakan kecelakaan paling mematikan yang tercatat di Sri Lanka sejak April 2005.
Pada Maret 2021, tercatat kecelakaan serupa yang menewaskan 13 penumpang dan pengemudi.
Bus tersebut menabrak jurang di Pasarra yang berlokasi sekitar 100 km di timur lokasi kecelakaan terbaru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.