KOMPAS.com - Pernahkah Anda buang air kecil di pagi hari dan melihat urine tampak berbusa? Kondisi ini cukup umum dan dalam banyak kasus sebenarnya tidak berbahaya.
Namun, bila terjadi terus-menerus atau disertai gejala lain, bisa jadi ini merupakan tanda masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.
Urine berbusa biasanya ditandai dengan munculnya gelembung atau busa yang tampak mengambang di dalam toilet setelah buang air kecil.
Kadang, busanya hanya muncul sesaat dan cepat menghilang, tapi dalam kasus lain bisa tampak lebih tebal, seperti busa minuman soda.
Lantas, apa saja penyebab urine berbusa?
Baca juga: Daftar Penyakit yang Bisa Menyebabkan Ada Darah dalam Urine, Apa Saja?
Penyebab urine berbusa
Dalam beberapa kondisi, urine berbusa masih tergolong normal.
Sebagai contoh, saat menahan kencing terlalu lama, aliran urine yang keluar bisa menjadi sangat kuat dan menyebabkan terbentuknya busa.
Dikutip dari Health Line, dehidrasi juga dapat membuat urine tampak lebih pekat dan berbusa.
Di samping itu, bahan kimia pembersih toilet bisa pula bereaksi dengan urine dan menghasilkan busa.
Namun, jika urine berbusa terjadi terus-menerus, busa muncul dalam jumlah banyak, atau disertai gejala lain seperti pembengkakan, nyeri pinggang, atau kelelahan, bisa jadi ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Berikut adalah beberapa penyebab urine berbusa setelah bangun tidur yang penting untuk diketahui:
1. Masalah ginjalSalah satu penyebab paling serius dari urine berbusa adalah penyakit ginjal kronis (CKD).
Menurut Cleveland Clinic, ketika ginjal mulai rusak, organ vital ini bisa jadi gagal menyaring protein dengan baik.
Akibatnya, protein bisa ikut keluar bersama urine dan membuat urine tampak berbusa, bahkan sebelum ada gejala lain.
Jika urine Anda sering berbusa di pagi hari, sebaiknya tidak dianggap remeh, apalagi jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes.
Bagi penderita diabetes, urine berbusa bisa menjadi tanda kerusakan ginjal jangka panjang atau yang disebut nefropati diabetik.
Ketika kadar gula darah tinggi dalam waktu lama, fungsi penyaringan ginjal bisa terganggu, dan protein ikut terbuang bersama urine.
Gejalanya bisa muncul sejak pagi hari, termasuk setelah bangun tidur.
Baca juga: Urine Keruh Gejala Penyakit Apa? Ini 13 Daftarnya
3. DehidrasiSetelah semalaman tidur tanpa asupan cairan, tubuh bisa mengalami dehidrasi ringan.
Akibatnya, urine menjadi lebih pekat dan berwarna kuning tua, dan ini bisa memicu tampilan berbusa.
Solusinya sederhana, yakni perbanyak minum air putih.
Urine yang sehat idealnya berwarna kuning pucat, mirip limun.
4. Kantung kemih penuhDikutip dari Fertility World, saat bangun tidur, kandung kemih biasanya dalam kondisi penuh.
Ketika buang air kecil, tekanan aliran urine menjadi lebih kuat, dan ini bisa menciptakan busa sementara akibat udara yang tercampur.
Kondisi ini normal, dan busanya biasanya hilang dalam waktu kurang dari satu menit.
Baca juga: Urine Kemerahan Tanda Penyakit Apa? Ini 8 Daftar Kemungkinannya
5. Reaksi dengan bahan kimia pembersih toiletKadang urine berbusa bukan karena tubuh Anda, tapi karena toilet Anda.
Sisa bahan kimia pembersih toilet bisa bereaksi dengan urine dan menghasilkan gelembung.
Coba siram toilet dulu sebelum buang air kecil di pagi hari, dan lihat apakah busa masih muncul.
6. Ejakulasi retrogradeEjakulasi retrograde adalah kondisi medis yang menyebabkan air mani justru masuk ke kandung kemih, bukan keluar saat ejakulasi.
Saat buang air kecil di pagi hari, sebagian air mani bisa ikut terbawa keluar bersama urine dan menyebabkan busa.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria yang memiliki gangguan sistem reproduksi atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
7. AmiloidosisAmiloidosis adalah penyakit langka akibat penumpukan protein abnormal (amiloid) di berbagai organ, termasuk ginjal.
Gejalanya bisa berupa urine berbusa, bengkak pada tubuh, hingga gangguan ginjal berat. Meskipun jarang, kondisi ini perlu dikenali sejak dini melalui pemeriksaan medis.
8. Infeksi kronisUrine berbusa juga bisa menjadi pertanda seseorang memiliki infeksi kronis seperti hepatitis atau HIV.
Sejumlah infeksi kronis tersebut sama-sama dapat menyebabkan kelebihan protein dalam urine. Infeksi ini juga berpotensi menular ke orang lain.
Beberapa infeksi dapat secara langsung disaring ginjal. Sementara infeksi lain mengakibatkan peradangan yang memengaruhi fungsi ginjal.
9. Kanker darahKanker darah seperti multiple myeloma, bisa ditandai dengan urine yang berbusa.
Dilansir dari Women's Health, multiple myeloma adalah salah satu jenis kanker yang terbentuk dalam sel plasma darah.
Kanker ini kemudian dapat menyebabkan protein ekstra dalam urine dan terlihat berbusa.
Antibodi yang dihasilkan sebagai akibat dari kanker ini dapat sangat beracun bagi filter ginjal dan menyebabkan protein dalam urine.
10. Kondisi autoimunUrine yang berbusa juga bisa menandakan seseorang menderita autoimun atau kondisi kondisi sistem kekebalan tubuh salah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri.
Kondisi-kondisi autoimun juga memberikan tekanan dan kerusakan pada ginjal sehingga mengganggu proses penyaringan oleh ginjal.
Hal itu kemudian membuat protein masuk ke dalam urine lebih leluasa.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika urine berbusa terjadi hanya sesekali, apalagi setelah bangun tidur dengan kandung kemih penuh, biasanya tidak berbahaya.
Namun, jika terjadi berulang kali, busa tampak tebal dan tidak cepat hilang, atau disertai gejala seperti pembengkakan, kelelahan, atau tekanan darah tinggi, siapa saja baik untuk segera periksakan diri ke dokter.
Menjaga kesehatan pada dasarnya dapat dimulai dari hal sederhana, termasuk mendengarkan sinyal dari tubuh dengen mengecek kondisi urine di pagi hari.
Baca juga: Urine Berbusa Tanda Penyakit Apa? Ini 6 Daftar Kemungkinannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.