Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Perbedaan Tanda GERD dan Tanda Serangan Jantung yang Sering Mengecoh

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Tanda GERD dan serangan jantung memiliki kemiripan, jadi sering disalahpahami. Tahu perbedaannya bisa bantu untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.
|
Editor: Shintaloka Pradita Sicca

KOMPAS.com – Nyeri dada yang kerap dikaitkan dengan penyakit asam lambung naik atau GERD, ternyata bisa menjadi gejala serangan jantung.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali perbedaan tanda GERD dan tanda serangan jantung agar bisa segera mendapatkan penanganan tepat.

Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, mengingatkan agar masyarakat waspada dan tidak menyepelekan nyeri dada yang menjalar ke rahang atau lengan, disertai keringat dingin dan sesak napas.

Baca juga: Apa Beda Nyeri Dada akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung? Ini Kata Dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Waspada dan segeralah ke UGD, jika nyeri ulu hati atau dada dirasakan menyebar ke rahang dan/atau ke lengan disertai dengan keringat dingin dan sesak napas,” ujar dr. Santi kepada Kompas.com, Jumat (23/5/2025).

“Bisa jadi yang dirasakan tersebut adalah serangan jantung,” terangnya.

Kasus serangan jantung yang dikira GERD pernah dialami oleh artis Meriam Bellina pada akhir 2024.

Beberapa pekan sebelum serangan jantung, ia mengalami kekambuhan GERD.

Ketika gejala serangan jantung muncul, ia mengira itu juga GERD yang kambuh dengan intensitas lebih berat.

Meriam mengalami muntah mendadak saat tidur, keringat dingin, dan sesak napas, gejala yang sama dengan peringatan yang disampaikan Santi.

Baca juga: Apa Posisi Tidur Terbaik untuk Hindari Risiko Serangan Jantung?

Pengertian GERD dan serangan jantung

Santi menjelaskan bahwa GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah kondisi ketika asam lambung naik lebih dari dua kali dalam seminggu.

“Jika asam lambung naik sesekali, disebut gastroesophageal reflux (GER) atau heartburn, dan masih tergolong normal. Namun jika naiknya terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu, itu disebut GERD,” jelasnya.

Sementara, serangan jantung adalah kondisi darurat medis di mana otot jantung kekurangan pasokan darah karena penyumbatan arteri, seperti yang dikutip dari Medical News Today.

Kondisi ini bisa mengancam nyawa, sehingga penting mengenali gejala dan membedakannya dengan GERD.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur untuk Menghindari Serangan Jantung?

Perbedaan tanda GERD dan serangan jantung

Sensai nyeri dada akibat GERD biasanya terasa seperti terbakar atau menusuk di bagian atas perut (ulu hati) dan di bawah tulang dada.

Nyeri ini cenderung terlokalisasi dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.

Sedangkan, nyeri akibat serangan jantung biasanya menyebabkan sensasi, seperti ditekan, tertindih, dan terbakar di dada bagian tengah atau kiri, dan dapat menyebar ke rahang, lengan, bahu, atau punggung.

Nyeri ini bisa memburuk saat bergerak atau bernapas.

Gejala GERD dan serangan jantung tidak hanya nyeri dada. Beberapa gejala lainnya juga bisa muncul.

Tanda GERD

Tanda-tanda GERD yang bisa muncul menyertai nyeri dada, seperti:

  • Nyeri atau kesulitan menelan
  • Kembung
  • Bersendawa atau cegukan
  • Bau mulut
  • Sakit tenggorokan atau iritasi tenggorokan
  • Rasa tidak enak atau asam di mulut
Tanda serangan jantung

Tanda-tanda serangan jantung yang bisa muncul selain nyeri dada meliputi:

  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Mati rasa atau kesemutan di lengan, leher, rahang, bibir, atau perut
  • Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di bagian tubuh lain, seperti lengan, leher, rahang, bahu, dan punggung

Baca juga: Beda Nyeri Dada karena Serangan Jantung Vs Penyebab Lain

Cara dokter mendiagnosis serangan jantung

Untuk memastikan apakah nyeri dada disebabkan GERD atau serangan jantung, Santi menjelaskan, dokter perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh, meliputi:

  • Rekam jantung (EKG) untuk memeriksa fungsi jantung
  • Tes laboratorium untuk infeksi H. pylori melalui darah, feses, atau urea breath test
  • Endoskopi untuk melihat kondisi saluran cerna atas dan mengambil sampel jaringan bila perlu
  • Foto rontgen setelah minum cairan pewarna (barium) untuk melihat kerongkongan, lambung, dan usus
  • Manometri esofagus untuk mengukur kekuatan dan irama otot kerongkongan
  • Pengukuran pH kerongkongan guna memeriksa keasaman

“Mulai sekarang, jangan buru-buru menyimpulkan. Jangan gagal paham lagi dengan berbagai gejala, bisa jadi cuma GERD, bisa juga serangan jantung,” pesannya.

Memahami perbedaan tanda GERD dan tanda serangan jantung sangat penting agar Anda bisa mengambil langkah cepat dan tepat demi keselamatan jiwa.

Jika mengalami gejala mencurigakan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Kerap Dianggap Sama, Ini Bedanya Angina dengan Serangan Jantung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi