KOMPAS.com - Penyakit asam lambung sering kali disebut sebagai penyakit langganannya anak kos.
Bahkan, ada beberapa kasus kematian anak kos yang dilaporkan akibat penyakit asam lambung.
Contohnya, kasus yang belum lama ini terjadi di kos Tanjung Duren, Petamburan, Jakarta, pada Mei 2025.
Seorang pemuda ditemukan di kamar kos sudah tidak bernyawa dan diduga telah dua hari meninggal karena penyakit asam lambung.
Sebelumnya, pada Maret 2024, juga terdapat kasus mahasiswi meninggal di kos di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, yang diduga akibat penyakit asam lambung.
Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia Dr. Santi mengatakan bahwa penyakit asam lambung adalah istilah yang digunakan orang awam untuk GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Berikut Santi akan menjelaskan lebih lanjut tentang penyakit asam lambung alias GERD.
Baca juga: Kenali Perbedaan Tanda GERD dan Tanda Serangan Jantung yang Sering Mengecoh
Pengertian penyakit asam lambung
Santi menjelaskan bahwa asam lambung adalah asam klorida yang selalu dibentuk oleh lapisan dalam lambung.
Ia menjabarkan, fungsi asam lambung meliputi untuk:
- Membantu proses pencernaan
- Membantu penyerapan zat besi,kalsium, vitamin B12
- Melawan berbagai bakteri, virus, atau parasit jahat yang mungkin tertelan ketika makan
“Jadi, kalau kamu jajan, menggunakan alat makan yang kotor, atau enggak cuci tangan, maka asam lambung bisa menjadi garda pelindung agar kamu enggak terpapar kumat penyebab penyakit,” terang Santi.
Sesuai namanya, asam klorida dalam jumlah cukup harus berada di lambung untuk berfungsi normal.
Sayangnya, asam lambung bisa mengalir ke bagian tubuh lain dan jumlahnya berlebihan.
“Bila berada dalam jumlah berlebihan atau berada di luar lambung, maka timbullah penyakit,” ucap Santi.
Pada beberapa keadaan, asam lambung bisa bergerak naik dari lambung menuju ke kerongkongan (esofagus) hingga mulut.
“Keadaan ini disebut refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux atau asam lambung naik,” ujarnya.
Jika hanya terjadi sesekali, ia mengatakan kondisi tersebut masih bisa dikategorikan normal.
“Misalnya, saat kamu kekenyangan, makan pedas, asam, berminyak,” sebutnya.
Namun, jika asam lambung naik sering terjadi, yaitu lebih dari dua kali setiap minggunya, ia mengatakan, kondisi ini yang disebut sebagai penyakit asam lambung atau GERD.
Baca juga: Ini Kata Dokter Perbedaan Gastritis dan GERD: dari Gejala hingga Komplikasi
Gejala penyakit asam lambung
Mengutip Cleveland Clinic, gejala GERD bisa meliputi:
- Regurgitasi, yaitu merasakan asam, makanan, atau cairan mengalir balik dari lambung ke tenggorokan setelah makan;
- Rasa terbakar di ulu hati dan kerongkongan
- Nyeri dada non-kardiak, yang terjadi karena esofagus yang merasakan nyeri memicu saraf yang sama seperti nyeri yang berhubungan dengan jantung, jadi terasa mirip dengan serangan jantung;
- Mual dan kehilangan nafsu makan;
- Gejala asma, seperti batuk kronis, mengi, dan sesak napas;
Gejala GERD bisa memburuk, ketika:
- Pada malam hari atau saat berbaring
- Setelah makan besar atau berlemak
- Setelah membungkuk
- Setelah merokok atau minum alkohol.
Baca juga: 10 Herbal yang Dapat Membantu Meredakan Penyakit GERD, Apa Saja?
Komplikasi penyakit asam lambung
GERD yang semakin memburuk dan tidak diobati dengan benar berisiko menyebabkan komplikasi.
Komplikasi GERD bisa meliputi:
- Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan pada lapisan esofagus. Esofagitis kronis dapat menyebabkan nyeri kronis dan komplikasi, seperti tukak pada esofagus.
Seiring waktu kondisi ini bisa menyebabkan perubahan jaringan, seperti jaringan parut.
- Striktur esofagus
Striktur esofagus adalah kondisi di mana esofagus menyempit karena jaringan parut yang terbentuk akibat peradangan kronis dan cedera.
Kondisi ini akan membuat penderita penyakit asam lambung kronis sulit menelan makanan atau minuman.
- Barrett’s esophagus
Barrett’s esophagus adalah sebutan untuk metaplasia pada esofagus.
Jaringan yang melapisi esofagus berubah, sehingga tampak seperti lapisan usus.
Ini merupakan suatu kondisi prakanker esofagus setelah terpapar asam dan peradangan dalam waktu lama.
- Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan yang bisa terjadi sebagai komplikasi penyakit asam lambung adalah asma.
Hal ini karena partikel asam kecil mengiritasi saluran bronkial dan menyebabkannya berkontraksi, sehingga membuat penderitanya mengalami batuk dan kesulitan napas.
Baca juga: Belajar dari Meriam Bellina, Bagaimana Beda Gejala GERD dan Serangan Jantung?
Cara mencegah penyakit asam lambung
Santi mengatakan bahwa sebenarnya semua kondisi GERD bisa dicegah.
Santi memberikan tips untuk mencegah penyakit asam lambung ini, yang utama adalah menjaga pola makan teratur, termasuk mengatur jumlah, jenis, dan jadwal makan.
Terkait jumlah makanan, ia berpesan untuk tidak makan berlebihan hingga merasakan kekenyangan.
Kunci mencegah GERD selanjutnya adalah makan bergizi lengkap dan seimbang.
“Hindari makanan yang pedas, asam, dan berminyak,” tandasnya.
Ia juga mengatakan bahwa kita perlu membatasi konsumsi minuman berkafein, bersoda, dan beralkohol.
Sementara, kita perlu makan makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik.
“Semua ini dapat membantu menjaga kesehatan saluran cernamu,” kata Santi.
Makanan sumber probiotik, seperti yogurt, tempe, kefir, kimchi, miso, dan tempe.
Sedangkan, makanan sumber prebiotik, seperti pisang, apel, bawang, dan gandum.
Baca juga: Apa Saja yang Dirasakan jika Mengalami GERD? Berikut 7 Daftarnya
Kunci ketiga, menurutnya, adalah mematuhi senantiasa jadwal makan.
Ia menyarankan untuk menghindari makan mendekati waktu tidur atau paling tidak memberi jeda waktu minimal 2-3 jam sebelum tidur.
Selain ketiga hal kunci tersebut, Santi juga memperingatkan tentang hal-hal berikut untuk mencegah GERD:
- Mengunyah makanan dengan baik sebelum menelan;
- Makan dengan tenang dan tidak terburu-buru;
- Menghindari posisi berbaring segera sesudah makan;
- Menjaga kebersihan makanan, alat makan, dan tangan;
- Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih dan makan yang banyak mengandung air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran;
- Memastikan untuk air yang diminum bersih dan sudah dimasak;
- Mengelola stres, jika perlu hubungi dokter untuk penanganan yang lebih tepat;
- Menghindari merokok dan asap rokok;
- Mencukupi kebutuhan tidur setiap malam;
- Rutin olahraga dan hidup aktif bergerak;
- Tidak minum obat secara sembarangan. Menghindari menambah dosis obat yang diberikan atau meningkatkan frekuensi minum obat tanpa petunjuk dokter;
- Mempertahankan berat badan ideal. Mulai menurunkan berat badan, jika mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan;
- Menghindari pakaian ketat terutama di area perut.
Santi mengatakan bahwa kita bisa melakukan langkah pencegahan tersebut secara bertahap.
Baca juga: Apa Penyebab GERD Kambuh Setelah Lebaran? Ini Penjelasan Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.