Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Batu Ginjal yang Dialami 2 Pasien Muda, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Anbu-Creations
Ilustrasi batu ginjal terbesar di dunia, operasi batu ginjal. Ini tanda-tanda batu ginjal pada seseorang.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Batu ginjal adalah endapan menyerupai batu yang terbentuk di dalam ginjal atau saluran kemih.

Endapan ini berasal dari penumpukan mineral dalam urine yang lama-kelamaan mengkristal.

Jika tidak segera ditangani, batu ginjal bisa menimbulkan berbagai komplikasi, mulai dari infeksi, kerusakan ginjal, hingga penyumbatan saluran kemih.

Meski sering dikaitkan dengan usia dewasa, batu ginjal ternyata bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala sejak dini agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah dampak yang lebih serius.

Lantas, apa gejala batu ginjal?

Baca juga: Apakah Konsumsi Obat Penurun Kolesterol Jangka Panjang Bisa Merusak Ginjal?

Gejala batu ginjal yang dialami pasien

Pada pasien muda, gejala batu ginjal bisa muncul secara tiba-tiba dan terkadang sulit dikenali.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua maupun remaja sendiri untuk memahami tanda-tanda awalnya agar bisa segera memeriksakan diri ke dokter dan menghindari komplikasi serius.

Berikut ini adalah sejumlah gejala batu ginjal yang benar-benar dirasakan oleh pengidap berusia muda:

1. Urine berdarah

Anak perempuan berusia 6 tahun bernama Taylor sempat memiliki batu ginjal.

Awalnya, ia mengetahui ada yang tidak beres dengan tubuhnya saat buang air kecil di sekolah.

Dikutip dari laman Children’s Hospital of Philadelphia, Taylor merasa ketakutan karena melihat darah memenuhi toilet. Dia pun segera memberi tahu ibunya, Marian, setibanya di rumah dari  sekolah.

Marian pun membawa Taylor ke dokter anak. Saat itu, dokter awalnya meyakini Taylor menderita infeksi saluran kemih dan memberikan antibiotik.

Namun, selama beberapa bulan berikutnya, darah tersebut muncul kembali secara berkala.

Taylor mulai mengalami gejala-gejala lain yang mengganggu, termasuk sakit perut, muntah, kelelahan, dan dehidrasi.

Setelah kembali ke dokter anak, Taylor dirujuk ke rumah sakit terdekat, di mana ia didiagnosis menderita infeksi ginjal dan diberi resep antibiotik.

Dua minggu kemudian, ia kembali ke rumah sakit dengan apa yang diduga sebagai infeksi ginjal lainnya.

Di sana, CT scan akhirnya menunjukkan bahwa ia memiliki dua batu ginjal dan satu batu tersangkut di ureternya (saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih).

Baca juga: Sudah Minum Obat Hipertensi, tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi? Ini Penjelasan Dokter…

Taylor pun dirujuk ke dokter spesialis setempat. Dokter spesialis itu mengatakan bahwa batu tinjal yang ada di Taylor berukuran kecil, sekitar 3 milimeter (mm).

Dokter itu meresepkan obat untuk mengendurkan ureter Taylor dan meyakinkan Marian bahwa putrinya pada akhirnya akan mengeluarkan batunya sendiri.

Namun gejala nyeri terus berlanjut dan Taylor kembali ke rumah sakit dengan infeksi ginjal yang ketiga.

Keluarga Taylor memutuskan untuk berkunjung ke Children’s Hospital of Philadelphia dan bertemu dokter spesialis urologi pediatrik dan ahli batu ginjal pediatrik Gregory Tasian.

“Ketika saya berbicara dengan Dr. Tasian, itulah pertama kalinya seseorang mendengarkan saya,” ucap Marian.

Setelah melakukan evaluasi menyeluruh, Tasian dan tim menemukan bahwa batu ginjal tersebut sebenarnya berukuran 6 mm atau kira-kira seukuran mutiara.

Karena ukuran batu dan lamanya batu tersebut berada di dalam ureter tanpa bisa keluar, Taylor menjalani prosedur pemasangan stent (tabung kecil berongga) di dalam ureternya.

Selanjutnya, selama operasi tanpa sayatan, Tasian menggunakan laser untuk memecah batu tersebut dan kemudian membuang pecahan-pecahannya.

Taylor pulang dari operasi tersebut tanpa rasa sakit dan membawa sepotong batu ginjalnya.

Baca juga: 4 Kelompok yang Berisiko Terkena Kanker Tulang, Ketahui Sebelum Terlambat

2. Rasa sakit yang menusuk terus-menerus di pinggang

Seorang remaja berusia 15 tahun bernama Claire Monti sempat memiliki batu ginjal dan perlu diatasi.

Dilansir dari laman Cincinnati Children’s Hospital, hal itu awalnya diketahui ketika Claire mengeluh rasa sakit yang menusuk secara terus-menerus di area pinggang dan perut bawah.

Claire pun terdorong untuk pergi ke unit gawat darurat (UGD) di Cincinnati Children’s Hospital cabang Liberty. Di sana, dia diketahui mempunyai batu ginjal.

Dia pun dipulangkan dengan diberi obat untuk membantu mengeluarkan batu tersebut. Namun, batu tersebut tidak keluar secara alami.

Ketika rasa sakitnya meningkat selama beberapa hari berikutnya, Claire langsung kembali pergi ke unit gawat darurat Cincinnati Children’s Hospital cabang Burnet.

Claire menjalani pembedahan pada sore hari itu juga. Tetapi, batu tersebut terjepit dalam keadaaan yang parah.

Batu itu terjepit di dalam tabung drainase ke kandung kemihnya. Dokter urologi bernama William DeFoor tidak dapat mengeluarkannya.

Baca juga: Sudah Kena Stroke, Haruskah Obat Hipertensi Diminum Seumur Hidup? Ini Penjelasan Dokter…

Sebagai gantinya, ia memasang stent (sebuah tabung plastik kecil) untuk memberikan waktu bagi ginjal untuk pulih.

Dalam kasus ini, Claire mengalami batu ginjal kalsium oksalat. Batu ginjal ini terbentuk ketika kalsium dari makanan bercampur dengan natrium oksalat.

Selain dehidrasi, pola makan tinggi garam dapat menjadi faktor risiko batu ginjal berbasis kalsium.

“Apa pun yang diolah atau dikalengkan, sangat sulit untuk memperlambat asupan natrium dengan pola makan Barat kita,” ujar DeFoor.

Kurang dari seminggu kemudian, dia berhasil memecah batu tersebut dan mengeluarkan pecahan-pecahannya beserta stent.

Janji temu tindak lanjut Claire beberapa bulan kemudian mencakup serangkaian pengujian dan pemeriksaan metabolik untuk menentukan bagaimana batu terbentuk dan pencegahan agar tidak kambuh.

Data individu Claire dikumpulkan dan ia serta ibunya bertemu dengan staf Stone Center, ahli nefrologi, dan ahli gizi untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

Hasil pencitraan baru menunjukkan bahwa sumbatan ginjal telah teratasi dan tidak ada batu tambahan yang terlihat.

Baca juga: 5 Kelompok Orang yang Paling Berisiko Mengalami Kanker Otak, Siapa Saja?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi