KOMPAS.com - Kolesterol tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami masyarakat modern.
Tanpa disadari, pola makan tidak seimbang, gaya hidup kurang gerak, serta kebiasaan merokok dan konsumsi makanan tinggi lemak bisa memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Jika tidak dikendalikan, kolesterol tinggi dapat memicu berbagai komplikasi serius, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah.
Baca juga: Tanda Kolesterol Tinggi yang Terlihat di Tangan, Mata, Betis, dan Kulit
Karena itu, penting bagi siapa saja untuk lebih waspada, terutama mereka yang memiliki faktor risiko seperti gaya hidup tidak sehat, berat badan berlebih, atau riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi dan penyakit jantung.
Salah satu langkah penting dalam mencegah komplikasi adalah rutin memeriksa kadar kolesterol. Melalui pemeriksaan darah sederhana, dokter dapat menilai apakah seseorang membutuhkan perubahan gaya hidup saja atau memerlukan pengobatan.
Bila kadar kolesterol terlanjur tinggi, dokter dapat membantu meresepkan obat-obatan untuk mengendalikan kadarnya.
Lantas, seperti apa mekanisme obat kolesterol yang umum digunakan dokter?
Dokter jelaskan mekanisme obat kolesterol yang umum digunakan
dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD-KR, menjelaskan ketika kadar kolesterol dalam darah pasien terlalu tinggi, dokter umumnya akan meresepkan obat penurun kolesterol atau yang disebut obat hipolipidemik.
Obat ini digunakan untuk membantu mengendalikan kadar kolesterol dan mencegah komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) itu menyebut, ada beberapa jenis obat kolesterol dengan cara kerja yang berbeda-beda, tergantung kebutuhan pasien.
“Mekanisme kerja hipolipidemik berbeda-beda,” katanya pada Kamis (5/6/2025), sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Obat Darah Tinggi dan Kolesterol Tinggi, Ini Cara Minumnya yang Tepat Menurut Pakar
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah mekanisme pengobatan kolesterol yang umum digunakan sebagai obat hipolipidemik menurut Faisal:
1. Statin
Ia menerangkan, statin adalah jenis obat yang bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reductase di hati, sehingga mengurangi produksi kolesterol dalam tubuh.
2. Ezetimibe
Jika masalahnya adalah kolesterol yang diserap dari makanan, dokter bisa meresepkan obat dengan kandungan Ezetimibe.
Obat ini menghambat penyerapan kolesterol di usus, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
"Untuk menghambat penyerapan kolesterol di usus, dokter biasanya memberikan obat dengan kandungan Ezetimibe, sehingga bisa mengurangi kadar kolesterol darah," jelasnya.
3. Fibrat
Untuk pasien dengan kadar trigliserida tinggi dan kolesterol baik (HDL) yang rendah, obat yang digunakan biasanya mengandung fibrat.
Obat ini dapat membantu untuk menurunkan trigliserida dan meningkatkan HDL.
"Untuk menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL, obat yang diberikan biasanya mengandung fibrat," terang Faisal.
4. Bile Acid Sequestrants
Ia menerangkan, obat jenis ini bekerja dengan mengikat asam empedu, yang kemudian memicu tubuh untuk mengubah kolesterol menjadi asam empedu baru, sehingga kadar kolesterol dalam darah menurun.
"Bile acid sequestrants dapat mengubah zat kolesterol menjadi asam empedu," terang dia.
5. PCSK9 Inhibitors
Faisal menjelaskan, obat suntik ini direkomendasikan untuk pasien dengan risiko sangat tinggi, terutama jika target penurunan kolesterol tidak bisa tercapai hanya dengan statin.
Obat ini bisa menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) secara drastis.
“Ada obat suntik PCSK9 inhibitors yang digunakan pada pasien dengan risiko sangat tinggi. Menurunkan kadar LDL secara drastis, terutama pada pasien yang tidak dapat mencapai target hanya dengan statin,” tambahnya.
Baca juga: Bukan Obat, Studi Ungkap Cara Terbaik untuk Cegah Kambuhnya Kanker, Apa Itu?
Kolesterol bukan musuh, tapi harus dijaga
Faisal menekankan bahwa kolesterol sebenarnya merupakan lemak yang dibutuhkan tubuh, namun harus dijaga kadarnya agar tidak berlebihan.
Faktor gaya hidup dan keturunan sangat berpengaruh terhadap kadar kolesterol. Karena itu, dr. Faisal menyarankan untuk:
- Mengurangi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti gorengan, fast food, daging berlemak, dan produk susu tinggi lemak
- Menghindari gaya hidup sedentari atau terlalu banyak duduk tanpa aktivitas fisik.
- Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol
- Memperhatikan riwayat keluarga, terutama jika ada yang menderita kolesterol tinggi atau penyakit jantung
- Waspada terhadap kondisi medis lain, seperti diabetes dan hipotiroidisme, yang bisa memicu kolesterol tinggi
Selain minum obat, perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, konsumsi makanan tinggi serat, dan olahraga teratur juga sangat penting untuk menjaga kadar kolesterol tetap normal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.