Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Minum Jamu Bisa Sebabkan Batu Ginjal? Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
freepik
ilustrasi jamu. Benarkah jamu bisa sebabkan batu ginjal?
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X membahas mengenai minuman kesehatan tradisional jamu yang dihubungkan dengan penyakit batu ginjal.

Pembicaraan diawali dengan pembahasan mengenai cara kerja ginjal dalam memproses jus buah-buahan.

Kemudian, salah satu akun melempar pertanyaan mengenai pengaruh sari-sari jamu terhadap pembentukan batu ginjal.

Dilansir dari akun @Hu****** menuliskan, "Dok, keluarga teman saya minum jamu² dan itu masih banyak sari2nya apa itu ngaruh ke ginjal juga? Lah, skrang malah ada batu ginjal," pada Selasa (29/4/2025).

Sebagian warganet pun turut mempertanyakan kebenaran dari hal tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun penyakit batu ginjal ialah pembentukan endapan keras menyerupai batu di organ ginjal.

Lantas, benarkah minum jamu bisa menyebabkan penyakit batu ginjal?

Baca juga: Minuman yang Berpotensi Tinggi Sebabkan Sakit Ginjal Menurut Dokter Penyakit Dalam

Benarkah konsumsi jamu bisa menyebabkan batu ginjal?

Dokter umum Puskesmas Sibela Surakarta, dr. Dessy Tri Pratiwi menjawab, bahwa konsumsi jamu dengan kandungan tertentu bisa merusak ginjal.

Ia mengatakan bahwa jamu dengan bahan kimia ataupun yang tidak diproduksi dengan standar kualitas yang benar bisa menyebabkan masalah pada ginjal.

Selain itu, Dessy juga menyebut minum jamu berlebihan juga tidak baik untuk ginjal.

"Konsumsi jamu dalam kondisi tertentu dapat merusak ginjal, terutama jika mengandung bahan kimia atau tidak diproduksi dengan standar kualitas yang baik. Beberapa jenis jamu, jika dikonsumsi secara berlebihan, juga dapat menyebabkan masalah ginjal," terang Dessy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/6/2025).

Menurut Dessy, endapan-endapan zat dalam jamu bisa meningkatkan kerja ginjal yang bisa menyebabkan gagal ginjal.

Karena itu, ia menyarankan untuk mengonsumsi jamu yang benar-benar alami atau sudah lulus uji BPOM jika dalam bentuk kemasan.

Dessy juga memberikan catatan bahwa tidak semua orang bisa mengonsumsi jamu.

"Pada kondisi (tertentu), seperti memiliki penyakit ginjal, hipertensi, diabetes melitus, stroke, jantung, asam lambung dan lain sebagainya, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu kepada dokter," tutur dia.

Senada, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi juga mengatakan bahwa jamu tidak selalu bebas efek samping dan bisa dikonsumsi semua orang.

"Minum jamu membawa banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, perlu diperhatikan, walaupun terbuat dari bahan-bahan alami, tidak berarti jamu pasti bebas dari efek samping, aman, dan cocok dikonsumsi oleh semua orang," terang Santi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/6/2025).

Dokter Santi pun menjelaskan bahwa batu kalsium adalah jenis batu ginjal yang paling sering ditemui.

Biasanya batu ini terbentuk dari gabungan antara kalsium dan oksalat yang membentuk kalsium oksalat.

Oksalat umumnya didapatkan melalui makanan seperti bayam dan teh, rempah-rempah, serta sebagai produk dari proses metabolisme di hati.

Dokter Santi mengatakan bahwa oksalat biasanya dikeluarkan tubuh melalui urine dan feses.

Sementara itu, batu ginjal bisa tetap terbentuk salah satunya disebabkan oleh banyaknya konsumsi makanan dan minuman kaya oksalat.

"Sebabnya, banyak asupan makanan dan minuman yang kaya oksalat termasuk jamu dengan bahu baku yang mengandung oksalat seperti kunyit, asam jawa, jahe, kayu manis," ujar dia.

Selain itu, dokter Santi menambahkan, gangguan keseimbangan mikrobiota usus serta konsumsi suplemen kalsum, vitamin C, dan vitamin D berlebihan juga menjadi penyebab terbentuknya batu ginjal.

Baca juga: Dokter Spesialis Urologi Sebut Kanker Prostat Bisa Picu Gagal Ginjal, Apa Saja Gejalanya?

Tips minum jamu yang turunkan risiko batu ginjal

Dokter Santi lalu memberikan tips minum jamu yang lebih aman dan menurunkan risiko terkena batu ginjal :

  1. Pastikan jamu terbuat dari bahan-bahan alami yang berkualitas yang bebas dari zat kimia, pewarna, maupun pengawet.
  2. Jika jamu berbentuk bubuk, pastikan sudah memiliki izin resmi dari BPOM.
  3. Periksa takaran minum. Jangan terlalu sering atau terlalu banyak mengonsumsi jamu.
  4. Jamu memiliki zat aktif yang harus disesuikan dengan kondisi tiap orang. Karena itu, pemting untuk mengenali penyakit dan gaya hidup masing-masing.
  5. Penuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih.
  6. Jangan mengonsumsi kopi, teh, atau coklat bersamaan dengan minum jamu.
  7. Buang ampas jamu jika ragu untuk meminumnya. Sebab, beberapa ampas jamu mengandung mineral yang bisa meningkatkan risiko batu ginjal.
  8. Hindari makanan tinggi oksalat, purin, dan protein serta asupan yang terlalu manis, dan asin saat minum jamu.

Santi menambahkan, beberapa jenis jamu memiliki efek diuretik (meningkatkan buang air kecil) dan efek laksatif (melancarkan BAB) sehingga perlu diperhatikan.

"Jamu ini bisa meningkatkan potensi terbentuknya batu ginjal jika tidak dibarengi dengan asupan cairan yang memadai," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi