Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mutiara Baswedan dapat Beasiswa S2 ke Harvard, Siapa Saja yang Bisa jadi Awardee LPDP?

Baca di App
Lihat Foto
Akun LinkedIn resmi Mutiara Baswedan
Putri mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakni Mutiara Baswedan menjadi penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai membahas putri Anies Baswedan, yaitu Mutiara Annisa Baswedan (28) yang berhasil menjadi salah satu awardee atau penerima beasiswa LPDP untuk menempuh S2 di Harvard University.

Warganet pun memperdebatkan syarat penerima LPDP yang dinilai tidak sesuai dengan anak mantan gubernur DKI Jakarta tersebut, yakni untuk kalangan kurang mampu.

Sebaliknya, sebagian warganet yang lain berpendapat bahwa LPDP menggunakan rangkaian seleksi yang ketat.

Karena itu, siapa pun yang berhasil lolos dalam tiap tahapan seleksi, layak menerima beasiswa tersebut.

Namun, kebenaran antara kedua hal ini membingungkan warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satunya, akun @adn***** menuliskan, "Serius nanya.. emang LPDP tuh hanya untuk orang miskin Apakah kriteria nya harus melampirkan bukti tidak mampu dari RT RW/tagihan listrik/slip gaji?

Soale dulu zaman kuliah aja beasiswa dibagi 2 based on akademik (PPA) & penghasilan ortu (BBM). Nah LPDP ini buat orang miskin?" pada Kamis (12/6/2025).

Diberitakan Kompas.com, Kamis (12/6/2025), Mutiara Baswedan mengambil Program Master of Education in Education Policy and Analysis dan sebelumnya telah menyelesaikan S-1 Hukum di UI pada 2020.

Lantas, benarkah LPDP hanya ditujukan untuk masyarakat kurang mampu saja?

Baca juga: Penerima LPDP 2024 yang Mengundurkan Diri, Apakah Di-blacklist Daftar LPDP 2025?

Apa saja kriteria penerima beasiwa LPDP?

Direktur Umum Lembaga pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Andin Hadiyanto menegaskan bahwa faktor kondisi ekonomi bukanlah satu-satunya faktor kelayakan penerima LPDP.

Ia pun mengatakan bahwa kriteria penerima LPDP berfokus kepada beberapa hal.

Menurut Andin, fokus utama dari kelolosan beasiswa tersebut ialah kualitas, potensi kepemimpinan, rekam jejak kontribusi, dan juga rencana kontribusi bagi negeri kedepannya oleh pendaftar.

"Terkait dengan perdebatan di media sosial mengenai apakah seseorang dari keluarga yang tergolong mampu secara ekonomi boleh menerima beasiswa LPDP, dapat disampaikan bahwa status ekonomi bukanlah faktor utama dalam penentuan kelayakan penerima beasiswa," terang Andin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/6/2025).

Dia kemudian mengatakan bahwa kriteria penerima LPDP ialah siapa pun yang berhasil melalui proses seleksi yang ketat dan tanpa melihat latar belakang ekonomi.

Dengan begitu, hal ini sejalan dengan prinsip yang dijunjung LPDP, yaitu meritokrasi dan inklusivitas.

"Dengan demikian, selama seseorang memenuhi seluruh persyaratan dan berhasil melalui proses seleksi yang ketat, maka ia berhak menerima beasiswa ini, tanpa diskriminasi terhadap latar belakang ekonomi," jelas dia.

"Hal ini sejalan dengan semangat meritokrasi dan inklusivitas yang dijunjung tinggi oleh LPDP," tambah dia.

Baca juga: Berapa IPK Minimal untuk Daftar LPDP 2025?

LPDP sediakan beasiswa jalur afirmasi

Andin pun menginformasikan bahwa beasiswa LPDP merupakan program beasiswa yang tebuka untuk seluruh warga negara Indonesia (WNI), tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, daerah asal, maupun afiliasi politik.

"Proses seleksi LPDP dilakukan melalui tahapan yang ketat, transparan, obyektif, dan akuntabel," ujar Andin

Karena itu, dia mengatakan bahwa setiap pelamar harus melalui serangkaian seleksi yang ketat.

Tahapan tes tersebut adalah seleksi administratif, penilaian akademik dan non-akademik, dan wawancara mendalam untuk menilai integritas, kepemimpinan, dan motivasi kontribusi terhadap bangsa.

"Proses ini melibatkan panel penilai independen dari berbagai latar belakang profesional untuk menjamin kualitas dan keadilan seleksi," kata dia.

Selanjutnya, Andin mengungkapkan bahwa LPDP menyediakan program beasiswa afirmasi sebagai bentuk komitmen terhadap pemerataan akses pendidikan.

Menurut dia, beasiswa ini secara khusus ditujukan bagi kelompok masyarakat prasejahtera, penyandang disabilitas, dan masyarakat dari daerah afirmasi atau 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

"Program afirmasi ini dirancang untuk memastikan bahwa mereka yang memiliki keterbatasan akses tetapi berpotensi besar, (bisa) tetap mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi