Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yasuke, Samurai Keturunan Afrika Pertama, Jadi Orang Dekat Daimyo Pemersatu Jepang

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Ilustrasi Yasuke.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Seorang samurai Jepang keturunan Afrika pertama bernama Yasuke hidup pada abad ke-16. Kisahnya pun melegenda.

Dia menjadi orang dekat Oda Nobunaga, salah satu daimyo atau penguasa feodal yang mempersatukan Jepang di bawah kekuasaannya.

Bahkan, samurai berkulit hitam tersebut berada di sisi Nobunaga hingga daimyo sang “Pemersatu Agung” itu meninggal.

“Yasuke melintasi batasan geografis, budaya, dan bahasa untuk menciptakan, entah karena kebutuhan atau desain, kehidupan baru di negeri asing,” kata sejarawan University of Oxford, Natalia Doan dikutip dari Smithsonian Magazine (10/1/2023).

Lantas, bagaimana kisah Yasuke samurai keturunan Afrika pertama tersebut?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Petani Belgia Tak Sengaja Geser Perbatasan Negaranya dengan Perancis, Kok Bisa?

Kisah Yasuke

Tidak banyak yang tahu mengenai kehidupan awal Yasuke. Namun beberapa sejarawan menyebut bahwa Yasuke lahir di Mozambik, Etiopia, atau Nigeria.

Salah satu penulis “African Samurai: The True Story of Yasuke, a Legendary Black Warrior in Feudal Japan”, Thomas Lockley menceritakan kisah Yasuke.

Menurut Lockley, Yasuke mungkin awalnya menjadi budak dan diperdagangkan saat masih anak-anak.

Namun diyakini bahwa dia sudah menjadi orang bebas saat bertemu misionari Jesuit Italia bernama Alessandro Valignano.

Keduanya melakukan perjalanan dari India ke Jepang pada 1579. Saat itu, Yasuke pada dasarnya bertugas sebagai pengawal Valignano.

“(Yasuke) dipekerjakan sebagai tenaga karena para misionaris tidak diperbolehkan memiliki senjata,” tutur Lockley.

“Jepang pada saat itu berada di tengah-tengah perang saudara yang brutal, dan oleh karena itu (Valignano) membutuhkan seseorang untuk menjaganya,” sambungnya.

Dilansir dari National Geographic (30/10/2024), nama “Yasuke” didapatkannya ketika dia tiba di Jepang bersama Valignano.

Sementara perang saudara yang dimaksud dimulai pada tahun 1467, ditandai keruntuhan Keshogunan Ashikaga.

Hal tersebut menyebabkan para penguasa feodal bersaing untuk menguasai Jepang.

Konflik itu berlanjut hingga pertengahan 1500-an, ketika Nobunaga mengonsolidasikan kekuasaan dengan menyatukan setengah daratan itu.

Baca juga: Kisah Man from Taured yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Awal mula Yasuke bertemu Nobunaga

Yasuke pertama kali bertemu dengan Nobunaga pada 1581, ketika Valignano meminta izin daimyo itu untuk meninggalkan Jepang.

Lockley menilai, izin tersebut adalah praktik umum pada era sebelum adannya paspor seperti saat ini.

Nobunaga terpesona oleh warna kulit Yasuke yang awalnya ia yakini tertutup cat hitam. Sang daimyo sempat memerintahkan Yasuke untuk dimandikan, tetapi warna kulitnya tetap tidak berubah.

Daimyo itu pun mengadakan pesta penyambutan untuk tamunya, yang secara resmi Yasuke masuk ke dalam pasukan Nobunaga segera setelah itu.

Buku abad ke-17 yang ditulis oleh salah satu pengikut Nobunaga, “The Chronicle of Lord Nobunaga” menggambarkan Yasuke berusia 26 atau 27 tahun.

“Pria ini terlihat kuat dan memiliki sikap yang baik. Terlebih lagi, kekuatannya yang luar biasa melebihi kekuatan sepuluh orang,” tulis buku itu.

Kronik lain mencirikan Yasuke sebagai sosok yang cerdas dan mengesankan dengan tinggi badan lebih dari enam kaki.

Baca juga: Gara-gara Patah Hati, Pria Jepang Berhasil Tampil Lebih Muda 1 Dekade, Apa Resepnya?

Lihat Foto
Wikimedia Commons
Lukisan Oda Nobunaga.
Saat Yasuke berada di pasukan Nobunaga

Meskipun Yasuke sudah menjadi prajurit yang terampil, ia kemungkinan besar menjalani pelatihan bela diri tambahan setelah bergabung dengan pasukan Nobunaga.

Sekitar abad ke-16 di Jepang, gelar samurai menunjukkan pangkat dan secara luas didefinisikan sebagai seorang prajurit yang melayani seorang bangsawan atau prajurit lain.

Pada tahun 1581, Nobunaga mempekerjakan ribuan samurai, sementara Yasuke adalah prajurit kelahiran asing pertama yang masuk ke dalam barisan mereka.

“(Yasuke termasuk ke) rombongan kecil di sekitar Nobunaga, yang mungkin berjumlah sekitar 30 hingga 50 (prajurit), sebagian besar pria muda, banyak di antaranya adalah kekasih Nobunaga,” tutur Lockley.

Secara tradisional, prajurit yang lebih tua seperti Nobunaga (saat itu berusia awal 50-an), membimbing prajurit yang lebih muda dan mengembangkan hubungan seksual dengan mereka.

Meski begitu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Yasuke dan Nobunaga adalah sepasang kekasih.

Baca juga: Mengenal 12 Dewa Dewi dalam Mitologi Jepang yang Paling Populer

Yasuke di mata penduduk Jepang

Meskipun Yasuke adalah satu-satunya samurai berkulit hitam dalam pasukan Nobunaga, dia bukanlah satu-satunya orang Afrika yang ada di Jepang pada saat itu.

Penduduk Jepang di Kyoto mungkin terkejut terhadap perbedaan warna kulit Yasuke. Tapi mereka tidak menunjukkan prasangka berdasarkan warna kulit.

Menurut Lockley, Nobunaga adalah orang yang sangat berkuasa dan tidak banyak yang mau menentangnya. Sehingga keputusannya untuk mempekerjakan Yasuke tidaklah kontroversial.

Faktanya, sang samurai terbukti cukup populer di kalangan penduduk setempat yang berbondong-bondong datang untuk melihatnya.

Baca juga: Kartun Pokemon Pernah Sebabkan Ribuan Anak di Jepang Alami Kejang pada 1997, Kok Bisa?

Yasuke di akhir hayat Nobunaga

Yasuke bergabung dengan Nobunaga selama bulan-bulan terakhir kampanye penyatuan Jepang.

“Strateginya adalah memaksakan perdamaian dengan kekuatan senjata,” ujar Lockley.

“Dia dengan senang hati akan memusnahkan 10.000 orang jika dia pikir hal itu akan memajukan tujuan perdamaian,” lanjutnya.

Ketika itu, Nobunaga hampir menyelesaikan tujuannya untuk mengkonsolidasikan kendali atas Jepang.

Namun upayanya terhenti setelah salah satu jenderal kepercayaannya, Akechi Mitsuhide mengkhianatinya Nobunaga.

Pada 21 Juni 1582, Mitsuhide menyergap Nobunaga di Kyoto ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju sebuah pertempuran.

Baca juga: Mengenal Festival Bakeneko, Saat Manusia Jadi Kucing di Pawai Tahunan Jepang

Mitsuhide memiliki ribuan pasukan di bawah komandonya. Sedangkan Nobunaga hanya ditemani oleh sekitar 30 orang dari lingkaran dalamnya, termasuk Yasuke.

“(Mitsuhide) membawa 13.000 pasukan ke Kyoto (dan) mengepung kuil tempat (Nobunaga) tinggal,” ucap Lockley.

“(Itu) kesimpulan yang sudah pasti. 13.000 melawan 30 orang,” tambahnya.

Pasukan Mitsuhide membantai banyak prajurit dalam rombongan Nobunaga selama penyergapan awal.

Akhirnya, Nobunaga, Yasuke, dan seorang pengawal bernama Mori Ranmaru (kekasih Nibunaga) mundur ke salah satu ruangan kuil Honnoji.

Di sana, Nobunaga memutuskan untuk melakukan seppuku, sebuah ritual bunuh diri dengan menusuk perut.

Baca juga: Mengenal Ubasute, Praktik Membuang Orangtua ke Hutan dalam Cerita Rakyat Jepang

Setelah Nobunaga melakukan seppuku, Ranmaru memenggalnya. Ranmaru menyusul Nobunaga melakukan seppuku dan meminta Yasuke untuk memenggal kepalanya.

“Jika Anda tetap akan mati, sebaiknya Anda mati dengan cepat, dengan tangan Anda sendiri, dan mempertahankan kehormatan,” ungkap Lockley menirukan perkataan saat itu.

Setelah Nobunaga dan Ranmaru mati, Yasuke melarikan diri dari kuil dengan membawa kepala tuannya.

Yasuke menolak kesempatan Mitsuhide untuk menyerahkan kepala Nobunaga. Kepala Nobunaga bertujuan untuk dipamerkan sebagai cara membangun legitimasi dan kekuasaan Mitsuhide.

“Alasan di balik pengkhianatan Mitsuhide terhadap Nobunaga adalah salah satu misteri besar dalam sejarah Jepang,” kata Doan.

“Ada banyak cerita-tidak semuanya dapat diverifikasi secara historis-tentang apa yang bisa menyebabkan Insiden Honnoji,” imbuhnya.

Baca juga: Banyak Wisatawan Batal Pergi ke Jepang karena Ramalan Gempa dari Manga, Kapan?

Akhir cerita Yasuke

Tidak banyak yang diketahui tentang nasib Yasuke setelah penyergapan tersebut. Menurut Lockley, Yasuke mungkin terluka parah dan ditangkap sebagai salah satu orang terakhir yang selamat dari lingkaran dalam Nobunaga.

Catatan terakhir yang diketahui tentang Yasuke menggambarkan bahwa dia diantar ke sebuah misi Jesuit oleh prajurit Mitsuhide.

Lockley berspekulasi bahwa Mitsuhide mengampuni Yasuke untuk mendapatkan dukungan dari para misionaris Jesuit.

Mitsuhide itu menjadi jenderal yang tidak memiliki sekutu dan hanya bertahan hidup beberapa hari dari Nobunaga.

Pada tanggal 2 Juli 1582, salah satu pengikut Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi mengalahkan Mitsuhide di Pertempuran Yamazaki.

Hideyoshi kemudian menjadi “Pemersatu Agung” kedua Jepang, yang menyatukan seluruh negeri pada tahun 1590.

Baca juga: Peneliti Temukan Bukti Tsunami Purba di Amber Pepohonan Jepang dari Zaman Dinosaurus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi