Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Georgia, Didiagnosis Kanker Langka, Awalnya Dikira Asam Lambung

Baca di App
Lihat Foto
(Shutterstock.com)
Ilustrasi sakit perut karena kanker lambung. Georgia-Leigh Gardiner, seorang ibu muda berusia 28 tahun asal Inggris didiagnosis kanker lambung linitis plastica
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Georgia-Leigh Gardiner, seorang ibu muda berusia 28 tahun asal Inggris, harus menghadapi kenyataan pahit setelah berbulan-bulan bergelut dengan sakit perut yang tak kunjung sembuh hingga berujung pada penyakit kanker.

Gejala awal penyakit kanker itu muncul menjelang Natal 2024 dengan rasa nyeri hebat di perut bagian atas, disertai kehilangan nafsu makan, muntah setiap kali makan, serta penurunan berat badan drastis.

Selama berbulan-bulan, ia hanya diberikan obat lambung lansoprazole, tetapi kondisinya tak membaik. 

Hingga akhirnya, ia dirujuk untuk menjalani pemeriksaan gejala nonspesifik, jalur yang belakangan ia sadari sebenarnya merupakan rujukan untuk dugaan penyakit kanker.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Waktu saya datang ke rumah sakit untuk janji temu, saya baru menyadari bahwa ini jalur kanker,” kenangnya dalam sebuah tulisan melalui laman penggalangan dana GoFundMe.

Dari sana, ia menjalani endoskopi pemeriksaan dengan kamera melalui tenggorokan.

Baca juga: 10 Gejala Kanker yang Sebaiknya Tidak Diabaikan Laki-laki, Apa Saja?

Awal diagnosis kanker lambung

Hasil pemeriksaan menunjukkan indikasi kuat adanya kanker. Awalnya, Georgia mengira akan mendapatkan pertolongan medis melalui operasi.

Namun, pada 13 Juni, harapan itu hancur.

“Kami sempat mengira pertemuan selanjutnya akan membahas langkah pengobatan seperti operasi,” katanya. 

Di ruang konsultasi di Rumah Sakit St. James, dokter menyampaikan kenyataan pahit Georgia mengidap linitis plastica, jenis kanker lambung langka dan sangat agresif. 

Lebih buruk lagi, kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ dalam lainnya. 

Baca juga: Temuan Jamur Kutukan Firaun yang Disebut Bisa Lawan Kanker

Ada juga kelainan yang terdeteksi pada paru-parunya, meski belum dipastikan apakah itu bagian dari penyebaran kanker.

“Ketika mendengar kata ‘tidak bisa disembuhkan’, yang terlintas hanya satu hal, Arlo, putra kecil saya yang baru berusia dua tahun,” ungkap Georgia. 

Dalam kondisi syok, ia bahkan sempat tertawa tak percaya dan bertanya kepada suaminya apakah semua ini benar-benar nyata. 

“Saya merasa seluruh emosi campur aduk dalam lima menit. Tapi itu nyata. Saya menderita kanker stadium 4 dan tidak tahu berapa lama lagi saya punya waktu,” kenangnya.

Baca juga: Benarkah Keputihan dan Infeksi Jamur di Area Selangkangan Bisa Picu Kanker Serviks?

Kanker lambung linitis plastica jarang terjadi di usia muda

Dilansir dari People, Kamis (26/6/2025), kondisi ini sangat jarang terjadi pada usia muda.

Umumnya, linitis plastica ditemukan pada pasien berusia 70 hingga 80 tahun. Georgia, yang baru 28 tahun, membuat tim medis terkejut. 

Ia pun menyetujui untuk menjalani tes genetik guna menelusuri kemungkinan faktor keturunan. Meski begitu, Georgia belum kehilangan harapan. 

“Saya masih muda, tubuh saya sehat selain dari penurunan berat badan, saya penuh semangat juang,” katanya. 

Dalam beberapa minggu mendatang, ia akan memulai kemoterapi yang diharapkan dapat memperlambat laju pertumbuhan kanker. 

Ia juga berpotensi ikut serta dalam uji klinis, tinggal menunggu hasil pemeriksaan lanjutan.

Baca juga: Dokter Peringatkan Bahaya HPV, Virus Pemicu Kanker Serviks yang Sering Tak Disadari

Berjuang di tengah sisa harapan hidup

Menurutnya, rata-rata harapan hidup untuk linitis plastica hanya sekitar satu tahun. 

Beberapa studi memperkirakan angka harapan hidup lima tahun untuk kasus kanker lambung ini berkisar antara 3–10 persen, meskipun ada juga data yang menunjukkan angka lebih tinggi.

Kendati kabar itu mengguncangnya, Georgia tidak menyerah. Ia akan segera memulai kemoterapi dan kemungkinan akan ikut serta dalam uji klinis. 

Kondisinya masih tergolong kuat secara fisik, selain penurunan berat badan. Dari pengalaman hidup itu, Georgia menyampaikan pesan yang dalam.

“Kita sering lupa bahwa hidup itu indah. Kita habiskan begitu banyak waktu memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Padahal, tidak ada jaminan tentang hari esok,” ungkapnya

Dengan suara yang tetap tegar, ia menutup pesannya dengan harapan sederhana, tetapi mendalam.

“Peluklah orang-orang yang kamu cintai lebih erat dan jalani hidup seutuhnya,” ujarnya.

Baca juga: 6 Tanda Kanker Serviks yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi