Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru: Pilot Air India Serahkan Kendali ke Co-pilot Sebelum Lepas Landas

Baca di App
Lihat Foto
AFP/DIBYANGSHU SARKAR
Otoritas penerbangan India perintahkan Air India periksa saklar bahan bakar beberapa pesawat Boeing usai kecelakaan yang tewaskan 260 orang.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Kapten Air India Sumeet Sabharwal sempat mengatakan bahwa pesawat berada di bawah kendali co-pilot Clive Kunder sebelum lepas landas.

Hal tersebut terungkap dari rekaman suara pilot Air India AI 171 yang jatuh dan menewaskan 260 orang di Ahmedabad, India Barat pada Juni 2025 lalu.

Menurut laporan Reuters, Jumat (18/7/2025), Sabharwal merupakan pilot berpengalaman dengan 15.638 jam terbang, termasuk 8.596 jam menggunakan armada Boeing 787.

Sementara itu, Kunder memiliki catatan 3.403 jam terbang dengan 1.128 jam di antaranya sebagai co-pilot Boeing 787.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Update Air India: Sakelar Kendali Bahan Bakar Ditemukan Tak Bermasalah, Benar Pesawat Sengaja Dijatuhkan?

Kunder disebut akan kewalahan kemudikan pesawat

Mengutip pemberitaan The Standard, Jumat (18/7/2025), salah seorang sumber yang mengetahui isi black box Air India menilai, keputusan kapten menyerahkan kendali ke co-pilot sebelum pesawat lepas landas bukan hal yang aneh.

Meski begitu, sumber menilai bahwa Kunder akan kewalahan menerbangkan Air India AI 171 yang menggunakan armada Boeing 787 Dreamliner.

Ia juga menyampaikan, rekaman suara black box menunjukkan bahwa Kunder sempat bertanya kenapa Sabharwal mematikan mesin. Namun, hal ini dibantah oleh sang kapten.

Kunder tampak tidak yakin dengan jawaban Sabharwal sehingga ia bertanya beberapa kali selama enam detik.

Baca juga: Terungkap Percakapan Pilot Air India 171 Sebelum Pesawat Jatuh dan Tewaskan 241 Penumpang

Klaim yang disampaikan sumber senada dengan laporan terbaru yang dirilis media asal AS, Wall Street Journal.

Kepada media tersebut, sumber lain yang terlibat dalam penyelidikan mengatakan, Kunder sempat bertanya mengapa Sabharwal membalik sakelar.

Tindakan tersebut membuat mesin kekurangan bahan bakar sebelum jatuh dan meledak setelah lepas landas.

Dikutip dari laporan The Independent pada Jumat (18/7/2025), laporan awal yang dirilis Biro Investigasi Kecelakaan Udara India (AAIB) menyebutkan, kedua sakelar bahan bakar beralih dari "run" ke "cutoff" hanya dalam waktu satu detik tepat setelah lepas landas.

Namun, laporan tersebut tidak menjelaskan bagaimana hal ini terjadi.

Baca juga: Apa Arti Kode Mayday yang Diucapkan Pilot Air India Sebelum Pesawat Jatuh?

Laporan sementara hanya mengungkap bahwa mesin cadangan pesawat, yang dikenal sebagai turbin udara RAM, menyala setelah pesawat lepas landas yang menunjukkan hilangnya daya dari mesin.

Sakelar bahan bakar untuk kedua mesin diputar kembali untuk bekerja dan pesawat secara otomatis mencoba menghidupkan kembali mesinnya.

Insiden yang dialami Air India kemudian memicu perdebatan soal apakah pesawat harus memiliki kamera di dalam kokpit.

Pakar keselamatan penerbangan John Nance mengatakan, para penyelidik kemungkinan besar akan mendapat manfaat besar dari rekaman video kokpit selama penerbangan Air India.

Menurutnya, kamera dapat menutup kekurangan perekam audio dan data.

Namun, beberapa pihak menentang usulan kamera di dalam kokpit karena dinilai menimbulkan masalah privasi dan potensi penyalahgunaan lebih besar daripada manfaat investigasi yang terbatas.

Baca juga: Pilot Diduga Sengaja Jatuhkan Pesawat, Apa Tanggapan CEO Air India?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi