Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Kelt Berusia 2.000 Tahun Ditemukan, Penuh Harta Karun Zaman Besi

Baca di App
Lihat Foto
Municipal Archaeological Museum of Villena
Ilustrasi harta karun. Ratusan koin emas dan perak di zaman besi
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Sebuah permukiman kuno bangsa Kelt yang diperkirakan berusia lebih dari 2.000 tahun baru saja ditemukan di wilayah Bohemia, Republik Ceko.

Penemuan ini mengejutkan dunia arkeologi karena skalanya yang luar biasa luas dan jumlah artefak yang sangat banyak, termasuk harta karun berupa koin emas dan perak dari Zaman Besi. 

Dilansir dari Scottish Financial News, Jumat (18/7/2025), terletak di dekat kota Hradec Kralove, situs seluas 25 hektare ini setara hampir 47 lapangan sepak bola dan menyimpan ribuan peninggalan dari masa lampau.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Penuh Harta Karun Milik Raja Pertama Kota Maya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para arkeolog yang menemukan situs ini awalnya melakukan survei rutin sebelum pembangunan jalan tol. 

Namun, yang ditemukan para arkeolog di luar ekspektasi. Ratusan koin emas dan perak, lebih dari seribu perhiasan, dan berbagai artefak berkualitas tinggi seperti tembikar mewah dan manik-manik kaca ditemukan di lokasi tersebut. 

Bahkan ditemukan juga struktur bangunan seperti rumah, bengkel, dan kemungkinan kuil.

Misteri Suku Kelt yang mendiami Bohemia

Sebagaimana diberitakan Live Science, Jumat (18/7/2025), Tomas Mangel, arkeolog dari Universitas Hradec Kralove, menjelaskan situs permukiman kuno di Republik Ceko adalah yang terbesar dari jenisnya di wilayah Bohemia.

Permukiman kuni ini juga diyakini berasal dari budaya La Tene, budaya Zaman Besi yang erat kaitannya dengan bangsa Kelt.

Satu pertanyaan besar masih menggantung dan mengerucut mengenai siapa sebenarnya yang pernah tinggal di pemukiman ini.

Secara tradisional, wilayah Bohemia sering dikaitkan dengan suku Kelt bernama Boii. 

Baca juga: Para Arkeolog Temukan Situs Pemakaman Viking di Denmark, Ada Makam Kepala Suku

Namun, Mangel menekankan bahwa belum ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa suku Boii-lah yang menghuni situs tersebut.

“Sangat mungkin ada kelompok Kelt lain yang juga tinggal di sini,” ujarnya. 

Meskipun nama "Bohemia" diyakini berasal dari kata “Boii”, Mangel menyebut hubungan antara nama-nama tersebut lebih merupakan hasil interpretasi sejarah dari abad ke-19 dan tidak sepenuhnya akurat.

Hingga kini, belum ditemukan prasasti atau dokumen yang bisa mengungkap identitas pasti penghuni pemukiman tersebut. 

Namun, keberadaan situs ini memberikan gambaran penting tentang bagaimana kehidupan masyarakat Kelt berlangsung di Eropa Tengah antara abad ke-3 hingga ke-1 SM.

Jejak perdagangan dan jalur ambar Eropa kuno

Bukti arkeologis dari situs ini menunjukkan bahwa penduduknya bukan sekadar petani atau pengrajin biasa, melainkan pemain penting dalam jaringan perdagangan Eropa kuno. 

Penemuan ambar, resin fosil bernilai tinggi dari wilayah Baltik dan keramik berkualitas menunjukkan bahwa pemukiman ini mungkin terletak di jalur perdagangan strategis yang dikenal sebagai "Koridor Rute Ambar".

Arkeolog dari Universitas Wina, Maciej Karwowski yang tidak terlibat langsung dalam penggalian, menyebut penemuan ini sebagai salah satu situs paling menarik yang pernah ditemukan di sepanjang jalur perdagangan kuno tersebut.

Sebagian artefak dari situs ini rencananya akan dipamerkan untuk pertama kalinya pada musim dingin mendatang dalam sebuah pameran museum khusus. 

Bagi para arkeolog dan pencinta sejarah, temuan ini bukan hanya harta karun fisik, tetapi juga potongan penting dalam teka-teki besar sejarah Eropa Kuno.

Baca juga: Temuan Tato pada Mumi Berusia 800 Tahun Bingungkan Arkeolog, Kenapa?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Live Science
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi