Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pria di Dubai Alami Henti Jantung Lebih dari 25 Kali dalam Hitungan Jam

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi Jantung. Ilustrasi serangan jantung. Ilustrasi henti jantung.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Seorang pria berusian 40 tahun di Dubai, Uni Emirat Arab berhasil selamat setelah jantungnya berhenti lebih dari 25 kali dalam hitungan beberapa jam.

Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu dirawat di Rumah Sakit Rashid, Dubai baru-baru ini.

“Kami benar-benar berpikir bahwa mengumumkan kematiannya hanya masalah waktu,” kata Direktur Eksekutif Rumah Sakit Rashid sekaligus Kepala Departemen Kardiologi, Fahad Baslaib dikutip dari Gulf News, Senin (21/7/2025).

"Namun, pada hari kerja pertama setelah akhir pekan, kami melihatnya sedang sarapan. Momen itu mengajarkan kami untuk tidak pernah kehilangan harapan,” sambungnya.

Lantas, bagaimana kronologinya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 9 Teknik Jalan Kaki yang Menguatkan Otot Jantung, Apa Saja?

Kronologi jantung pria Dubai berhenti lebih dari 25 kali

Ini bermula ketika pria itu dilarikan ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Rashid.

Saat itu, dia terkena serangan jantung hebat yang dipicu oleh penyumbatan total di arteri utama akibat kolesterol.

Kondisi tersebut membuat sang pasien mengalami henti jantung berulang kali.

Karenanya, tim medis yang bertugas berulang kali menggunakan alat kejut defibrilator agar jantung pasien berdetak kembali.

Dokter memutuskan, pasien itu segera menjalani prosedur kateterisasi darurat agar kondisinya kembali membaik.

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Tingkatkan Risiko Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung, Segera Hindari

Kateterisasi adalah prosedur medis untuk memeriksa maupun mengobati masalah pada jantung dan pembuluh darah dengan memasukkan kateter (selang tipis) ke dalam pembuluh darah.

Dokter berhasil membuka arteri koroner yang tersumbat dan memasukkan stent yang menyelamatkan nyawanya.

Stent atau dikenal ring jantung adalah tabung kecil berbentuk jaring yang terbuat dari logam atau bahan khusus.

Alat tersebut dipasang di dalam pembuluh darah yang menyempit untuk membuka sumbatan dan menjaga aliran darah tetap lancar.

Baca juga: Ahli Ungkap 3 Jenis Olahraga untuk Turunkan Risiko Serangan Jantung, Apa Saja?

Seperti gunung berapi yang tidak aktif

Baslaib mengibaratkan kasus ini sebagai “gunung berapi yang tidak aktif”. Artinya, serangan jantung yang mematikan bisa muncul tanpa peringatan.

“Ini bisa saja diam selama bertahun-tahun, lalu meletus dalam sekejap,” tuturnya.

Menurutnya, jam-jam pagi hari dari subuh hingga siang hari adalah waktu yang paling berbahaya untuk serangan jantung.

Selama periode ini, fluktuasi hormon yang melibatkan kortisol dan adrenalin dapat menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, dan meningkatkan kekentalan darah.

Kondisi itu mampu meningkatkan risiko penyumbatan arteri secara tiba-tiba, terutama pada individu dengan sumbatan parsial yang tidak terdiagnosis.

Baca juga: 15 Dokter Selamatkan Perempuan dari Serangan Jantung di Pesawat, Ini Kisahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi