Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja, Ini Pemicunya

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TANG CHHIN SOTHY
Tentara Kamboja (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan tentara Thailand (kedua dari kanan) di perbatasan yang menjadi sengketa kedua negara, yakni kuil Prasat Ta Muen Thom atau Prasat Ta Moan Thom di Khmer, Provinsi Oddar Meanchey, 26 Maret 2025.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Ketegangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja baru-baru ini kembali memanas. Pasukan militer keduanya saling melepaskan serangan.

Konflik terbaru dipicu ketika militer Thailand menuduh Kamboja telah mengerahkan pesawat tanpa awak pengintai sebelum mengirim pasukan ke daerah dekat Kuil Ta Moan Thom.

Thailand menyebut bahwa pasukan Kamboja melepaskan tembakan dengan senjata berat, termasuk artileri dan roket jarak jauh BM21.

Baca juga: Duduk Perkara Militer Thailand dan Kamboja Saling Serang di Perbatasan, Apa Masalahnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Namun, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja mengeluarkan pernyataannya sebaliknya dan menuduh Thailand menyerang terlebih dahulu.

Menurut pernyataan tersebut, pasukan Kamboja hanya membalas setelah diserang oleh tentara Thailand dan merupakan tindakan untuk membela diri.

Konflik perbatasan Thailand dan Kamboja bukanlah masalah baru. Lantas, bagaimana pertama kali ketegangan ini bermula?

Baca juga: Saling Serang, Kuat Mana Militer Thailand Vs Kamboja?

Sejarah konflik perbatasan Thailand dan Kamboja

Perselisihan perbatasan antara Thailand dan Kamboja sudah terjadi lebih dari satu abad. Ini bermula ketika perbatasan ditetapkan setelah pendudukan Perancis di Kamboja.

Namun hubungan kedua negara secara resmi memanas pada tahun 2008, dilansir dari laman BBC Internasional.

Itu terjadi ketika Kamboja mencoba mendaftarkan kuil abad ke-11, Preah Vihear, yang terletak di wilayah sengketa sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baca juga: Kamboja Terapkan Wamil di Tengah Ketegangan dengan Thailand, Apa yang Perlu Diketahui?

Langkah tersebut mendapat protes keras dari Thailand, dan hingga saat ini masih mempermasalahkan klaim atas Kuil Preah Vihear.

Mahkamah Internasional (ICJ) telah menetapkan bahwa Preah Vihear merupakan bagian dari Kamboja, tetapi Thailand masih mempertahankan klaimnya.

Keputusan ICJ itu berdasar pada peta Perancis yang dulu menjajah Kamboja menunjukkan bahwa adanya garis pemisah alami (watershed) kedua negara.

Baca juga: Memanas, Kamboja Luncurkan Roket, Thailand Kirim Serangan Udara

Thailand menggunakan peta berskala 1:50.000 yang merujuk pada seri peta L7018 yang diproduksi Departemen Survei Kerajaan Thailand (RTSD).

Tetapi Kamboja merujuk pada peta skala 1:200.000 berdasarkan Perjanjian Perancis-Siam tahun 1904 dan Perjanjian Perancis-Siam tahun 1907 terkait demarkasi.

Kamboja menggunakan peta tersebut sebagai dasar klaimnya dan menolak peta versi Thailand.

Chan Kunthiny, analis geopolitik dan keamanan di Phnom Penh, menjelaskan, ICJ menganggap Thailand telah menerima peta tersebut di masa lalu, termasuk dalam sengketa Kuil Preah Vihear.

Baca juga: Update Ketegangan Thailand-Kamboja di Perbatasan, Sepakat Posisikan Ulang Pasukan

Dikutip dari laman Kompas.id (16/6/2025), ICJ telah menyatakan kuil tersebut milik Kamboja pada 1962.

Bahkan Kamboja telah dua kali berhasil mengajukan resolusi ICJ. Selain kasus Kuil Preah Vihear pada 1962, Kamboja meminta klarifikasi yurisdiksi atas tanah sekitar kuil pada 2013.

Namun kembali lagi, Thailand mengecam langkah tersebut dan tidak mau mengakui yurisdiksi ICJ.

Selama bertahun-tahun telah terjadi bentrokan sporadis yang mengakibatkan tentara dan warga sipil terbunuh di kedua belah pihak.

Baca juga: PM Thailand Diskors dari Tugas Negara oleh MK terkait Masalah Etika, Bagaimana Awal Kasusnya?

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Ketegangan di Perbatasan Kamboja-Thailand Bereskalasi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi