KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Perancis akan mengakui Palestina sebagai negara pada Jumat (25/7/2025)
Melalui pernyataannya di media sosial X (dulunya Twitter), ia akan meresmikan keputusan tersebut di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September.
“Sesuai dengan komitmen historisnya terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Perancis akan mengakui Negara Palestina,” tulis Macron.
“Saya akan mengumumkannya dengan sungguh-sungguh di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September tahun ini,” tambahnya.
Langkah ini menjadikan Perancis sebagai negara terbesar sekaligus paling berpengaruh di Eropa yang menyatakan pengakuan terhadap Palestina.
Sebelumnya, negara Uni Eropa lain seperti Norwegia, Irlandia, dan Spanyol telah menyatakan niat serupa.
Namun, sejumlah negara Barat yang berpengaruh, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, hingga kini masih menolak pengakuan tersebut.
Baca juga: Inggris, Perancis, dan Kanada Berbalik Arah Kecam Israel soal Gaza, Mengapa?
Perancis mengecam pembatasan bantuan di Gaza
Pengumuman Macron muncul di tengah meningkatnya kemarahan negara-negara Eropa terhadap perang Israel di Gaza yang telah menewaskan 59.587 warga Palestina dan memperburuk krisis kelaparan akibat pembatasan pengiriman bantuan.
Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (25/7/2025), Perancis diketahui akan bergabung dengan Inggris, Australia, Kanada, dan 21 sekutu Israel lainnya dalam mengecam pembatasan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa mereka meminta “perang harus diakhiri sekarang juga.”
Sebelumnya, Macron memang telah menyampaikan niatnya untuk mengakui Negara Palestina.
Menteri Luar Negeri Perancis dijadwalkan menjadi tuan rumah bersama dalam konferensi PBB untuk membahas solusi dua negara atas konflik panjang ini.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, juga menyatakan akan melakukan koordinasi darurat dengan Perancis dan Jerman melalui panggilan telepon pada Jumat (25/7/2025) untuk membahas situasi di Jalur Gaza.
Starmer mengatakan bahwa gencatan senjata akan “menjadi langkah menuju pengakuan terhadap Negara Palestina dan solusi dua negara yang menjamin perdamaian dan keamanan bagi warga Palestina maupun Israel.”
Baca juga: Ilmuwan Perancis Temukan Golongan Darah Baru Gwada Negatif dari Seorang Pasien Wanita
Surat terbuka kepada Presiden Palestina
Dalam surat terbukanya kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, Macron menyampaikan niatnya secara langsung.
Wakil Presiden Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, menyambut baik langkah Macron.
“Langkah ini mencerminkan komitmen Perancis terhadap hukum internasional dan mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka,” ujar Sheikh.
Hamas juga menyebut pengumuman Macron sebagai “langkah positif” dan mendesak negara lain untuk mengikuti jejak Perancis.
“Kami menganggap ini sebagai langkah ke arah yang benar untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina yang tertindas dan mendukung hak sah mereka atas penentuan nasib sendiri,” bunyi pernyataan Hamas.
Hamas juga menyerukan seluruh negara di dunia, terutama negara-negara Eropa yang belum mengakui Negara Palestina, untuk mengikuti langkah Perancis.
Baca juga: Ilmuwan Perancis Temukan Golongan Darah Baru Gwada Negatif dari Seorang Pasien Wanita
Kecaman Israel terhadap Perancis
Dilansir dari Al Jazeera, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam keras langkah Perancis.
“Langkah seperti ini hanya akan memberi hadiah kepada terorisme dan menciptakan ancaman baru seperti yang terjadi di Gaza,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.
Ia melanjutkan bahwa pengakuan Negara Palestina dalam kondisi seperti saat ini akan menjadi landasan peluncuran untuk menghancurkan Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut langkah tersebut sebagai “aib dan bentuk penyerahan diri terhadap terorisme”.
“Kami tidak akan membiarkan terbentuknya entitas Palestina yang mengancam keamanan kami, membahayakan eksistensi kami, dan merusak hak historis kami atas Tanah Israel,” tegasnya.
Baca juga: Petani Belgia Tak Sengaja Geser Perbatasan Negaranya dengan Perancis, Kok Bisa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.