Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Aib, Lulusan Kedokteran di China Disebut Didesak Kampus untuk Hapus Video Jualan Es Krim

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock/Mas Akhi
Ilustrasi es krim.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Seorang lulusan kedokteran bermarga Li menjadi populer di media sosial berkat kontennya berjualan es krim di pinggir jalan

Namun, Li kembali menjadi sorotan publik setelah mengaku menerima desakan dari kampusnya untuk menghapus video tersebut karena dianggap sebagai aib.

Dilansir dari VNExpress, Rabu (23/7/2025), Li sudah tiga tahun lulus dari Zhongshan College of Dalian Medical University yang dikelola swasta di Provinsi Liaoning, China.

Li mendapatkan gelar sarjana di bidang pencitraan medis dan bekerja di sebuah rumah sakit besar di daerah asalnya, Guangxi Zhuang.

Namun, dia berhenti bekerja karena alasan pribadi dan membuka kedai es krim kaki lima dengan varian rasa mangga di Hechi, Guangxi, sejak April lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam videonya, ia menjelaskan perlu mengumpulkan uang sembari mempersiapkan diri untuk ujian pegawai negeri sipil.

Video Li yang menceritakan pergantian karier ini menjadi viral dan ditonton lebih dari 5 juta kali.

Baca juga: Kisah Kusrin, Lulusan SD yang Berhasil Rakit dan Jual TV dari Barang Bekas tapi Dihukum karena Masalah SNI

Dugaan pihak kampus desak Li hapus video 

Dilansir dari SCMP, Sabtu (12/7/2025), Li mengaku mendapat panggilan dari seorang dosen pembimbing akademiknya dan mendesaknya untuk menghapus video tersebut pada akhir Juni.

Dosen itu menyampaikan. konten Li berdampak buruk pada reputasi kampus dan membuat mahasiswa khawatir dengan masa depannya.

Li kemudian segera menghapus videonya dan tidak menyebut nama almamater lagi dalam kontennya. Namun, beberapa pihak sekolah masih menyerangnya melalui kolom komentar.

Menanggapi pernyataan Li, pihak kampus membantah tuduhan Li terkait desakan menghapus video tersebut.

Mereka menegaskan, pihaknya mendukung keragaman kesempatan kerja dan tidak mendiskriminasi pekerjaan apa pun.

"Kami tidak merasa malu dengan upaya lulusan kami untuk mendirikan bisnis sendiri," tulis penyataan pihak kampus di media sosial.

Baca juga: Usulan Lulusan Sekolah Kedinasan Tak Langsung Jadi CPNS, Harus Ikut Tes

Tuai pro dan kontra

Beberapa pihak merasa pengalaman Li memang bisa berdampak buruk bagi universitas.

"Videonya berisi beberapa pesan yang tidak benar. Dia tampaknya membesar-besarkan masalah," komentar seseorang yang tidak disebutkan namanya.

Namun, Li mengatakan bahwa ia memilih menyebut nama almamater karena banyak warganet yang tidak percaya dengan keabsahan gelar sarjananya.

"Jadi, saya tidak boleh mengungkapkan nama kampus tempat saya belajar selama empat tahun dengan biaya di atas 100.000 yuan (sekitar Rp 227 juta)?" tutur Li.

Li membagikan rasa frustasinya tersebut dan memilih mengunggah ulang video trending-nya di media sosial baru-baru ini.

"Kalau kamu (pihak kampus) yakin saya mencemarkan nama baikmu, kamu bisa menuntut saya ke pengadilan," tegas Li dalam kontennya.

Beberapa warganet mengkritik sikap kampus. Namun, sebagian yang lain berpihak pada kampus dan menganggap Li mencari perhatian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: SCMP, VN Express
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi