KOMPAS.com - Seorang pria di Jepang menggugat rumah sakit setelah mengetahui bahwa dirinya tertukar saat lahir dan dibesarkan dalam kemiskinan oleh seorang ibu tunggal.
Sementara bayi yang seharusnya menjadi dirinya justru tumbuh dalam keluarga kaya bersama orang tua kandungnya selama puluhan tahun.
Pria itu kemudian mendapatkan ganti rugi sekitar 371.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,6 miliar (perkiraan kurs tahun itu Rp 9.700) dari rumah sakit tempat ia dilahirkan pada Maret 1953, dikutip dari BBC (28/11/2013).
Baca juga: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri, Apa Pemicunya?
Terungkap setelah 60 tahun kemudian
Kesalahan besar tersebut baru terungkap hampir 60 tahun kemudian, setelah tes DNA membuktikan bahwa seorang petugas rumah sakit secara tidak sengaja menukar kedua bayi saat memandikan mereka, lalu menyerahkannya ke ibu yang salah.
Kedua pria tersebut pun menjalani hidup yang seharusnya milik satu sama lain, di mana satu tumbuh dalam kemiskinan, hidup dari tunjangan sosial, dan kemudian bekerja sebagai sopir truk.
Sementara yang lain menikmati pendidikan di sekolah swasta dan kini memiliki bisnis properti sendiri, dilansir dari NBC News (29/11/2013).
"Ada penyesalan dan juga kemarahan. Saya berharap waktu bisa diputar kembali," kata pria yang hidup dalam kemiskinan dan tidak disebutkan identitasnya itu.
"Saya dengar saya dicari karena ada kesalahan. Saat mendengarnya, firasat saya langsung, 'Mungkinkah hal seperti itu terjadi?' Saya rasa tidak mungkin sebuah rumah sakit bisa melakukan kesalahan seperti itu," tambahnya.
Pengadilan Tokyo kemudian memerintahkan Rumah Sakit San-Ikukai untuk membayar ganti rugi sebesar 371.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,6 miliar kepada pria tersebut.
Jumlah itu jauh lebih kecil dari tuntutan awalnya sebesar 2,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 24,25 miliar (dengan perkiraan kurs tahun itu Rp 9.700).
Baca juga: Mengenal Chicken Blood Vine, Tanaman Berkayu Mirip Daging yang Kaya Khasiat
Hidup miskin dengan bantuan sosial dari pemerintah
Alih-alih menjalani hidup yang berkecukupan seperti seharusnya, pria ini hidup dalam kemiskinan dan hanya mengandalkan bantuan sosial.
Ia tumbuh di sebuah apartemen kecil tanpa peralatan elektronik.
Ibunya, yang ia kenal sejak kecil, membesarkannya bersama dua saudara kandung setelah ayah mereka meninggal ketika ia masih berusia dua tahun.
Sementara itu, bayi yang sebenarnya tertukar dengannya tumbuh sebagai anak sulung dari empat bersaudara di keluarga berada. Ia mendapat les privat dan berhasil masuk universitas.
Kesalahan ini baru terungkap pada 2009, ketika keluarga kaya tersebut curiga karena salah satu dari empat bersaudara tidak mirip secara fisik.
Mereka kemudian melakukan tes DNA. Setelah hasil tes menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah.
Keluarga itu kemudian menelusuri catatan rumah sakit dan akhirnya menemukan saudara kandung mereka yang sebenarnya pada 2011.
Sementara itu, pria yang dibesarkan dalam kemiskinan itu tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungnya.
"Saat saya tahu siapa orang tua kandung saya, saya berharap bisa dibesarkan oleh mereka. Itu yang sebenarnya saya rasakan. Ketika saya diberikan foto orang tua kandung saya, saya jadi ingin sekali bertemu dengan mereka. Setiap kali melihat foto itu, selama berbulan-bulan saya selalu menangis," tuturnya.
The Telegraph melaporkan, Hakim Masatoshi Miyasaka mengatakan bahwa mustahil untuk mengukur seberapa dalam rasa sakit dan kekecewaan yang dialami baik oleh orang tua maupun pria tersebut.
Ini karena mereka kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan orang tua dan anak untuk selamanya.
Kini, pria tersebut rutin bertemu dan minum bersama saudara kandung kandungnya sebulan sekali, sambil tetap merawat kakak laki-laki yang dibesarkan bersamanya sejak kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.