KOMPAS.com - Fenomena mencairnya gletser secara cepat di Kutub Utara Rusia membuka tabir sejarah purba yang selama ini tersembunyi di bawah lapisan es.
Tulang-tulang paus yang pernah hidup ribuan tahu dan terkubur di bawah lapisan es yang lalu ditemukan.
Sebagaimana diberitakan Live Science, Kmais (24/7/2025), tim ilmuwan dari Institut Penelitian Arktik dan Antartika (AARI) menemukan kuburan tulang paus kuno ketika lapisan es di Pulau Wilczek, kawasan terpencil di utara Rusia, mulai surut secara drastis.
Ekspedisi ini mendarat di pulau tersebut awal tahun 2025, dengan tujuan mempelajari perubahan pada lapisan es.
Berdasarkan analisis citra satelit, para peneliti menemukan bahwa gletser di pulau tersebut telah pecah menjadi dua bagian hanya dalam kurun waktu kurang dari dua dekade.
Temuan ini sejalan dengan laporan global yang menyebutkan bahwa sejak tahun 2000, sekitar 5 persen volume es gletser dunia telah hilang.
Baca juga: Ilmuwan: Pencairan Gletser Bisa Bangunkan Gunung Berapi yang Tertidur
Jejak purba ungkap perubahan laut yang cepat
Pencairan yang dramatis ini membuka beberapa mil persegi permukaan tanah yang sebelumnya terkubur, memperlihatkan tulang belulang paus berukuran besar.
Beberapa kerangka paus bahkan masih dalam kondisi sangat baik.
Seorang ahli geologi AARI, Nikita Demidov, menjelaskan tulang yang berada lebih dekat ke gletser lebih terawetkan, sementara yang berada di tepi pantai mengalami pelapukan lebih cepat karena terkena paparan lebih lama.
Menurut Demidov, keberadaan tulang paus tersebut menjadi bukti bahwa kawasan paling utara Eurasia pernah mengalami perubahan muka laut yang sangat cepat dalam beberapa ribu tahun terakhir.
Baca juga: Gletser Runtuh di Swiss, Puluhan Rumah Hancur dan 1 Orang Dilaporkan Hilang
Ekspedisi ini dilakukan menggunakan kapal Rusia yang diperkuat es bernama Professor Molchanov dan dijadwalkan berlangsung hingga Agustus.
Laporan awal tersebut juga telah dikonfirmasi oleh kantor berita negara Rusia, TASS, yang menyebutkan bahwa studi ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang memetakan dampak pemanasan global di wilayah Arktik.
Berhasil rekam jejak perubahan iklim ribuan tahun
Dilansir dari Zamin, Rabu (23/7/2025), penemuan tulang paus purba di Pulau Wilczek, Kutub Utara Rusia, merupakan hasil ekspedisi ilmiah bertajuk Arctic Floating University 2025 ini secara khusus meneliti dampak perubahan iklim di kawasan Arktik.
Temuan ini membuka wawasan baru tentang sejarah ekologi wilayah tersebut dan memberikan petunjuk penting tentang dinamika laut ribuan tahun lalu.
Selama dua dekade terakhir, gletser yang menutupi pulau itu telah pecah menjadi dua bagian, memperlihatkan daratan yang sebelumnya tersembunyi.
Di teras laut yang kini tersingkap, para ilmuwan menemukan kerangka paus yang dalam beberapa kasus masih sangat utuh, sebuah kondisi yang diduga disebabkan oleh pembekuan permanen tanah (permafrost) yang menjaga tulang-tulang tersebut tetap terawetkan.
Baca juga: Studi Baru: Pencairan Gletser akibat Perubahan Iklim Bisa Meningkatkan Frekuensi Gempa Bumi
Demidov menjelaskan bahwa penemuan ini memungkinkan para ilmuwan menyusun ulang sejarah permukaan laut di Arktik selama beberapa milenium terakhir.
Tak hanya itu, data tersebut juga menjadi acuan penting untuk meramalkan arah perubahan iklim yang mungkin terjadi di masa mendatang.
“Setiap kali es Arktik mencair, ia bukan hanya membuka daratan, tetapi juga membuka peluang bagi penemuan ilmiah yang dapat menjelaskan masa lalu dan masa depan planet ini,” kata Demidov.
Dengan pemanasan global yang terus berlangsung, pencairan gletser seperti di Pulau Wilczek diyakini akan semakin sering terjadi.
Selain mempercepat perubahan ekosistem, fenomena ini juga memberi kesempatan emas bagi dunia sains untuk merekonstruksi sejarah alam dan mengantisipasi risiko-risiko baru yang muncul akibat krisis iklim global.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Risiko Megatsunami Melonjak Seiring Mencairnya Gletser
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.