KOMPAS.com - Belakangan, kabar tentang gerhana matahari pada 2 Agustus 2025 ramai dibicarakan oleh banyak orang.
Namun, kabar akan adanya gerhana matahari dalam waktu dekat telah dibantah oleh BRIN.
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa kabar yang beredar di X tidaklah benar.
"Hoaks narasi yang beredar yang disebarkan oleh akun tersebut," ujar dia, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (24/7/2025).
Baca juga: Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2027 Sebabkan Bumi Gelap Selama 6 Menit, Ini Penjelasan BRIN
Meskipun BRIN mengonfirmasi gerhana matahari 2 Agustus tidak akan terjadi, beberapa fenomena astronomi masih akan menghiasi langit pada bulan tersebut.
Lantas, apa saja fenomena langit yang dapat diamati pada bulan Agustus 2025?
Apa saja fenomena langit di bulan Agustus 2025?
Dilansir dari Starwalk Space, terdapat beberapa fenomena astronomi yang berlangsung sepanjang Agustus 2025.
Berikut daftar fenomena astronomi yang akan terjadi pada bulan Agustus 2025 dan bisa diamati dengan mata telanjang:
- 9 Agustus 2025 - Bulan Purnama (Full Sturgeon Moon)
Bulan Purnama Agustus 2025, atau Full Sturgeon Moon, akan terjadi pada pukul 14:55 WIB. Bulan ini akan berada di konstelasi Capricornus.
Kejadian ini hanya berlangsung sejenak, tepatnya saat Bulan berada tepat berlawanan dengan matahari. Pada momen tersebut, Bulan akan tampak sepenuhnya terangnya satu hari sebelum dan sesudahnya
- 11 Agustus 2025 - Enam planet akan dalam posisi selaras
Pada Senin (11/7/2025), enam planet yakni Merkurius, Jupiter, Venus, Uranus, Neptunus, dan Saturnus akan sejajar di langit.
Empat planet pertama (Merkurius, Jupiter, Venus, dan Saturnus) dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sedangkan ementara dua planet lainnya seperti Uranus dan Neptunus hanya bisa diamati melalui teleksop.
- 11-12 Agustus 2025 - Puncak Hujan Meteor Perseid
Disebut sebagai hujan meteor terbaik di belahan bumi utara tahun ini, Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada malam 11 hingga 12 Agustus.
Pada puncaknya, sekitar 100 meteor dapat terlihat setiap jam. Namun, karena Bulan Purnama yang terjadi beberapa hari sebelumnya terangnya langit dapat mengurangi jumlah meteor yang tampak jelas.
Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor ini adalah sebelum fajar.
Baca juga: ESA Berhasil Ciptakan Gerhana Matahari Buatan dengan Bantuan 2 Pesawat Ruang Angkasa
- 19 Agustus 2025 - Merkurius berada pada jarak terjauhnya dari matahari
Pada Selasa (19/8/2025), Merkurius akan berada pada jarak terjauhnya dari matahari. Ini adalah waktu terbaik untuk mengamati Merkurius, yang bisa dilihat dengan mata telanjang di langit barat setelah matahari terbenam.
- 23 Agustus 2025 - Bulan Baru (Black New Moon)
Bulan Baru akan terjadi pada pukul 13:06 WIB. Pada saat ini, Bulan akan berada di antara Bumi dan matahari, sehingga sisi terang Bulan akan menghadap jauh dari Bumi.
Fase ini dinamai Black New Moon karena bulan benar-benar tidak terlihat. Sehingga momen ini adalah waktu terbaik untuk mengamati bintang-bintang, karena cahaya Bulan tidak akan menghalangi pandangan.
Gerhana matahari total diprediksi pada 2027
Pada awalnya, kabar gerhana matahari total akan membuat Bumi gelap disebarkan oleh akun X @Damb**** pada Senin (21/7/2025).
Dalam pernyataannya, gerhana matahari total itu merupakan kejadian langka yang baru akan terjadi 100 tahun ke dapan.
"Pada tanggal 2 Agustus, dunia akan gelap gulita selama 6 menit - pemandangan yang tak akan Anda saksikan lagi selama 100 tahun - Gerhana Matahari yang menakjubkan akan terjadi!" tulis akun tersebut.
Sebagai tanggapan, pihak BRIN menjelaskan bahwa gerhana matahari total akan terjadi pada 2027 dan bukanlah peristiwa langka.
Baca juga: Ramai soal Bumi Jadi Gelap karena Gerhana Matahari 2 Agustus, Ini Kata BRIN
Thomas memaparkan, gerhana matahari total tidak akan membuat seluruh dunia menjadi gelap.
"Gerhana matahari total pada 2027 hanya akan melintasi sebagian wilayah Afrika Utara dan Arab Saudi, dan bahkan tidak akan terlihat dari Indonesia," papar Thomas.
Selain itu, fenomena gerhana matahari tergolong cukup sering terjadi. Jalurnya yang berpindah dan berubah membuatnya seolah menjadi kejadian langka.
"Gerhana matahari total itu sering terjadi. Hanya saja jalurnya berpindah-pindah lokasi di permukaan Bumi. Jadi bukan fenomena langka sebagaimana yang disebut dalam unggahan viral itu," ungkapnya.
(Sumber: Kompas.com/Muhammad Iqbal Amar | Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.