KOMPAS.com - Sebanyak 20 persen atau sekitar 3.870 pegawai Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dilaporkan mengajukan resign atau mengundurkan diri pada Jumat (25/7/2025).
Dilansir dari CBS News, Jumat (25/7/2025), resign massal ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Donald Trump untuk merampingkan pengeluaran federal.
Menurut penjelasan NASA, pihaknya diberi kesempatan untuk mengurangi jumlah karyawannya sebanyak 20 persen dengan batas waktu sampai Jumat tengah malam.
NASA pun mengurangi pegawainya melalui program "Pengunduran Diri Tertunda" dalam dua tahap.
Baca juga: AS Akan Kenakan Biaya Tambahan Visa Rp 4 Juta untuk Wisatawan Asing
Pada tahap pertama, sebanyak 870 karyawan mengajukan resign, disusul tahap kedua sebanyak 3.000 karyawan.
Artinya, jika seluruh pengajuan resign diterima, jumlah pegawai NASA akan menyusut dari sekitar 18.000 menjadi 14.000 orang.
Pengurangan ini termasuk 500 karyawan yang keluar melalui jalur normal.
Baca juga: Andy Byron Resign Usai Terciduk Selingkuh di Konser Coldplay, Apa Kata Perusahaannya?
Dampak pemotongan anggaran NASA
Dilansir dari AA, Sabtu (26/7/2025), dalam pernyataan resminya, juru bicara NASA, Cheryl Warner menegaskan, keselamatan tetap menjadi prioritas utama bagi karyawannya.
Ia menambahkan, NASA sedang menata diri menjadi organisasi yang lebih ramping, namun tetap fokus pada misi eksplorasi ambisius ke Bulan dan Mars.
"NASA tetap berkomitmen pada era keemasan eksplorasi dan inovasi, termasuk misi ke Bulan dan Mars," ujarnya.
Namun, pengunduran diri massal ini terjadi saat proposal anggaran pemerintah untuk tahun fiskal 2026 mengusulkan pemotongan dana NASA hingga 25 persen.
Baca juga: Transfer Data Pribadi ke AS, Apa Artinya?
Besarannya yakni dari 24 miliar dollar AS menjadi 18 miliar dolar AS.
Di sisi lain, NASA juga menghadapi krisis kepemimpinan.
Trump mencalonkan pengusaha sekaligus astronot swasta Jared Isaacman sebagai administrator baru NASA pada Desember 2024.
Namun, ia secara mendadak menarik pencalonan itu pada Mei 2025 sebelum sidang konfirmasi Senat, yang kemudian memicu ketegangan terbuka antara Trump dan Elon Musk.
Saat ini, posisi pimpinan NASA diisi sementara oleh Menteri Perhubungan Sean Duffy.
Baca juga: Gedung Putih: Pengusaha AS Sebut Perjanjian Dagang dengan Indonesia sebagai Kemenangan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.