KOMPAS.com - Seorang ibu di India menjalani prosedur cangkok kulit untuk anaknya yang mengalami luka bakar serius.
Diketahui, perempuan bernama Manisha dan bayinya yang berusia delapan bulan, Dhyaansh selamat dari kobaran api usai pesawat Air India AI 171 jatuh dan menabrak kompleks BJ Medical College, Ahmedabad, India, bulan lalu.
Saat insiden itu terjadi, Manisha dan putranya sedang berada di dalam kamar asrama.
"Semuanya tiba-tiba menjadi gelap, lalu panas menyelimuti rumah kami," ujar Manisha mengenang detik-detik kejadian, dikutip dari India Today, Senin (28/7/2025).
Ia langsung meraih Dhyaansh dan berlari keluar gedung, menembus asap dan kobaran api yang membuatnya nyaris tidak bisa melihat.
Mereka mengalami luka bakar serius dan dirawat intensif di rumah sakit. Mereka dirawat selama lima minggu dan berhasil pulih.
Baca juga: 112 Pilot Air India Ajukan Cuti karena Trauma Pasca-kecelakaan Ahmedabad
Luka bakar nyaris di sekujur tubuh
Manisha dan anaknya mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan darurat.
Dhyaansh langsung dibawa ke Unit Perawatan Intensif Anak (PICU) dan menggunakan bantuan seperti ventilator, resusitasi cairan, dan transfusi darah.
Bayi Dhyaansh diketahui mengalami luka bakar sebesar 36 persen di wajah, lengan, dada, dan perutnya. Sementara, Manisha mengalami luka bakar 25 persen di bagian wajah dan tangannya.
Melihat kondisi luka Dhyaansh yang cukup parah, tim dokter memutuskan untuk melakukan prosedur cangkok kulit demi mencegah infeksi dan mempercepat pemulihan jaringan.
Baca juga: Kabel Listrik Bertegangan Tinggi Jatuh di Tengah Ribuan Peziarah di India, 6 Orang Tewas
Cangkok kulit dari sang Ibu
Kulit tersebut diambil dari tubuh Manisha yang masih dirawat akibat luka bakar yang ia alami saat menyelamatkan putranya.
Cangkok dilakukan di bagian wajah, kepala, dan tangan Dhyaansh untuk menggantikan jaringan kulit yang rusak.
Ahli bedah plastik di Rumah Sakit KD, Rutvij Parikh menjelaskan, pemilihan kulit ibu sebagai donor adalah langkah ideal untuk meminimalkan risiko infeksi.
“Usia pasien merupakan faktor utama. Kami harus memastikan lukanya tidak terinfeksi dan pertumbuhannya normal. Pemulihan anak dan ibunya berjalan memuaskan,” ujar Dr. Parikh.
Keterlibatan sang ayah, Dr. Kapil Kachhadiya yang juga residen urologi di rumah sakit sipil, turut mendukung proses penyembuhan.
“Sebagai seorang profesional medis, beliau sering memastikan pembalutan dilakukan dengan benar, bahkan di tengah malam,” tambah Dr. Parikh.
Baca juga: Bukti Rekaman Kokpit Air India Picu Reaksi Keras Federasi Pilot Setempat
Perawatan gratis untuk ibu dan anaknya
Direktur Pelaksana Rumah Sakit KD, Dr. Adit Desai menyebutkan, pihaknya memberikan perawatan secara gratis kepada seluruh pasien korban kecelakaan pesawat tersebut, termasuk Manisha dan Dhyaansh.
Ia juga mengapresiasi kerja sama lintas departemen dalam proses pemulihan kedua pasien ini.
“Sangat menyentuh karena keberanian naluriah sang ibu untuk menyelamatkan anaknya. Dari sudut pandang medis, setiap departemen bekerja sama untuk memastikan hasil terbaik,” ungkap Dr. Desai.
“Akibat insiden tersebut, darah mengalir deras ke salah satu sisi paru-paru anak tersebut. Ia tetap menggunakan alat bantu pernapasan dan selang drainase interkostal dipasang hingga kami mencapai pengembangan paru yang baik,” sambungnya.
Setelah lima minggu dirawat secara intensif, Manisha dan Dhyaansh dipulangkan dari rumah sakit dalam kondisi membaik.
Baca juga: Fakta Baru: Pilot Air India Serahkan Kendali ke Co-pilot Sebelum Lepas Landas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.