Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesimpulan Penyebab Kematian Diplomat Kemlu ADP, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian
Lima Saksi dan Dua CCTV Diperiksa Terkait Diplomat Kemenlu yang Tewas di Kamar Kos
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia, ADP (39) menimbulkan berbagai pertanyaan.

Untuk diketahui, ADP ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit plastik dan lakban di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025). 

Baca juga: Hasil Penyelidikan Kasus Diplomat Kemenlu ADP: Penyebab Kematian, Sidik Jari di Lakban, dan Arah CCTV

Polisi dan ahli forensik telah mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait penyebab kematian, yang mengarah pada gangguan pertukaran oksigen sebagai penyebab utama. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, ada juga beberapa bukti lain yang memperkuat penyelidikan. Bukti-bukti tersebut seperti perubahan arah CCTV dan laporan tentang kondisi kesehatan mental korban.

Lantas, bagaimana hasil penyelidikan dan temuan forensik terkait kematian ADP?

Apa penyebab kematian ADP?

Dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM menjelaskan, ADP meninggal karena kehabisan napas. 

Berdasarkan hasil autopsi, ADP meninggal karena gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas. 

"Maka, sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas," ungkap Yoga, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/7/2025). 

Selain penyebab fisik kematian, polisi menemukan sejumlah titik memar pada tubuh ADP. 

Memar-memar itu terdapat pada kelopak mata kiri bagian atas, bagian dalam bibir bawah, dan lengan kanan atas serta bawah mendiang.  

Meskipun memar ditemukan, tidak ada indikasi kekerasan dalam kasus ini, dan ini menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penyelidikan.

Baca juga: Deretan Barang Bukti dan Saksi Kasus Kematian Diplomat Kemlu ADP

Bagaimana temuan psikologi forensik korban?

Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) menemukan bahwa ADP pernah mengakses layanan kesehatan mental pada tahun 2021. 

Ahli forensik mengungkapkan, ADP dikenal sebagai sosok yang memiliki kesulitan mengekspresikan emosi negatif. 

Mendiang sulit menunjukkan perasaannya terutama saat berada dalam tekanan tinggi.

Sementara itu, keluarga ADP menanggapi temuan bahwa almarhum sempat mengakses layanan kesehatan mental pada 2021. 

Kakak ipar ADP, Meta Bagus, menegaskan bahwa perihal kesehatan mental itu adalah urusan pribadi almarhum. 

"Namanya konsultasi ya, mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apa pun itu, saya rasa itu kan merupakan hal pribadi, ya. Jadi saya tidak bisa, kami tidak mengomentari hal itu," ujar Meta, dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/7/2025). 

Berdasarkan kesaksian keluarga, ADP tidak pernah mengeluhkan soal beban pekerjaan. Selain itu, mendiang juga tidak punya masalah dengan istrinya. 

Bagaimana temuan soal CCTV bergeser?

Menurut Kombes Pol Wira Satya Triputra, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, perubahan arah CCTV ini dilakukan oleh penjaga kos. 

Untuk mengetahui penyebab kematian ADP, penyelidikan juga terfokus pada arah CCTV ke kamar kosnya. 

Penyidik menyebutkan, penjaga kos mengubah arah CCTV atas permintaan dari istri ADP untuk mendobrak pintu kamar. 

"Terkait dengan CCTV kenapa bergeser, hal tersebut terjadi setelah adanya permintaan dari istri kepada penjaga kos. Waktu itu lewat telepon sama saksi berinisial S," terang Wira, seperti yang dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/7/2025). 

Meski demikian, polisi menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kematian ADP.

Peristiwa ini diyakini sebagai kematian yang terjadi tanpa pengaruh eksternal.

Apa saja temuan barang bukti yang baru diungkap polisi?

Dari hasil olah TKP, penyidik menemukan berbagai barang bukti di kamar kos ADP.

Barang-barang tersebut antara lain, gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, serta obat-obatan yang digunakan oleh korban. 

Polisi juga menemukan sidik jari korban pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. 

Barang bukti ini menjadi bagian penting dalam penyelidikan yang bertujuan untuk memastikan apakah ADP meninggal secara sukarela atau tidak.

Baca juga: Penyebab Kematian Diplomat Kemlu Diumumkan Hari Ini oleh Polda Metro Jaya

Bagaimana kesimpulan penyidik?

Melalui hasil gelar perkara, Penyidik Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain. 

"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," ujar Kombes Wira Satya Triputra.

Adapun memar-memar di tubuh ADP dinyatakan berasal dari kegiatan fisik ketika mendiang berada di rooftop gedung Kemenlu. 

"Berdasarkan gelar perkara kemarin, dinyatakan oleh penyidik bahwa saat di Kemenlu, di rooftop-nya, ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yang dapat menyebabkan memar lengan atas kanan," terang Yoga. 

Meskipun demikian, penyidik masih berupaya untuk memastikan kebenaran dari kejadian ini. 

Mereka akan mendalami apakah lakban dipasang korban sendiri atau oleh orang lain. 

Kontak Bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

(Sumber: Kompas.com/Baharudin Al Farisi, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Akhdi Martin Pratama, Fitria Chusna Farisa, Ihsanuddin)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi