Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Tsunami di Indonesia Akibat Gempa Rusia 0,5 Meter, Apakah Bisa Lebih Tinggi? Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/AI
Ilustrasi tsunami. Gempa Rusia. Gempa Rusia hari ini.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan M8,7 mengguncang Pesisir Timur Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7) pukul 06.24 WIB.

Gempa Rusia ini menimbulkan potensi tsunami di beberapa wilayah, termasuk di Indonesia, berdasarkan pemodelan tsunami BMKG.

Potensi tsunami yang terjadi di Indonesia berstatus Waspada, yang artinya, ketinggian tsunami diperkirakan kurang dari 0,5 meter.

Adapun daerah yang berpotensi mengalami tsunami, meliputi Talaud, Halmahera Utara, Gorontalo, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Sorong bagian Utara, Supiori, Jayapura, dan Sarmi.

Baca juga: Oprah Winfrey Tuai Kritikan, Diduga Tak Mau Buka Jalan Saat Evakuasi Tsunami di Hawaii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah bisa terjadi tsunami yang lebih tinggi?

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa, realitas di lapangan nantinya bergantung pada morfologi atau topografi wilayah setempat, meskipun ketinggian tsunami yang diprediksi BMKG hanya mencapai 50 cm.

"Artinya, 50 cm ini apabila masuk ke pantai teluk atau pantai yang morfologinya seperti corong, (tsunami) dapat teramplifikasi bisa mencapai lebih dari 50 cm," papar Dwikorita dalam siaran pers BMKG, Rabu (30/7/2025).

Ia lalu membandingkan dengan dampak dari tsunami Jepang pada tahun 2011 yang mengakibatkan tsunami di Papua dengan ketinggian 1,5 sampai 3 meter.

Baca juga: BMKG: Pemodelan Tsunami Dunia Awalnya Tak Masukkan Indonesia Terdampak Gempa Rusia


Pelajaran dari tsunami Jepang 2011: diprediksi 32 cm faktanya 3,8 meter di Papua

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kaposdatin) BNPB, Dr. Abdul Muhari, memaparkan mengenai dampak tsunami Jepang di Papua pada 2011 silam.

"Jadi meskipun data (saat itu) memprediksi tsunaminya hanya di bawah 32 cm, tapi karena ada osilasi teluk setengah terbuka di Teluk Youtefa itu amplifikasi mencapai 3,8 meter," terang Abdul.

"Jadi bisa kita bayangkan itu dari 32 cm menjadi 3,8 m di teluk Youtefa. Kemudian mengakibatkan satu korban jiwa," lanjut dia.

BMKG imbau kosongkan pantai

Berkaca dari situ, dia mengatakan bahwa BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi pantai dan mengosongkan pantai.

"Sehingga, (BMKG mengimbau) menjelang waktu datangnya tsunami yang sudah diprediksikan, itu mohon sebelum waktu kedatangan itu pantai sudah dikosongkan," tutur Dwikorita.

"Mohon masyarakat menjauh dari pantai dan menuju ke tempat yang lebih tinggi. Ini masih cukup. Waktu mohon dikondisikan," sambung dia.

Baca juga: Gempa Rusia M 8,7 Berpotensi Tsunami, BNPB Minta 5 Provinsi Segera Kosongkan Pesisir

Menindaklanjuti imbauan BMKG tersebut, Abdul mengatakan, BPBD sudah diarahkan untuk mengkondisikan seluruh kawasan pesisir agar dikosongkan sementara.

"Kita juga sudah menyampaikan arahan ke BPBD untuk mengkondisikan seluruh kawasan pesisir untuk dikosongkan sementara dari satu jam sebelum hingga dua jam setelah estimasi kedatangan tsunami yang disampaikan BMKG," tegas Abdul.

Pengosongan kawasan pesisir tesebut diimbau pada satu jam sebelum waktu prediksi hingga dua jam setelah estimasi kedatangan tsunami yang disampaikan BMKG.

Adapun untuk wilayah yang berada di sekitar 10 daerah yang berpotensi tsunami, BMKG mengimbau potensi gempa yang sama atau memiliki waktu yang berdekatan.

BMKG pun menyampaikan, akan mengulang kembali evaluasi penanganan hari ini pada pukul 18.00 WIB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi