KOMPAS.com - Kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) menjanjikan dampak besar di berbagai sektor, mulai dari efisiensi layanan kesehatan, terobosan ilmiah yang lebih cepat, hingga kemajuan industri kreatif.
Namun, percepatan adopsi teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran besar.
Bila perubahan terjadi terlalu cepat, institusi dan tenaga kerja bisa kesulitan beradaptasi, berisiko memicu gelombang kehilangan pekerjaan tanpa jaring pengaman yang memadai.
Baca juga: AI Ungkap 86.000 Gempa Tersembunyi di Bawah Yellowstone, Apa Dampaknya jika Erupsi Besar?
Diperkirakan, sekitar 50 persen pekerjaan level awal di sektor white-collar (jenis pekerjaan perkantoran) berpotensi hilang pada 2030 karena otomatisasi berbasis AI.
Sementara itu, sektor blue-collar (pekerjaan fisik atau teknis) mungkin baru terdampak setelah teknologi robotika berkembang lebih lanjut.
Lantas, bagaimana pandangan pendiri Microsoft, Bill Gates mengenai bagaimana seharusnya seseorang beradaptasi dengan AI?
Baca juga: Daftar Profesi yang Disebut Paling Aman dari Ancaman AI
Tips sukses Bill Gates, di tengah gempuran AI
Dilansir dari Futurism, Selasa (29/7/2025), analisis terbaru menunjukkan bahwa sejumlah profesi berisiko tinggi tergantikan oleh kecerdasan buatan, terutama yang melibatkan tugas-tugas berbasis teks dan komunikasi.
Pekerjaan seperti penerjemah, sejarawan, tenaga penjualan, penulis, pengarang, hingga layanan pelanggan dinilai rentan karena kecocokannya dengan kemampuan chatbot AI berbasis model bahasa besar.
Temuan ini mengarah pada kesimpulan penting pekerjaan dengan gaji rendah namun berbasis tenaga kerja langsung cenderung lebih tahan terhadap otomatisasi, dibandingkan dengan profesi kantoran yang selama ini dianggap lebih stabil.
Di tengah tantangan ini, Bill Gates menekankan perlunya pendekatan yang seimbang antara inovasi dan tanggung jawab etika supaya setiap orang dapat bertahan, mampu beradaptasi, dan tidak terguncang di tengah gempuran AI.
Dilansir dari Times of India, Selasa (29/7/2025) berikut ini 3 kiat sukses di tengah pesatnya perkembangan AI, di antaranya:
Baca juga: Dubai Akan Punya Restoran dengan Chef AI Pertama di Dunia, seperti Apa Konsepnya?
1. Siapkan sistem pendukung AI yang memadaiBill Gates, menilai kemajuan kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Menurutnya, lonjakan produktivitas yang dihasilkan AI seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai peluang untuk membebaskan manusia dari tugas-tugas rutin.
Dampaknya bisa sangat luas, mulai dari jumlah murid per kelas yang lebih sedikit di dunia pendidikan, waktu libur yang lebih panjang, hingga lebih banyak kesempatan untuk berinovasi dan mengembangkan diri.
Di bidang kesehatan, AI diperkirakan mampu meningkatkan efisiensi layanan, mempercepat terobosan ilmiah, serta mendukung perkembangan industri kreatif.
Namun, Gates juga mewanti-wanti soal risiko besar di balik adopsi teknologi yang terlalu cepat.
Perubahan mendadak akibat AI bisa membuat pekerja dan lembaga tidak siap menyesuaikan diri.
Tanpa sistem dukungan yang memadai, ini dapat berujung pada gelombang pengangguran.
Baca juga: Google Rekrut Pakar AI Asal India Varun Mohan dengan Mahar Rp 39 Triliun, Apa Rencananya?
2. Dorong inovasi AI dengan etika
Pemerintahan Donald Trump mendorong kepemimpinan Amerika Serikat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan merilis kebijakan pelonggaran regulasi.
Tujuannya untuk memacu inovasi dan menangani isu-isu seperti bias politik dalam sistem AI.
Namun, Bill Gates menilai bahwa perkembangan AI yang semakin canggih harus dibarengi dengan kerangka etika yang kuat.
Ia menekankan pentingnya membangun panduan yang memastikan teknologi digunakan secara adil dan tidak disalahgunakan.
Gates juga membedakan antara AI saat ini yang masih terbatas dalam tugas tertentu dengan target jangka panjang bernama Artificial General Intelligence (AGI).
AGI diharapkan mampu menjalankan berbagai tugas kompleks, seperti layanan pelanggan atau penjualan jarak jauh, dengan efisiensi melebihi manusia.
Meski masih berupa ambisi, Gates mencatat kemajuan AI sudah sangat cepat, terutama lewat fitur seperti Deep Research yang memperkuat kemampuan analisis dan pemecahan masalah.
Baca juga: Saingi Google Chrome, OpenAI Akan Hadirkan Browser Berbasis AI
3. Pemanfaatan AI untuk kesehatan, pendidikan, dan pertanianDi tengah kekhawatiran terhadap dampak kecerdasan buatan (AI), Bill Gates justru melihat peluang besar untuk menjadikan teknologi ini sebagai alat perubahan positif.
Bersama Microsoft dan OpenAI, Gates aktif mendorong pemanfaatan AI di negara-negara berpenghasilan rendah, terutama di bidang kesehatan, pendidikan, dan pertanian.
Tujuannya yakni meningkatkan kualitas hidup sekaligus menutup kesenjangan pembangunan antarwilayah.
Tak hanya itu, Gates mengajak generasi muda agar tidak takut pada AI, melainkan menjadikannya sebagai alat pemberdayaan.
Ia menekankan pentingnya terus belajar dan memelihara rasa ingin tahu agar bisa mengikuti perubahan dunia kerja yang semakin digerakkan oleh teknologi.
Menurut Gates, mereka yang cepat beradaptasi dan piawai memanfaatkan teknologi akan menjadi pemenang di era baru ini.
Baca juga: Chatbot AI Kalahkan 30 Matematikawan Top Dunia, Jawab Soal yang Belum Terpecahkan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.