KOMPAS.com - Kuda nil sering dianggap jinak karena tampilannya yang tenang di perairan.
Namun, hewan ini bisa berubah menjadi sangat agresif ketika merasa terancam.
Meski terlihat lamban, kuda nil termasuk salah satu hewan paling mematikan di Afrika, dengan rahang kuat dan perilaku teritorial yang ekstrem.
Seorang pemandu tur di Zimbabwe, Afrika, bernama Paul Temper, menjadi saksi hidup keganasan kuda nil setelah nyaris kehilangan nyawanya.
Ia diterkam kuda nil dan sempat berada di dalam tenggorokan hewan itu hingga sebatas pinggang.
Ajaibnya, Templer dapat selamat dari serangan brutal tersebut.
Baca juga: Bayi Kuda Nil Moo Deng Ulang Tahun, 12.000 Orang Padati Kebun Binatang Thailand
Lalu, seperti apa kisah Templer yang selamat setelah dimakan kuda nil?
Awal mula serangan kuda nil
Dilansir dari CNN (12/4/2023), pada 9 Maret 1996, Templer yang berusia 28 tahun menggantikan temannya memimpin tur di sebuah sungai.
Rombongan terdiri dari enam klien, tiga pemandu magang, dan Templer sebagai pemimpin.
Saat menyusuri sungai, mereka melewati kawanan kuda nil. Salah satu kano justru keluar dari jalur dan memicu serangan.
Pemandu di kano yang terpisah itu, Evans, terlempar ke air dan hanyut ke arah induk kuda nil dan anaknya.
Templer mencoba menyelamatkan Evans, namun justru diserang.
“Saya sedang mendayung ketika melihat gelombang seperti torpedo datang ke arah saya. Saya tahu itu kuda nil,” kata Templer.
Ia sempat memukul air untuk menakuti hewan itu dan berhasil mendekati Evans.
Baca juga: Serba-serbi Kuda Nil
Namun, sebelum sempat menariknya, seekor kuda nil tiba-tiba muncul dan menerkam Templer.
“Saya sadar, tubuh saya masuk ke tenggorokan kuda nil hingga pinggang,” katanya.
Ia menggambarkan suasana yang tiba-tiba gelap, sunyi, dan penuh tekanan. Kuda nil itu kemudian menyemburkannya ke luar.
Namun, saat hendak menyelamatkan Evans kembali, Templer diserang untuk kedua kalinya.
Kali ini, ia diterkam secara horizontal, dengan kakinya di satu sisi mulut dan kepala di sisi lainnya.
"Dia mengamuk, seperti anjing ganas yang mencabik-cabik boneka kain,” ucap Templer.
Selama lebih dari tiga menit, Templer diserang kuda nil berulang kali.
Diselamatkan pemandu magang
Seorang pemandu magang bernama Mack dengan berani mendekat Templer dan sang kuda nil menggunakan kayak penyelamat dan menarik Templer ke batu di tengah sungai.
Meski selamat, kondisi tubuh Templer sangat parah. Lengan kirinya remuk, paru-parunya tertusuk, dan kakinya nyaris hancur.
Ia sempat merasa damai dan dihadapkan pada pilihan antara hidup atau mati.
“Saya memilih bertahan, tapi rasa sakitnya luar biasa,” kata Templer.
Sayangnya, Evans tak berhasil diselamatkan. Ia meninggal dunia.
Jenazahnya ditemukan tiga hari kemudian tanpa luka akibat serangan hewan, yang mengindikasikan bahwa ia tenggelam.
Templer mengakhiri kisahnya dengan satu kalimat ringkas, “Itulah hari buruk saya di kantor”.
Kini, ia membagikan pengalamannya sebagai pelajaran tentang keberanian, risiko alam liar, dan keteguhan untuk bertahan hidup.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.