Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Tahun Hanya Makan Nasi-Sayur, Pria Ini Berhasil Pensiun Dini dengan Tabungan Rp 14,8 Miliar

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Sajian Sedap
Ilustrasi nasi.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Pria misterius dari Jepang belum lama ini jadi bahan perbincangan di media sosial karena pengakuannya mempersiapkan pensiun dini dengan gaya hidup hemat selama 21 tahun.

Pria tak dikenal berusia 46 tahun itu mengaku memulai rencana menabung sejak awal tahun 2000-an setelah mendapat pekerjaan. Ia menargatkan punya tabungan 100 juta yen (sekitar Rp 10,9 miliar).

Pekerjaan dia stabil tetapi menuntut yang membuatnya harus bekerja lembur, terkadang hingga tengah malam secara terus menerus.

Perusahaan tempat kerjanya juga sering menggaungkan slogan, "Hanya dengan bekerja keras dan lembur, Anda dapat mencapai kebahagiaan di masa depan".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk mencapai kebebasan finansial dan pensiun dini, pria yang berpenghasilan sekitar 5 juta yen per tahun mengatur caranya mengumpulkan 100 juta yen (sekitar Rp 549 juta) sedini mungkin.

Ia memulai misinya dengan nama daring “Pria yang Pasti Akan Mengundurkan Diri” untuk memotivasi diri.

Lantas, apa saja yang dia lakukan untuk menabung sebanyak itu?

Baca juga: Cara Menabung ala Kaluna di Film Home Sweet Loan, Gaji UMR Bisa Nabung Rp 330 Juta


Makan semangkuk nasi dan sayur hampir 21 tahun

Dilansir dari SCMP (22/7/2024), pria asal Jepang tersebut tinggal di asrama perusahaan dengan harga sewa 30.000 yen (sekitar Rp 3,2 juta) selama lebih dari dua dekade.

Dia makan dengan sangat hemat. Menu makan malamnya yaitu buah plum asam, semangkuk nasi, dan sayuran asin.

Terkadang, dia mengisi perut dengan minuman berenergi yang didapat dari menukarkkan poin gratis di swalayan pada malam hari.

Selain itu, ia mengisi malam dengan menonton TV dengan makan biskuit dan minum cola sebagai makan malam.

Dia menyampaikan, acara TV-nya bertema penjara dan bergurau bahwa hidupnya di perusahaan eksploitatif tidak ada bedanya degan menjalani hukuman penjara selama 20 tahun.

Pada saat microwave-nya rusak, pria itu bahkan mulai mengonsumsi ubi jalar, mulai dari musim dingin hingga musim panas.

Ia memanfaatkan panas untuk memasak ubi di kaca depan mobil temannya.

Tidak hanya itu, pria tersebut juga tidak pernah menggunakan AC atau pemanas ruangan.

Ia memilih untuk mendinginkan diri di musim panas dengan kaus basah, serta melakukan squat untuk menghangatkan badan di musim dingin.

Usaha pria tersebut membuahkan hasil pada awal 2024. Dia mengumumkan di media sosial bahwa dirinya telah berhasil menabung 135 juta yen (sekitar Rp 14,8 miliar) setelah 20 tahun dan 10 bulan menabung.

Baca juga: Letjen Djaka Budi Utama Sudah Pensiun Dini dari TNI sejak 14 Mei 2025

Kebahagian tidak berlangsung lama karena penurunan nilai uang

Gaya hidup hemat pria ini telah memberinya inspirasi untuk menulis buku tentang tips menabung. Buku tersebut menjadi sumber penghasilan tetapnya, dikutip dari Unilad (9/8/2024).

Setelah pensiun dini, pria tersebut juga memiliki pola makan yang lebih baik.

Kini, dia bisa menikmati empat telur rebus untuk sarapan dan membeli microwave untuk membuat santapan makan malam yang hangat.

Namun, kesuksesan pria itu tidak bertahan lama sebab depresiasi yen pada saat itu.

"Jika yen terus terdepresiasi, saya tidak akan pernah mencapai kebebasan finansial. Apa yang telah saya kerjakan selama 21 tahun ini? Semuanya sia-sia, sungguh tragis," ungkap dia.

Warganet pun terkejut dan bersimpati dengan pengakuan pria itu. Mereka juga keheranan terhadap pria yang tidak jatuh sakit akibat pola makan buruknya itu.

"Makanannya benar-benar mengejutkan saya. Sungguh ajaib, dia tidak jatuh sakit setelah bertahun-tahun makan tidak sehat," ujar seseorang.

"Hidupnya sungguh menyedihkan. Seandainya dia berinvestasi emas dari pada hanya menabung, dia tidak akan rugi sebanyak ini," imbuh yang lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: SCMP, unilad
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi