KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 8,8 magnitudo telah mengguncang Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Potensi tsunami hingga dampak yang ditimbulkan gempa tersebut pada negara lain menyebabkan perhatian dunia tertuju pada wilayah tersebut.
Gempa bumi itu terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Pasifik dan Amerika Utara di palung Kuril-Kamchatka.
Tak hanya dampak langsung dari gempa, banyak pula yang ingin mengenal tentang Palung Kuril-Kamchatka sebagai salah satu wilayah laut paling dalam di dunia.
Baca juga: Gunung Klyuchevskoy di Kamchatka Meletus Usai Gempa Guncang Rusia
Selama ini, aktivitas geologis di Palung Kuril-Kamchatka memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan laut di sana. Perubahan tektonik di area ini ternyata memengaruhi keberadaan ekosistem ekstrem di laut dalam.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kehidupan di Palung Kuril-Kamchatka bertahan dengan memanfaatkan energi kimia dari proses chemosynthesis yang didorong oleh aktivitas geologis.
Lantas, bagaimana pergerakan geologis palung Kuril-Kamchatka berpengaruh pada kehidupan dasar laut?
Mengenal kehidupan di Palung Kuril-Kamchatka
Palung Kuril-Kamchatka yang terletak di Samudra Pasifik, salah satu palung terdalam di dunia, telah lama menarik perhatian ilmuwan karena kondisi ekstrem yang ada di dalamnya.
Dengan kedalaman lebih dari 9.500 meter, wilayah ini merupakan salah satu ekosistem paling misterius yang ada di bumi.
Berdasarkan jurnal Nature yang diterbitkan pada 2025, para ilmuwan menemukan hubungan antara aktivitas geologis dapat memengaruhi kehidupan bawah laut.
Studi menyebutkan bahwa kehidupan di palung ini bertahan hidup melalui proses chemosynthesis.
Proses ini mengandalkan bahan kimia yang muncul dari retakan geologi di dasar laut, seperti metana dan hidrogen sulfida.
Zat-zat itu dihasilkan melalui aktivitas mikroba yang menguraikan bahan organik yang terperangkap di sedimen dasar laut.
Baca juga: Perbandingan Gempa Rusia M 8,7 dengan Megathrust Kamchatka M 9,0 73 Tahun Lalu
Aktivitas tektonik mendukung kehidupan bawah laut
Aktivitas tektonik di Palung Kuril-Kamchatka terjadi akibat subduksi lempeng Pasifik di bawah lempeng Okhotsk.
Proses subduksi ini menciptakan kondisi geologi yang menyebabkan terjadinya retakan di dasar laut.
Retakan geologis ini kemudian menjadi saluran bagi gas metana dan hidrogen sulfida untuk keluar.
Kehadiran gas-gas ini menciptakan "cold seeps" atau kebocoran gas dingin yang mendukung kehidupan chemosynthetic.
Ekosistem ini didominasi oleh organisme seperti cacing tabung raksasa dan kerang-kerangan.
Makhluk tersebut memanfaatkan bahan kimia ini untuk bertahan hidup di kedalaman ekstrem.
Dasar laut palung Kuril-Kamchatka sudah tidak lagi tersentuh oleh cahaya matahari yang dapat digunakan untuk fotosintesis.
Pengaruh aktivitas seismik terhadap kehidupan bawah laut
Gempa yang mengguncang Palung Kuril-Kamchatka dapat mempengaruhi aktivitas geologi di wilayah tersebut.
Untuk diketahui, wilayah Kuril-Kamchatka sering mengalami gempa selama 73 tahun terakhir dan salah satu yang terbesar terjadi pada 30 Juli 2025.
Pergerakan sesar yang disebabkan oleh gempa berpotensi meningkatkan kebocoran gas dan meningkatkan aliran fluida dari lapisan sedimen yang lebih dalam.
Fenomena ini dapat berdampak langsung pada keseimbangan ekosistem yang ada di kedalaman tersebut.
Perubahan aliran bahan kimia dapat memengaruhi pasokan energi bagi organisme yang bergantung pada proses chemosynthesis.
Selain itu, perubahan geologis yang terjadi dapat memperluas atau memperkecil area tempat komunitas ini berkembang.
Misalnya, peningkatan kebocoran metana yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng dapat memperluas zona kehidupan bagi organisme yang mengandalkan chemosynthesis.
Sebaliknya, penghentian aliran gas atau perubahan dalam struktur geologi dasar laut dapat menyebabkan penurunan populasi atau bahkan kehancuran ekosistem yang ada.
Baca juga: Sampah Manusia Ditemukan di Titik Terdalam Laut Mediterania, pada Palung Sedalam 5.112 Meter
Para ilmuwan percaya bahwa ekosistem berbasis chemosynthesis ini tidak hanya ada di Palung Kuril-Kamchatka, tetapi juga di banyak palung hadal lainnya.
Terutama jika kawasan itu terbentuk akibat interaksi geologis yang serupa.
Namun, dampak gempa terhadap ekosistem ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Para ilmuwan masih memantau perubahan geologi dan dampaknya terhadap komunitas laut yang ada di kedalaman tersebut.
Mereka mengandalkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana gempa dan pergeseran tektonik memengaruhi ekosistem di palung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.