KOMPAS.com - Megawati Soekarnoputri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI-P periode 2025–2030 dalam Kongres ke-6 di Bali.
Pengukuhan ini menegaskan kelanjutan dominasinya dalam kepemimpinan partai sejak era reformasi, meski sejumlah pihak mempertanyakan keabsahannya.
Dalam pidatonya di kongres PDI-P yang digelar di di Bali Nusa Dua Convention Center, Megawati menanggapi keraguan tersebut dengan merujuk pada aturan internal partai.
"Kalau kalian PDI-P juga tidak boleh ragu karena itu semuanya tercantum dalam AD/ART kita," kata Megawati, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Kata Pengamat Politik soal Makna di Balik Instruksi Megawati Minta Kader PDIP Tunda Ikut Retret
Ketua Steering Committee Kongres, Komarudin Watubun, menyebut seluruh peserta kongres mendesak agar Megawati segera dikukuhkan kembali.
"Peserta begitu selesai pembukaan, buka sidang pertama, 100 persen minta mendesak segera dikukuhkan kembali Ibu. Jadi sudah selesai," ujarnya.
Dengan demikian, Megawati akan menjabat sebagai Ketum PDI-P dalam lima tahun ke depan.
Seiring dengan bertahannya Megawati sebagai Ketum PDI-P, perhatian publik pun tertuju pada sosoknya yang juga pernah menjabat sebagai presiden ke-5 RI.
Lantas, bagaimana perjalanan hidup Megawati Soekarnoputri? Berikut profil lengkap putri Proklamator tersebut.
Biodata Megawati Soekarnoputri
Megawati lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947.
Dengan demikian, umur Megawati Soekarnoputri saat ini adalah 78 tahun.
Ia merupakan putri sulung dari Presiden pertama RI, Soekarno, dan Ibu Negara Fatmawati.
Dilansir dari Kompas.com, (23/2/2022), masa kecilnya banyak dihabiskan di lingkungan Istana Negara.
Ia dikenal aktif sejak kecil, gemar menari, dan akrab dengan suasana kenegaraan.
Pendidikan dasarnya ditempuh di Perguruan Cikini, Jakarta.
Ia juga pernah mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (1965–1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970–1972), meski tidak selesai.
Baca juga: Prabowo Bertemu Megawati Selama 1,5 Jam, Apa yang Dibicarakan?
Kehidupan pribadi dan keluarga
Megawati sempat menikah dengan Letnan Satu Surendro, seorang penerbang TNI AU. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak.
Namun, Surendro hilang dalam tugas militer pada tahun 1970.
Kemudian pada 1973, ia menikah dengan Taufik Kiemas, yang kemudian menjadi Ketua MPR RI periode 2009–2013.
Pasangan ini memiliki satu anak, Puan Maharani, yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI dan pernah menjadi Menko PMK periode 2014–2019.
Baca juga: Dalam Sehari, Hasto Dapat Amnesti dan Megawati Perintahkan Kader Dukung Pemerintahan Prabowo
Profil karier Megawati Soekarnoputri di dunia politik
Sebelum terjun ke politik, Megawati dan suaminya mengelola sebuah SPBU di Jakarta.
Ia pun mulai masuk dunia politik pada 1980-an setelah dibujuk oleh tokoh PDI, Sabam Sirait.
Sang suami, Taufik Kiemas, berperan membujuk Megawati hingga bersedia terjun ke kancah politik Indonesia.
Pada Pemilu 1987, Megawati dan adiknya Guruh Soekarnoputra maju sebagai calon legislatif dari PDI.
Ia terpilih menjadi anggota DPR/MPR dan langsung menarik perhatian publik karena membawa semangat baru dalam partai warisan ayahnya.
Konflik partai dan peristiwa Kudatuli
Pada 1993, Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI melalui Kongres Surabaya.
Namun, hal ini memicu konflik internal dengan kubu Soerjadi.
Puncaknya terjadi saat peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996, ketika kantor DPP PDI diserbu.
Pemerintah saat itu mengakui Soerjadi sebagai ketua yang sah, sehingga kubu Megawati tidak bisa mengikuti Pemilu 1997.
Peristiwa ini menjadi titik penting dalam sejarah politik Indonesia dan memperkuat posisi Megawati di mata publik.
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan Siti Maryam, Hadiah Megawati untuk Paus Fransiskus
Puncak karier: Presiden ke-5 RI
Setelah reformasi, Megawati mendirikan PDI Perjuangan dan memenangkan Pemilu 1999.
Ia menjabat sebagai Wakil Presiden di bawah Abdurrahman Wahid, lalu menggantikannya sebagai Presiden ke-5 RI pada 23 Juli 2001 setelah Gus Dur dilengserkan oleh MPR.
Sepanjang sejarah Indonesia, Megawati adalah presiden perempuan pertama dan satu-satunya hingga kini.
Masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2004, setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pilpres langsung pertama di Indonesia.
Kiprah politik pascakepresidenan
Megawati kembali maju dalam Pilpres 2004 bersama Hasyim Muzadi dan kalah dari pasangan SBY–Jusuf Kalla.
Ia kembali mencalonkan diri pada 2009 bersama Prabowo Subianto, tetapi lagi-lagi kalah dari SBY yang saat itu menggandeng Boediono.
Meski dua kali gagal dalam Pilpres, Megawati tetap menjadi tokoh sentral dalam PDI-P dan politik nasional. Ia terus mengonsolidasikan kekuatan partai dan memperluas jaringan politiknya.
Karier Megawati saat ini
Selain sebagai Ketua Umum PDI-P, Megawati kini menjabat Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Peran ini menegaskan posisinya sebagai tokoh berpengaruh di luar ranah elektoral.
Terbaru, Megawati kembali dikukuhkan sebagai ketua umum dalam Kongres ke-6 PDI-P.
Ia menegaskan bahwa pengukuhan dirinya pada kongres kali ini merupakan hasil aklamasi, bukan pemilihan ulang.
Megawati pun mengingatkan bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan AD/ART partai.
Baca juga: Makna di Balik Titipan Minyak Urut dari Megawati untuk Prabowo
Sebelumnya alam rakernas 2024, Megawati sempat menanyakan hal ini kepada Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, yang menjawab bahwa dirinya memang dipilih secara aklamasi.
"Oh ya sudah saya terima dengan rasa tanggung jawab, bukan dengan kegembiraan, tapi perenungan," ujarnya.
Pernyataannya agar tidak meragukan posisi sebagai ketum PDI-P menunjukkan semangat yang belum surut meski sudah tidak muda.
Saat ini, Megawati menjabat sebagai Ketum PDI-P di usia 78 tahun dan masih akan berlanjut pada periode pemilihan berikutnya.
(Sumber: Kompas.com/Novianti Setuningsih, Fitria Chusna Farisa | Editor: Tria Sutrisna)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.