KOMPAS.com - Lini masa X tengah ramai membahas fenomena pria sukses yang memilih meninggalkan pasangannya yang sudah menemaninya dari nol karena beda mindset.
Perbincangan ini mencuat usai akun @diinoraw*** membagikan tangkapan layar percakapan antara seorang pria dan wanita, yang mengungkap alasan di balik keputusan sebagian pria meninggalkan pasangan lamanya.
“Cowok spill sebab kenapa kalo cowok sukses banyak yang tinggalin pasangannya: Mindset-nya nggak sama,” tulis akun tersebut pada Rabu (30/7/2025).
Unggahan itu langsung menuai beragam tanggapan dari warganet.
Baca juga: Burnout karena Perubahan Kebijakan yang Terus-Menerus? Ini Saran Psikolog
Sebagian mengecam sikap yang dianggap tak setia, sementara yang lain menyoroti persoalan perbedaan nilai dan cara pandang dalam relasi, tanpa semata-mata mengaitkannya dengan isu gender.
"Sumpah temen gua abis diselingkuhin sm cowonya stlh 5 tahun ini disupport dari 0 dari msh nganggur smpe skrng jd supervisor. Itu temen gue gaada nolak2 ditraktirin/diratukan. Stlh cowonya kerjanya enak. Makan2 an mewah, dibelanjain dsb. Tp ttp aja njir cowonya gatau diri," kata akun @Karomii***.
Lantas, benarkah laki-laki yang sudah sukses tinggalkan pasangannya karena beda mindset?
Baca juga: Kenapa Banyak Orang Suka Pamer Kerjaan di Sosmed walau Punya Skill Biasa Saja? Ini Kata Psikolog
Bisakah cowok sukses tinggalkan pasangannya karena beda mindset?
Menurut psikolog Danti Wulan Manunggal dari Ibunda.id, dalam menjalin hubungan dewasa, cara seseorang memandang konflik, perubahan, dan pertumbuhan memang dipengaruhi oleh pola pikir atau yang dikenal dalam psikologi sebagai mindset.
Danti membenarkan bahwa perbedaan pola pikir dapat memicu renggangnya sebuah hubungan.
“Mindset yang tak lagi sejalan sering jadi penyebab utama renggangnya relasi," ujar Danti kepada Kompas.com, Senin (4/8/2025).
Seiring kesuksesan, seseorang bisa mengalami perubahan cara pandang, tujuan hidup, hingga lingkungan sosial.
Jika pasangan tidak tumbuh seiring waktu atau tidak selaras secara visi, maka hubungan bisa terasa tidak lagi cocok. Hal ini berlaku bagi pria maupun wanita tanpa memandang perbedaan gender.
"Jenis mindset yang dianut setiap individu (pria atau wanita) bisa menjadi kunci dalam membangun relasi yang sehat dan adaptif," jelas Danti.
Artinya, seorang laki-laki sukses yang sebelumnya ditemani oleh pasangannya dari nol bisa saja meninggalkan pasangannya jika pola pikir keduanya sudah berbeda, begitu juga dengan perempuan.
"Menjalin relasi dewasa tercermin pada cara seseorang memandang hubungan, mengadapi tantangan, dan merespons perubahan," ujarnya
Ia mengungkapkan bahwa memahami jenis mindset yang dianut individu bisa menjadi kunci dalam membangun relasi yang sehat dan adaptif.
Baca juga: Ramai Guru Perempuan Gugat Cerai Suami Usai Dapat SK PPPK, Psikolog Jelaskan Pemicunya
Jenis mindset yang memengaruhi hubungan
Danti menjelaskan, terdapat dua jenis pola pikir utama yang umum ditemukan dalam dinamika hubungan.
Pertama adalah fixed mindset (pola pikir tetap) dan growth mindset (pola pikir berkembang).
“Orang dengan fixed mindset cenderung meyakini bahwa kepribadian, kemampuan, dan karakter seseorang itu sudah tetap dan tidak bisa diubah,” ujar Danti.
Dalam konteks hubungan, mereka dengan fix mindset sering kali menilai pasangan berdasarkan ekspektasi awal dan merasa frustrasi saat menemukan sifat atau kebiasaan yang tidak sesuai.
"Misalnya, seseorang mungkin berkata, saya memang tidak pandai berkomunikasi, jadi tidak ada gunanya mencoba, atau dia memang orang yang keras kepala dan tidak bisa berubah,” ujar Danti.
Baca juga: Psikolog Bongkar Bahaya dari Motivasi Semua Bisa Jadi Miliarder asalkan Kerja Keras
Di sisi lain, mereka yang memiliki growth mindset justru melihat hubungan sebagai ruang untuk berkembang bersama.
Danti menyebut bahwa individu dengan pola pikir ini percaya bahwa karakter dan kemampuan dapat dibentuk melalui pengalaman dan kerja sama.
“Dalam relasi, orang dengan growth mindset akan memaknai konflik atau perbedaan sebagai kesempatan untuk belajar dan memperkuat hubungan,” jelasnya.
Mereka tak ragu mencoba pendekatan baru saat menghadapi kesulitan dan percaya bahwa proses akan membawa perubahan positif.
Baca juga: Warganet Ramai Bahas Batin Capek Bikin Jadi Cengeng dan Sensitif, Psikolog Beri Solusi
Mengembangkan mindset akan mendukung pertumbuhan relasi
Menurut Danti, memahami perbedaan antara dua mindset ini penting agar individu dapat merefleksikan sikapnya dalam hubungan dan memilih pendekatan yang lebih konstruktif.
“Dengan menyadari bahwa kualitas diri dan pasangan bisa berkembang, seseorang akan lebih terbuka terhadap perubahan dan mampu membangun relasi yang lebih sehat dan tahan banting,” tambahnya.
Pada akhirnya, membangun relasi dewasa tidak hanya bergantung pada kecocokan semata, tetapi juga pada kesediaan untuk tumbuh bersama.
Sebuah proses yang hanya mungkin jika kedua belah pihak memiliki mindset yang terbuka terhadap perkembangan.
Baca juga: Mengapa Orangtua Kerap Menganggap Anak sebagai Sapi Perah? Begini Penjelasan Psikolog
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.