KOMPAS.com - Dalam catatan sejarah perang, kisah kepahlawanan sering kali datang dari tokoh-tokoh besar yang memegang senjata atau memimpin pasukan.
Ternyata, ada pahlawan kecil yang nyaris terlupakan, yaitu burung merpati yang menjadi agen rahasia dalam Perang Dunia II.
Sebagaimana diberitakan Times of India, Senin (4/8/2025), pada masa Perang Dunia II, burung merpati atau dikenal merpati pos, memainkan peran penting dalam jaringan perlawanan terhadap pendudukan Nazi di Eropa.
Mereka menjadi "agen rahasia" yang membawa harapan dalam selembar pesan dalam sejarah perang di dunia.
Merpati-merpati itu membawa pesan langsung ke unit intelijen khusus milik militer Inggris yang bekerja di wilayah pendudukan Jerman.
Lewat sayap-sayap kecil itulah, informasi krusial tentang kekuatan musuh terus mengalir ke markas Sekutu.
Baca juga: Perang Dunia 3 Bisa Saja Terjadi, Apakah Indonesia Terjamin Aman?
Operasi rahasia bernama Columba
Antara tahun 1941 hingga 1944, Dinas Intelijen Inggris menjalankan sebuah misi rahasia bernama Operation Columba, di bawah unit khusus MI14 yang dijuluki Special Pigeon Service.
Sekitar 16.000 merpati diterjunkan di wilayah pendudukan Nazi, seperti Prancis, Belgia, Belanda, dan Denmark.
Setiap kotak berisi burung itu dilengkapi kertas beras, pensil kecil, petunjuk penggunaan, dan kadang koran terbaru sebagai pembanding informasi.
Meskipun hanya sekitar 10 persen dari merpati yang berhasil kembali, pesan-pesan yang dibawa mereka sangat menentukan.
Baca juga: 10 Negara Paling Aman jika Perang Dunia 3 Terjadi, Pakar Masukkan Indonesia
Lebih dari seribu laporan diterima, mulai dari peta lokasi radar Jerman, basis peluncuran roket, hingga kekuatan pasukan.
Beberapa di antaranya berasal dari sel perlawanan Belgia yang menggunakan kode "Leopold Vindictive", dipimpin oleh seorang Pastor Joseph Raskin.
Informasi yang dikirim kelompok ini bahkan sampai ke tangan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan membuat MI6 mengirim agen rahasia untuk membantu gerakan mereka.
Sayangnya, menjelang akhir perang, Raskin dan beberapa anggota kelompoknya ditangkap dan dieksekusi setelah dikhianati.
Baca juga: Berlebihan jika Kita Menganggap Ketegangan Iran-Israel sebagai Awal Perang Dunia
Dari korban perang hingga menerima medali kehormatan
Di balik keberhasilan operasi ini, ratusan merpati juga mengalami nasib tragis.
Beberapa ditembak jatuh oleh tentara Jerman, diburu oleh burung elang pelacak, atau bahkan dimakan oleh warga sipil yang kelaparan sebelum sempat membawa pesan kembali.
Namun, pesan-pesan yang berhasil disampaikan mampu mengubah arah strategi perang seperti memperingatkan Sekutu tentang lokasi radar Jerman yang menarget pesawat RAF, atau peluncuran roket V-2 ke London.
Karena keberanian mereka, sejumlah merpati dianugerahi Dickin Medal, penghargaan tertinggi untuk hewan dalam layanan militer yang setara dengan Victoria Cross.
Merpati legendaris seperti Commando dan William of Orange dikenal membawa informasi yang menyelamatkan ribuan nyawa tentara.
Baca juga: Benarkah Perang Dunia III Semakin Dekat? Ini 10 Konflik Utama di 2025
Pahlawan komunikasi yang terlupakan
Dilansir dari USDA, penggunaan merpati pos sebagai alat komunikasi militer sejatinya telah dimulai sejak Perang Dunia I.
Ketika jalur telegraf sering terputus dan utusan manusia rawan disergap musuh, burung-burung ini menjadi andalan di garis depan.
Banyak mengandalkan kemampuan alami merpati untuk kembali ke sarangnya, bahkan dalam kondisi cuaca ekstrem dan di tengah hujan peluru.
Ketika Amerika Serikat ikut terlibat dalam Perang Dunia I, mereka memperluas pemanfaatan merpati melalui Korps Sinyal Angkatan Darat.
Dukungan pun datang dari komunitas peternak merpati lokal yang menyumbangkan ribuan burung serta tenaga pelatih dan pawang.
Baca juga: Kisah Cher Ami, Merpati Penyelamat Ratusan Tentara Saat Perang Dunia I
Saat Perang Dunia II pecah, lebih dari 36.000 merpati dikirim ke medan tempur.
Namun, kejayaan merpati sebagai alat komunikasi mulai meredup seiring berkembangnya teknologi radio dan aviasi.
Setelah Perang Korea, penggunaannya perlahan dihentikan. Meski sempat dicoba kembali di medan perang Vietnam, merpati akhirnya tak lagi dibutuhkan.
Dalam catatan militer pada 1948, disebutkan bahwa adanya radio dan pesawat telah membuat komunikasi via merpati nyaris usang, mengakhiri peran burung-burung kecil ini dalam dunia peperangan.
Berikut ini beberapa nama merpati yang cukup masyhur sebagai penyampai pesan di tengah kondisi perang, di antaranya:
Baca juga: Kisah Pria Korea yang Jadi Tentara di 3 Negara Saat Perang Dunia 2
- The Poilu: Pada pagi hari tanggal 7 November, menyampaikan pesan yang mengakibatkan hancurnya kereta amunisi Jerman
- Kaja Boy: Menyampaikan pesan dari garis depan Beaumont pada pagi hari tanggal 12 September yang memberikan lokasi beberapa baterai berat musuh
- The Admiral: Mengirim 150 pesan di Prancis, dikirim ke AS setelah gencatan senjata. Selain itu, merpati The Admiral juga mengalahkan semua pesaing dalam lomba lari 400 mil
- Pigeon (tanpa nama): Beroperasi di Pangkalan Udara Angkatan Laut AS di Brest, Perancis, burung ini menyampaikan 97 pesan selama bulan terakhir perang dari pesawat amfibi di laut. Dalam satu tahun, ia menempuh jarak total 1.638 mil untuk menyampaikan pesan yang menyelamatkan banyak nyawa dan pesawat angkatan laut
- President Wilson: Bekerja dari tank di Sektor Meuse Arrogone, di mana merpati tersebut kehilangan kakinya tetapi tetap menyampaikan pesannya.
Baca juga: Kapal Hantu Perang Dunia II Ditemukan, Pernah Berlabuh di Jawa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.