Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO Palantir Alex Karp Sebut Gelar Sarjana Bukan Segalanya, 2 Hal Ini Lebih Penting

Baca di App
Lihat Foto
CEO Perusahaan Palantir, Alex Karp.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - CEO Palantir, perusahaan perangkat lunak berbasis data dan AI di Amerika, Alex Karp menyatakan bahwa gelar sarjana tidak terlalu penting di perusahaannya.

Menurutnya, nilai karyawan lebih ditentukan oleh keterampilan dan kinerja mereka dalam perusahaan.

Ia bahkan mengatakan bahwa individu tanpa gelar seringkali memberikan kontribusi yang substansial.

Kontribusi tersebut terkadang melebihi nilai yang diberikan dari para pemegang gelar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Intel Akan PHK 5.000 Karyawan di Seluruh AS, CEO Akui Perusahaan Terlalu Lambat dan Rumit

Gelar sarjana bukan hal penting walau dari universitas ternama

Dilansir dari Times of India, Rabu (6/6/2025), pernyataan Karp tersebut disampaikan pada saat rapat konferensi pendapatan pada Senin (4/8/2025).

Karp mengatakan bahwa gelar sarjana, bahkan dari universitas ternama sekalipun, bukanlah hal yang penting di Palantir. 

Ia menjelaskan begitu seseorang bergabung di perusahaannya, latar belakang pendidikannya tak lagi menjadi penentu utama.

"Jika Anda tidak bersekolah atau Anda bersekolah di universitas yang kurang bagus, atau Anda kuliah di Harvard, Princeton, atau Yale, begitu Anda bergabung dengan Palantir, Anda adalah seorang Palantirian, tidak ada yang peduli dengan hal-hal lain," jelas Karp.

Karp mengatakan, Palantir menciptakan sistem penilaian kemampuan baru yang tidak bergantung pada status sosial maupun latar belakang pendidikan seseorang.

Baca juga: Viral Lewat Momen Kiss Cam Coldplay Bikin Hubungan CEO Astronomer Andy Byron dan Rekan Kerja Disorot

Berbicara dalam panggilan rapat pendapatan, Karp mengungkapkan Palantir menghargai karyawannya karena mereka mampu bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari lingkungan yang umum mereka temui sebelumnya.

"Kami meminta orang-orang untuk bekerja di lingkungan yang ketika mereka datang ke sini, sangat berbeda dari apa pun yang pernah mereka pikirkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan sebagian besar pegawainya berasal dari lingkungan universitas yang lebih banyak berfokus pada hal-hal teoritis, yakni hal yang tidak berkaitan langsung dengan hasil nyata.

“Orang-orang dengan pendidikan di bawah perguruan tinggi menciptakan banyak nilai tambah, dan terkadang lebih besar daripada orang-orang berpendidikan perguruan tinggi, dengan menggunakan produk kami,” tambah Karp.

Baca juga: Batal Diblokir, CEO TikTok Shou Zi Chew Hadiri Pelantikan Donald Trump

Meskipun Palantir tidak berfokus pada kualifikasi pendidikan, Karp yakin bahwa bekerja di Palantir sendiri merupakan kualifikasi yang kuat untuk berkarier di bidang teknologi. 

“Ini adalah kualifikasi terbaik di bidang teknologi sejauh ini, Jika Anda datang ke Palantir, karir Anda sudah pasti,” ujarnya. 

Komentar Karp mencerminkan fokus perusahaan pada keterampilan dan kinerja, alih-alih gelar akademik.

Baca juga: CEO OpenAI Sam Altman Digugat Adiknya atas Tuduhan Pelecehan Seksual

Apa itu perusahaan Palantir?

Palantir Technologies adalah perusahaan perangkat lunak berbasis data dan AI yang berpusat di Denver, Colorado.

Dilansir dari The Washington Post, Jumat (1/8/2025), Palantir diketahui bekerjasama dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) dengan kontrak dan projek mereka hingga tahun 2029 

Tak hanya di departemen pertahanan, perusahaan tersebut juga meluaskan ekspansinya ke sektor militer dan intelijen. Palantir diketahui mengelola sistem milik Pentagon, sistem imigrasi (ICE/DHS), dan proyek AI militer lintas lembaga. 

Semenetara itu, dalam wawancaranya dengan Morgan Brennan dari CNBC, Alex Karp mengatakan bahwa mereka berencana meningkatkan pendapatan sambil mengurangi jumlah karyawan.

“Ini adalah revolusi yang gila dan efisien. Tujuannya adalah mendapatkan pendapatan 10 kali lipat dan memiliki 3.600 karyawan. Sekarang kami memiliki 4.100 pegawai,” jelasnya.

Baca juga: Peretas Curi 6 Juta Data Pribadi Pelanggan, CEO Maskapai Qantas Minta Maaf

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi