KOMPAS.com - Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, telah menjalani pemeriksaan terkait dugaan kasus korupsi pada Rabu (6/8/2025).
Saat hadir di kantor jaksa khusus, Kim menyebut dirinya bukan siapa-siapa dan mengaku menyesal telah menimbulkan kekhawatiran publik.
"Saya dengan tulus meminta maaf kepada masyarakat karena telah menimbulkan kekhawatiran, meski saya bukan siapa-siapa," ujar Kim dikutip dari AP News, Rabu (6/8/2025).
Ia juga berjanji akan kooperatif dalam menjalani persidangan.
Kim diperiksa selama tujuh jam, tetapi belum diputuskan apakah akan kembali dipanggil atau ditahan.
Pengacaranya menyebutkan, pemeriksaan berjalan lancar berkat pertimbangan dari jaksa, tetapi tidak menjelaskan rinciannya.
Lalu, apa kasus yang menjerat Kim Keon Hee?
Baca juga: Kronologi Dugaan Skandal Tas Mewah yang Seret Nama Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee
Kasus Kim Keon Hee
Dilansir dari The Korea Herald, Rabu (6/8/2025), Kim Keon Hee menjalani pemeriksaan oleh tim penasihat khusus yang dipimpin Min Joong-ki.
Tim ini menyelidiki sejumlah dugaan pidana, termasuk manipulasi saham, penyuapan, dan penyalahgunaan pengaruh politik.
Total, ada 16 kasus yang melibatkan nama Kim Keon Hee.
Namun, dalam pemeriksaan Rabu, fokus utama adalah dugaan manipulasi harga saham Deutsch Motors, skandal suap, dan intervensi dalam pemilihan sela 2022.
Dugaan manipulasi saham berkaitan dengan perdagangan ilegal saham Deutsch Motors antara 2009 dan 2012.
Sementara, skandal suap menyoroti relasi Kim dengan seorang pendeta bernama Jeon Seong-bae alias Geon Jin.
Ia diduga menerima barang mewah dari pejabat Gereja Penyatuan sebagai bentuk lobi demi proyek gereja di Kamboja. Namun, Kim membantah menerima barang-barang tersebut.
Baca juga: Profil Kim Keon Hee, Ibu Negara Korsel yang Pukau Rakyat Inggris
Kasus lain dan kontroversi Kim
Dalam kasus pemilu sela 2022, perantara politik Myung Tae-kyun diduga menerima 90 juta won (sekitar Rp 1,5 miliar).
Uang itu disebut berasal dari mantan anggota parlemen Kim Young-sun sebagai imbalan atas bantuannya mengamankan pencalonan.
Istri mantan presiden itu diduga ikut campur dalam pencalonan dari partai penguasa saat itu.
Selain itu, penyidik mencurigai Kim tidak melaporkan kalung mewah yang ia kenakan dalam kunjungan ke KTT NATO 2022 dalam laporan harta kekayaannya.
Ada dugaan transaksi timbal balik (quid pro quo) di balik kepemilikan perhiasan tersebut.
Penasihat khusus juga menyelidiki dugaan pernyataan palsu dari mantan Presiden Yoon saat debat kandidat Partai Kekuatan Rakyat tahun 2021 mengenai keterlibatan Kim dalam kasus saham.
Dikutip dari Reuters, Rabu (6/8/2025), kasus-kasus ini disebut-sebut telah membayangi masa jabatan suaminya, Yoon Suk Yeol, yang berakhir lebih cepat usai dimakzulkan akibat upaya memberlakukan darurat militer.
Baca juga: Jaksa Korea Selatan Ajukan Surat Perintah Penangkapan Mantan Ibu Negara Kim Keon Hee
Kasus lainnya, Kim juga pernah meminta maaf karena memalsukan data akademik saat kampanye pemilu pada 2022, dan berjanji akan menjadi istri yang bertanggung jawab.
Namun, kontroversi terus berlanjut, termasuk rekaman dirinya menerima tas mewah Dior dan dugaan pemberian hadiah bernilai tinggi dari kelompok agama.
Tuduhan terhadap Kim kembali mencuat usai jaksa khusus dibentuk, termasuk dugaan penyembunyian aset seperti liontin Van Cleef senilai 60 juta won dan karya seni bernilai miliaran.
Sejumlah barang mewah itu tidak tercantum dalam laporan kekayaan resmi suaminya, sebagaimana diatur oleh hukum.
Pemeriksaan terhadap Kim kemungkinan akan berlanjut, karena sejumlah isu seperti proyek jalan tol Seoul-Yangpyeong dan lonjakan saham Sambu Construction belum dibahas dalam sesi Rabu.
Sebelum memeriksa Kim, tim penasihat telah lebih dulu menangkap sejumlah orang kunci yang diduga terlibat dalam kasus-kasus utama setelah melakukan penggeledahan dan penyitaan dalam sebulan terakhir.
Penyelidikan ini memiliki batas waktu hingga 150 hari dan diperkirakan selesai paling lambat 29 November 2025, sesuai mandat undang-undang penasihat khusus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.