Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disoroti Menko Pangan Zulhas, Apa Dampak "Mental Minta-minta" pada Masyarakat?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM
Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kebijakan negara tidak boleh mengajarkan masyarakat untuk suka meminta-minta atau kerap disebut dengan istilah mental minta-minta atau mental miskin.

"Tidak boleh rakyat kita, kita ajarkan meminta-minta terus, sedekah terus. Tapi, kita harus ajari rakyat kita untuk kreatif dan produktif," ujarnya dalam acara Zikir Nasional dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Minggu (10/8/2025).

Zulhas pun mengapresiasi kebijakan Prabowo, mulai dari bantuan beras, MBG, hingga Koperasi Desa Merah Putih yang dinilai berperan memerangi kemiskinan.

Lantas, apa dampak mental minta-minta?

Baca juga: Kisah Pria Jepang Tertukar Saat Lahir, Hidup Miskin Selama 60 Tahun padahal Anak Orang Kaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Bagaimana mental miskin terbentuk?

Dosen Psikologi UNISA Yogyakarta, Ratna Yunita Setiani Subardjo mengatakan, mentalitas minta-minta bisa dipahami sebagai pola pikir dan perilaku seseorang yang bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurutnya, dalam ilmu psikologi, konsep ini dikaitkan dengan istilah "dependent (bergantung)", sebuah kondisi yang dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, dan kecenderungan masing-masing orang.

Selain itu, kondisi tersebut bisa dipengaruhi oleh kondisi negara yang menyedihkan.

"Secara mental jadi mudah sekali menggantungkan nasibnya kepada orang lain. Tapi di sisi lain sebetulnya memang kondisi carut marut bangsa yang memprihatinkan," kata Ratna saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2025).

Dia melanjutkan, mental miskin bisa disebabkan oleh stagnasi tahap perkembangan psikososial yang dipengaruhi kenangan dan dorongan masing-masing individu.

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh proses belajar yang salah, pola pikir negatif, dan kurangnya motivasi untuk meningkatkan diri.

Baca juga: 10 Provinsi dengan Tingkat Kemiskinan Terendah di Indonesia 2025, Papua dan Kalimantan Masuk Daftar

Dampak punya mental minta-minta

Sementara itu, psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal menjelaskan beberapa dampak memiliki mental miskin untuk diri sendiri dan sekitar.

1. Kepercayaan dan harga diri menurun

Dia mengatakan, orang yang terbiasa mengandalkan belas kasihan orang lain cenderung memiliki harga diri yang rendah atau low self-esteem.

"Mereka merasa tidak berharga dan tidak mampu. Karena merasa tidak mampu, mereka jadi terus-menerus meminta, yang pada akhirnya semakin mengikis rasa percaya diri mereka," terang Danti saat dihubungi secara terpisah, Senin (11/8/2025)..

2. Selalu bergantung pada orang lain 

Menurutnya, orang dengan mentalitas minta-minta tidak punya dorongan untuk mandiri.

Dengan demikian, kemiskinan atau kesulitan kerap dianggap sebagai takdir yang tidak bisa diubah.

Pada akhirnya, mereka tidak terdorong untuk berkembang dan selalu bergantung dengan orang lain.

Baca juga: Mana yang Lebih Penting, Grit atau IQ? Ini Penjelasan Psikolog

3. Muncul masalah kesehatan mental

Danti melanjutkan, kombinasi dari rasa malu, harga diri rendah, stres, dan keterasingan bisa memicu berbagai masalah kesehatan mental.

"Beberapa penelitian menyebutkan, orang dengan kebiasaan mengemis berisiko mengalami depresi dan kecemasan," kata dia.

4. Menghambat kesempatan mencapai tujuan hidup

Ratna menambahkan, mentalitas ini bisa menghambat seseorang dalam mencapai keberhasilan.

"Ini yang menjadi carut marut bangsa ini sekarang. Mental peminta bisa membatasi kesempatan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya dan meningkatkan kualitas hidupnya," terang Ratna.

Baca juga: Warren Buffett Ungkap 5 Kebiasaan yang Buat Orang Tetap Miskin

Mengatasi mental miskin

Kendati demikian, mental minta-minta bisa diatasi secara personal dengan membangun motivasi, kepercayaan diri, dan keterampilan.

Danti menekankan perlunya lingkungan yang suportif dan dukungan sosial untuk mengatasi kecenderungan ini.

Dalam hal ini, pemerintah bisa menyediakan panti sosial atau rumah singgah untuk saling berbagi. 

"Di rumah singgah, mereka bisa mendapatkan pelatihan, konseling, dan dukungan sosial dalam lingkungan yang aman," terang Danti.

Beberapa hal lain yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi mental minta-minta dalam masyarakat adalah: 

Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Orang Sulit Membuang Barang Lama Menurut Psikolog

1. Program pemberdayaan dan peningkatan keterampilan

Menurut Danti, memberikan uang secara terus-menerus justru hanya akan memperkuat mentalitas minta-minta.

Dengan begitu, solusi jangka panjang adalah memberdayakan mereka dengan keterampilan agar bisa mandiri.

2. Program pelatihan vokasional dan kewirausahaan

Dia melanjutkan, program pelatihan keterampilan kerja, seperti menjahit, pertukangan, memasak, atau memberi masyarakat alat praktis untuk menghasilkan uang secara mandiri.

"Program ini juga harus disertai dengan bimbingan kewirausahaan untuk membantu mereka memulai usaha kecil," tambah dia.

Baca juga: 4 Ciri Orang Antikritik Menurut Psikolog dan Cara Latih Diri agar Lebih Terbuka

3. Program literasi finansial

Ia juga menilai, pemahaman dasar tentang cara mengelola uang, menabung, dan berinvestasi adalah kunci mengatasi mentalitas miskin.

Karenanya, program ini bisa membantu mengubah cara pandang seseorang dalam melihat uang, yakni sebagai alat membangun masa depan, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat.

4. Akses ke lapangan kerja

Setelah memiliki keterampilan, Danti mengatakan bahwa masyarakat membutuhkan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan.

"Lembaga sosial atau pemerintah dapat berperan sebagai perantara untuk menghubungkan mereka dengan lowongan kerja yang sesuai," pungkas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi