KOMPAS.com - Menjelang penayangan pada 14 Agustus 2025, film animasi Merah Putih: One For All memicu diskusi publik yang luas.
Trailer yang dirilis di media sosial mendapat tanggapan beragam, dari kritik kualitas animasi hingga sorotan terhadap proses produksinya.
Baca juga: Film Merah Putih: One For All Tuai Kritik, Begini Penilaian Pengamat
Bahkan, film ini juga memicu reaksi dari sutradara terkenal Tanah Air yakni Hanung Bramantyo.
Sementara Merah Putih: One For All sudah ramai dibicarakan sejak beberapa hari terakhir, berikut 7 fakta mengenai film ini.
Trailer film viral karena kualitas animasinya
Trailer Merah Putih: One For All pertama kali dirilis oleh Perfiki Kreasindo melalui akun YouTube Perfiki TV.
Dalam waktu singkat, potongan video ini menyebar luas di media sosial, memicu diskusi panjang di kolom komentar. Banyak warganet membandingkan visual film ini dengan standar animasi lokal terkini.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (11/8/2025), banyak penonton menilai animasinya terlihat kaku dan jauh tertinggal dibanding film animasi populer lain seperti Jumbo (2025).
Unggahan di platform media sosial memuat cuplikan trailer ini disertai kritik langsung dari penonton yang kecewa.
Kritik ini muncul tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga ekspektasi publik terhadap film animasi nasional menjelang momen besar seperti HUT ke-80 RI.
Publik berharap kualitas visual dan teknis bisa sepadan dengan tema kebangsaan yang diangkat.
Baca juga: Sinopsi Film Animasi Merah Putih: One for All yang Tengah Ramai Diperbincangkan
Hanung Bramantyo turut mengkritik pedas
Salah satu komentar yang paling banyak disorot datang dari sutradara Hanung Bramantyo.
Melalui Instagram Story, Hanung mempertanyakan proses film ini mendapatkan tanggal tayang pada bulan Agustus, di tengah ketatnya antrean film nasional.
"Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang?" tulis Hanung, dikutip Kompas.com, Senin (11/8/2025).
Selain mempertanyakan jadwal tayang, Hanung juga menyentil kualitas yang dinilai kurang matang.
Komentar ini menambah sorotan publik, mengingat Hanung adalah salah satu sutradara ternama di Indonesia dengan pengalaman panjang di industri film.
Bagaimana standar biaya produksi film animasi?
Kemudian, Hanung Bramantyo turut membandingkan biaya produksi Merah Putih: One For All dengan standar industri animasi.
Menurutnya, produksi animasi berkualitas membutuhkan anggaran yang jauh lebih besar.
"FYI, budget pembuatan film animasi minimal di 30-40M di luar promosi. Dan dikerjakan dalam jangka waktu 4-5 tahun," tulis Hanung di akun Threads miliknya, dikutip dari Kompas.com, Senin (11/8/2025).
Ia menambahkan, dengan biaya di bawah Rp 7 miliar, hasil yang dicapai kemungkinan tidak akan maksimal.
"Biaya produksi yang hanya Rp 6 miliar hanya sampai tingkat kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator," jelasnya.
Berapa biaya produksi Merah Putih: One For All?
Film animasi ini disebut menghabiskan biaya produksi hingga Rp 6,7 miliar.
Jumlah ini terungkap bersamaan dengan informasi bahwa proses pengerjaannya berlangsung sangat singkat, yakni kurang dari dua bulan.
Durasi yang singkat memunculkan dugaan bahwa proyek ini dikebut untuk tayang bertepatan dengan perayaan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.
Hal ini menjadi salah satu poin yang paling banyak dibicarakan oleh publik dan pelaku industri.
Produser dan tim kreatif belum memberikan penjelasan rinci soal alasan pemilihan jadwal tayang yang berdekatan dengan momen kemerdekaan, meskipun mereka sudah merilis trailer jauh sebelum tanggal rilis.
Baca juga: 80 Link Twibbon HUT RI 2025 dan Ucapan Hari Kemerdekaan
Produser Merah Putih: One For All memberikan tanggapan
Toto Soegriwo, produser Merah Putih: One For All, memilih merespons kritik dengan nada sarkas melalui akun Instagram pribadinya.
"Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?" tulisnya.
Unggahan ini memancing reaksi beragam dari warganet.
Sebagian menilai tanggapan tersebut sebagai bentuk percaya diri, sementara yang lain menganggapnya sebagai reaksi defensif terhadap kritik yang berkembang.
Pernyataan Toto juga menggarisbawahi bahwa viralnya film ini, meskipun karena kritik, tetap membawa keuntungan dari sisi promosi.
Kemenkraf bantah membiayai film ini
Dugaan pendanaan pemerintah untuk Merah Putih: One For All muncul setelah publik menyoroti anggaran produksi dan momen penayangannya.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar memberikan klarifikasi terbuka.
"Namun kami tidak memberikan bantuan financial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tegas Irene melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, dikutip dari Kompas.com, Senin.
Ia menjelaskan, audiensi dengan tim produksi memang pernah dilakukan, tetapi sebatas memberi masukan teknis terkait cerita, karakter, dan trailer.
Lebih lanjut, Irene menekankan bahwa pertemuan seperti itu adalah hal biasa dalam mendukung insan kreatif.
Baca juga: Warganet Sebut Film Jumbo Tak Sesuai Rating SU karena Ada Adegan Mistis, Ini Kata LSF
Sinopis film Merah Putih: One For All
Film Merah Putih: One For All mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah yang tergabung dalam "Tim Merah Putih". Tiga hari sebelum upacara kemerdekaan 17 Agustus, mereka berjuang mencari bendera pusaka yang hilang.
Karakter anak-anak dalam film ini mewakili latar budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa. Cerita ini mengangkat tema kebangsaan, persatuan, dan keberagaman sebagai pesan utama.
Film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025, bertepatan dengan momen perayaan kemerdekaan.
(Sumber: Kompas.com/Revi C. Rantung, Ady Prawira Riandi, Disya Shaliha | Editor: Ira Gita Natalia Sembiring, Andi Muttya Keteng Pangerang)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.