KOMPAS.com - Fenomena black moon atau Bulan hitam disebut bakal muncul pada Sabtu (23/8/2025).
Black moon merupakan ketampakan bulan yang terlihat bercahaya dan seolah memancarkan warna hitam gelap.
Konsep black moon berasal dari lingkaran astrologi berabad-abad yang lalu untuk merujuk pada satelit Bumi yang sebenarnya bersembunyi dalam orbit di sekitar planet ini.
Dikutip dari dari IFL Science (4/8/2025), istilah Bulan hitam baru-baru ini diadopsi untuk menandai konsep serupa dengan Bulan biru atau blue moon.
Bulan biru dapat didefinisikan sebagai Bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender atau Bulan biru musiman (Bulan purnama ketiga dalam satu musim).
Demikian pula, Bulan hitam bulanan terjadi sekitar setiap 29 bulan dan musiman terjadi setiap 33 bulan.
Bulan hitam yang muncul pada 23 Agustus 2025 adalah musiman. Selanjutnya, tidak akan ada fenomena ini lagi hingga 2027.
Lantas, apakah fenomena ini bisa dilihat di Indonesia?
Baca juga: Rotasi Bumi Lebih Cepat pada 5 Agustus 2025, Pernah Terjadi Sebelumnya?
Bisakah dilihat di Indonesia?
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin mengonfirmasi adanya fenomena Bulan hitam atau black moon.
Meski demikian, black moon tidak ada kaitannya dengan warna hitam, tetapi hanya istilah penamaan.
Sayangnya, black moon tidak akan dapat diamati pada 23 Agustus 2025.
“Black moon tidak dapat diamati, karena Matahari berada di belakang Bulan. Black moon teramati hanya dalam kondisi gerhana Matahari,” kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Thomas menegaskan, dampak fenomena black moon sama dengan Bulan baru lainnya dan tidak berbahaya.
Baca juga: Tak Hanya Merusak, Badai Tropis Juga Memberi Manfaat bagi Bumi, Apa Saja?
Sebagai informasi, Bulan mengalami sejumlah fase dengan keseluruhan proses berlangsung sekitar sebulan.
Ketika sepenuhnya diterangi oleh sinar Matahari, fase itu dikenal sebagai Bulan purnama, yaitu ketika Bulan berada di sisi Bumi yang jauh dari Matahari.
Kebalikan fenomena Bulan purnama adalah Bulan baru, fase ketika Bulan lebih dekat ke Matahari, sehingga terlihat di langit pada siang hari.
Bulan mengelilingi Bumi 12,37 kali setiap tahun, sehingga beberapa tahun memiliki 12 Bulan baru. Pada tahun tertentu, hal ini bisa terjadi hingga 13 kali.
Dalam perkiraan yang lebih akurat, terdapat 235 Bulan baru dalam 19 tahun, sehingga tujuh tahun di antaranya akan memiliki satu Bulan baru tambahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.